26. Wroth

71.5K 11.2K 1.4K
                                    

Jangan lupa vote dan wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Happy Reading...

𝓣𝓱𝓮 𝓕𝓪𝓽𝓮 𝓸𝓯 𝓘𝓻𝓲𝓷𝓪

Tidak ada cara lain untuk meningkatkan suhu tubuh Irina, selain cara yang di lakukannya sekarang. Yaitu dengan cara memindahkan panas tubuhnya ke tubuh Irina melalui sentuhan kulit. Helios sengaja membuka pakaian Irina, hanya menyisakan dalaman berbahan serat linen yang menutupi area intim Irina. Dirinya sendiri memilih menanggalkan keseluruhan pakaiannya.

Selimut tebal menyelimuti tubuh mereka berdua. Helios menjadikan lengannya sebagai bantal, sebagai penopang kepala Irina. Tubuh mereka saling berhadapan, dan Helios sengaja memeluk Irina dengan erat agar tidak tercipta jarak antara tubuh mereka. Tangannya yang berada dipunggung Irina terus bergerak mengusap-usap kulit dingin tersebut.

Helios berani bersumpah bahwa dirinya benar-benar ketakutan ketika denyut nadi Irina melemah dan napasnya semakin tidak teratur. Apalagi kondisi Irina seperti sekarang karena dirinya. Ia benar-benar takut dan cemas seandainya hipotermia ini membahayakan nyawa Irina.

Kebersamaan mereka selama ini membentuk banyak pemahaman. Karena sering menghabiskan waktu bersama, membuatnya mengerti dan memahami karakter dan kepribadian Irina. Ia menemukan berbagai sisi menarik yang membuat Irina tampak lebih istimewa di matanya.

Sekeras apapun menyangkal, ketertarikan ini bukan hanya sebatas rasa kagum. Helios baru sekali ini merasakannya, ketertarikannya pada Irina menjalar menjadi sebuah perasaan dan ia yakin, dirinya jatuh cinta pada Irina.

Dari setiap momen dan waktu yang mereka habiskan bersama, Helios juga merasakan yang namanya kenyamanan. Karena salah satu alasan utama seseorang jatuh cinta adalah merasa nyaman, bukan? Alasan lainnya, Irina adalah wanita yang penuh perhatian. Mungkin semua pria akan lemah jika di hadapkan dengan wanita yang tulus dan penuh perhatian, ia pun demikian.

Pada akhirnya ia menyerah dan terjatuh dalam pesona seorang Irina. Sesungguhnya, selama ini Helios mampu membentengi diri dengan baik agar tidak jatuh cinta. Alasannya tentu saja karena kutukan yang bersemayam di dirinya. Tapi apa mau dikata, perasaan dan ketertarikan ini datang tanpa bisa dicegah. Berbulan-bulan tinggal satu atap dengan wanita sesempurna Irina, merupakan sebuah ujian yang sangat berat.

"Sialan kau! Bisa-bisanya aku jatuh cinta pada wanita galak sepertimu." Helios menumpukan dagunya ke puncak kepala Irina, memeluk Irina semakin erat.

Lalu bagaimana dengan perasaan Irina padanya? Entahlah. Seandainya Irina memiliki perasaan yang sama dengannya, Helios pikir itu akan memperburuk keadaan. Jika sepasang manusia saling jatuh cinta, apalagi yang mereka harapkan selain menjalani komitmen pernikahan? Ia tidak ingin Irina berakhir seperti Alena. Mendapati kondisi Irina seperti sekarang saja membuatnya cemas setengah mati, apalagi melihat Irina pergi selama-lamanya akibat imbas kutukan tersebut.

"Cepatlah membaik." Helios mencium puncak kepala Irina. Situasi ini memang buruk namun berinteraksi non verbal, yaitu berpelukan seperti sekarang membuat hatinya menghangat.

Bohong jika ia mengatakan, keintiman ini tidak berdampak apapun. Tidak ada pria normal yang tidak berhasrat ketika berpelukan dengan wanita setengah telanjang. Apalagi wanita tersebut adalah Irina.

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang