*Membaca Al-Qur'an lebih utama*
"Abimu selalu menganggap kamu adalah penyebab kematian ummi mu kan?"
ASTAGA.... BAGAIMANA DOSEN IZRAIL YANG SIALNYA DUDA MENGGODA IMAN INI TAU?
***
Nabila menatap Dito syok. Ia tidak menyangka jika dosen Izrailnya ini tau, permasalahan dirinya dengan keluarganya. Bagaimana bisa? Dan sejak kapan Dito tau? Segala pertanyaan berkecamuk di otak Dito.
"Bapak nguping pembicaraan saya dengan Abi saya?"
Praduga ini lebih mungkin terjadi, karena Dito sudah dua kali memergokinya, dan terkahir di parkiran yang mungkin saja bisa di dengar Dito.
"Menurut kamu? Apa aku ada tampang suka nguping?"
"Ada," sahut Nabila dalam hati, namun yang terjadi ia hanya menggelengkan kepalanya pelan, bisa hilang nyawanya yang tinggal satu itu, kalau dirinya mengiyakan.
"Nah, itu tau, saya itu bukan tipikal orang yang suka nguping, cuma pendengaran saya itu tajam," ujar Dito tanpa beban.
"Itu sama aja, Bambang!" Lagi- lagi Nabila hanya bisa berujar di dalam hati, ia tidak ingin mencari masalah dengan dosennya ini, terlalu berbahaya.
Nabila hanya diam, tidak merespon sama sekali membuat Dito yang berada di depannya merasa sangat heran. Dito hanya menghela nafas pelan.
"Maaf kalau saya tau rahasia kamu," ujar Dito dengan pelan, ia merasa bersalah sebenarnya, tapi jika ditelisik lebih dalam, ini bukan kesalahannya, toh ia tidak sengaja mendengar.
"Bukan salah, Bapak."
Lalu keduanya hening, Nabila dengan pikirannya yang akan pulang ke mana? Dan tidur di mana? Karena jika ia memaksa pulang, yang ada akan menimbulkan perorangan antara dirinya dengan sang Abi. Sedangkan Dito sendiri, masih memikirkan kenapa Nabila harus memiliki hidup yang semengerikan itu?
"Emm... Pak, saya ijin pulang, mungkin saya akan menginap di rumah Niswah."
Dito melihat ke arah Nabila dengan alis terangkat, ia bertanya melalui tatapan matanya seolah tidak yakin dengan keputusan dari mahasiswinya itu.
"Saya ke sana aja, Pak. Saya akan menelpon Niswah terlebih dahulu." Nabila berlalu dari hadapan Dito karena tidak tahan dengan tatapan duda yang menggoda itu.
"Dan mengganggu malam pertama pengantin baru, maksud kamu?" Dito mendengus geli melihat tubuh Nabila yang menegang kaku, Nabil sendiri merutuki idenya yang ingin menelpon Niswah, untung saja dirinya belum menelpon, kan kasian pengantin baru harus diganggu oleh seorang jomblo abadi sepertinya.
"Bisa-bisa nilai kamu E langsung dibuat Hafidz. Tambah lagi, nyawa kamu ke saya kan tinggal satu. " Dito tersenyum misterius, membuat bulu kuduk Nabila meremang seketika. Dosen Izrail ini ternyata memiliki aura seperti iblis, apakah ia sebenarnya kloningan Rian? Jadi mereka ini satu ras, tapi berbeda takdir. Yang satu tetap menjadi iblis, yang satu lagi berkamuflase menjadi Izrail. Si pencabut nyawa.
"Malam ini kamu nginap aja di sini, kamar sebelah kosong, dulunya menjadi kamar saya dengan istri saya, tapi sekarang tidak," ujar Dito yang terdapat kegetiran di dalam hatinya.
Nabila merasa tidak enak, bagaimanapun dia adalah orang asing, dan diijinkan untuk memasuki kawasan pribadi milik dosennya ini?
"Beneran gak papa, pak? Kalau tidak saya bisa cari hotel sekitar sini, ada hotel di depan sana."
"Kamu mau ke hotel tempat prostitusi?"
Nabila terdiam, ia tidak menyangka ada hotel seperti itu.
"Lebih baik kamu nginap di sini saja. Setelah itu, baru kamu pulang."

YOU ARE READING
Dear, mas Duda
RomanceJatuh cinta dengan seorang pemuda yang mencintai sahabatnya sendiri, kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Menyerah atau berjuang? Di samping itu pula ada seorang duda yang merupakan dosennya sendiri yang ia juluki sebagai dosen Izrail yang mencint...