Super Bass

1.9K 305 43
                                    








3 | Super Bass




"SUMPAH gue juga penasaran kalo Prof. Kakashi gak pake masker, katanya mukanya ganteng tapi katanya serem. Ada ya dosen tapi maniak make masker gitu. Aseli gak habis pikir." Ino mengoceh tentang betapa anehnya karakter salah satu dosen di kampus mereka, obrolan itu sudah menjadi keseharian mereka, betapa Sakura dan Ino terus mempertanyakan bentuk wajah Kakashi.

"Kata Sasuke, mungkin aja gigi Prof. Kakashi tonggos." Sakura menyahut.

"Kata Lee malah bibir Prof. Kakashi kayak Kendal Jenner." Ino membalas. Lalu keduanya cekikikan sambil melemparkan kentang karena merasa semakin konyol jika di bayangkan.

Hinata terkekeh sesekali dan hanya menyimak ketika obrolan itu sudah terlalu sering di jadikan topik, Sakura dan Ino juga sudah biasa untuk melakukan trik-trik aneh agar Profesor Kakashi bersedia membuka maskernya dan tentu saja trik yang diberikan Sakura dan Ino selalu gagal. Sakura semakin yakin jika masker bagi Prof. Kakashi adalah semacam jimat keberuntungan.

"Nat, tuh pangeran dingin lo." Ino menunjuk dengan dagu ketika melihat lelaki berperawakan tinggi yang tubuhnya terbungkus hoodie berwarna hijau salem tak lupa kacamata bergagang tebal bertengger di hidung mancungnya, Naruto memasuki kantin sendirian, dengan menentang I-pad yang masih dibungkus tasnya. Hinata seketika melebarkan senyumnya, Ino dan Sakura berdecak serempak. Betapa mereka sebenarnya bingung apa yang membuat Hinata begitu gencar mendekati si Uzumaki.

Hinata segera bangkit dari duduknya, gadis itu akan berjalan cepat menghampiri boneka besarnya. Sakura dan Ino memerhatikan dari tempat duduk ketika temannya yang berambut indigo itu mengapit tangan Naruto, menggiring lelaki itu untuk ikut bersamanya dan membeli makanan bersama.

"Naruto itu suka gak sih sama Hinata? Nurut aja gitu. Padahal tinggal usir aja, apa susahnya?" Ino memperhatikan.

"Lo tau sendiri kalo Naruto ngusir Hinata, yang adanya Hinata makin kayak cacing kepanasan." Sahut Sakura.

Hubungan Hinata dan Naruto itu seperti denial sekali untuk di definisikan, terkadang keduanya akur jika Hinata mengajak Naruto pergi dengan alasan belajar. Tetapi terkadang Naruto menarik diri, bersikap cuek meski tidak berarti benar-benar mengusir Hinata pergi. Tarik-ulur yang begitu Sakura dan Ino sadari, Hinata yang kerap sangat berusaha mendekati, mengecoh, mengusik dan menempel kemana-mana. Naruto akan diam dan menerima segala perhatian Hinata yang lebih sering terlihat seperti sebentuk penindasan.

"Tapi Naruto emang ganteng kalau aja gak make kacamata kemana-mana, jalan nunduk, maksudnya coba keliatan percaya diri gitu." Cetus Ino, yang rasanya ingin membuat Naruto tampak mencolok dengan gaya baru. Naruto seperti memiliki darah campuran, mata birunya itu jelas sekali menunjukkan jika lelaki itu bukan dari bagian  Asia.

Sakura mengangguk setuju. "Sasuke kan temennya Naruto,  Naruto itu emang love profile banget katanya, di apartemennya juga kebanyakan buku dan kebiasaan anehnya itu cocok tanam. Katanya nerapin slow-living gitu-gitu deh. Gue kurang paham pas Sasuke jelasin."

"Hinata tahu?" Ino bertanya.

"Tahu lah,  kan gue disuruh dia ngorek-ngorek kehidupan si Naruto dari Sasuke. Abisnya yang keliatan akrab banget sama Naruto, cuman Sasuke."

Ino mengangguk-angguk paham. "Emang agak beda sih, Naruto itu gue perhatiin. Cowok-cowok pada make mobil ke kampus, kalo Naruto cuman pake motor gede keluaran lama, itu juga klasik, katanya sering mogok. Pernah juga waktu itu Vespa, tapi udah jarang keliatan sih, udah mati kali Vespanya."

LOVE-HATE (COMISSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang