24. Fascinated

71.7K 10.8K 1.2K
                                    

Jangan lupa vote dan wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

Upload 1 chapter saja untuk hari ☺️ yuk yang rajin vote dan komen supaya besok author double up 😘


Happy Reading...

𝓣𝓱𝓮  𝓕𝓪𝓽𝓮  𝓸𝓯  𝓘𝓻𝓲𝓷𝓪

Hector sedang termenung di kamarnya. Ia sedang menggali ingatannya dua tahun yang lalu. Saat perayaan 25 tahun ayahnya bertakhta, ia terlalu banyak menenggak alkohol hasil penyulingan. Itu karena permainan bodoh yang dilakukan rekan-rekannya.

Ingatannya begitu samar, ia keluar dari aula untuk buang air kecil. Saat akan kembali ke pesta, kepalanya terasa pening dan sebelum jatuh terjerembab ada sesosok wanita yang menahan tubuhnya.

Wanita itu memapahnya ke kamar. Disela langkah mereka, wanita itu mengeluarkan beberapa kalimat seperti mengajaknya berbicara. Dan ia tidak mampu mengingat apa yang dibicarakan. Tapi tunggu, ada kalimat yang sedikit ia ingat, yang dikatakan oleh wanita itu. "Kau terlalu banyak minum, Pangeran bodoh!"

Jantung Hector sedikit berdebar sekarang. Wanita itu tentu kepayahan menopang sebagian berat tubuhnya. Tubuhnya terhuyung hingga membuat wanita itu terpojok ke dinding. Lalu posisi bibirnya mendarat tulang selangka wanita itu. Dan entah apa yang terjadi dengan dirinya, ia tergoda untuk mencecap kulit yang sehalus pualam tersebut.

Wanita itu berusaha mendorongnya namun tenaga wanita itu tidak lebih kuat dari tenaga pria mabuk sepertinya. Jiwa kelakiannya menyeruak, membuat bibirnya mencecap seluruh inci leher tersebut kemudian terus merambat dan mempertemukan bibirnya dengan bibir wanita itu. Ia menyukai bibir itu. Rasanya manis seperti buah, teksturnya sungguh membuatnya terbuai dan ia semakin ingin mendesak masuk lidahnya agar dapat mengeksplorasi lebih jauh.

Dan ketika wanita itu berhasil mendorongnya hingga dirinya terjerambab, ia merapalkan banyak umpatan. Lalu untuk kejadian berikutnya ia tidak mengingatnya. Yang ia ingat setelahnya adalah, ia sudah berada di kamarnya, mual dan muntah hebat. Dengan mata meredup ia bertanya pada sosok yang sedang mengelap bibirnya dengan sapu tangan,

"Siapa kau?"

"Saya Ruby, Pangeran."

Hector termenung menatap sapu tangan yang tersulam nama 'Ruby' disudut bawahnya. Semenjak kejadian itu, ia memang tidak memastikan langsung pada Ruby, apakah ia mencium Ruby atau tidak. Walau dalam kondisi mabuk, tetap saja tindakannya itu tidak senonoh dan sebuah pemaksaan. Tentu dirinya malu untuk bertanya.

Namun ada yang janggal dan baru Hector sadari. Ruby tidak mungkin berkata lancang dengan memanggilnya 'Pangeran bodoh' dan hanya satu orang yang berani memanggilnya demikian, yaitu Irina. Pertemanannya dengan Irina memang sudah sedekat itu. Saat Irina jengkel padanya, dia akan mengatainya 'Pangeran bodoh'. Dan satu lagi yang seharusnya ia sadari dari dulu, jika wanita itu adalah Ruby mana mungkin membawanya ke kamar, dan mengetahui letak kamarnya.

Kenapa dengan dirinya? Memang kenapa jika yang ia cium adalah Irina? Bukankah ia mencintai Ruby setelah melihat kepribadian Ruby selama ini? Ya, ia hanya perlu berpikir demikian. Walau bibir itu manis dan membuai, itu tidak akan berpengaruh apapun atas perasaannya pada Ruby!

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang