32. Be beloved

74.5K 12.1K 1.8K
                                    

Sesuai janji, ditambahin up 1 chapter lagi ☺️ belum sempet revisi, klo ada kesalahan dalam penulisan, mohon diingatkan 🙏🏻

Jangan lupa vote dan wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Happy Reading...

𝓣𝓱𝓮  𝓕𝓪𝓽𝓮  𝓸𝓯  𝓘𝓻𝓲𝓷𝓪

Hampir keseluruhan pohon yang di lalui Helios dan Irina berukuran raksasa. Tingginya mencapai 90 meter dan diameternya kurang lebih 17 meter. Ini merupakan hari ke-8 mereka berada di Ambrosia. Dan sejauh ini, keduanya belum bertemu hewan fantastis yang berada di tingkat tiga.

Namun, mereka sudah menjumpai beberapa hewan yang berada di tingkat dua. Ada laba-laba berwarna hitam legam, kadal berwarna hijau, lebah bertubuh kuning bercampur hitam, landak bertubuh hitam bercampur merah, anjing berwarna seperti api, kucing berbulu putih— semua hewan fantastis tersebut berukuran raksasa.

Sepertinya, hewan-hewan tersebut tertarik dengan Helios dan Irina. Tapi keduanya tidak berniat merapalkan mantra dan menantang hewan fantastis tingkat dua. Tujuan utama mereka adalah menemukan dan menjalin keterikatan dengan hewan tingkat tiga.

"Padahal Anjing dan Landak yang mengikutimu kemarin tidak buruk. Mereka berada di tingkat dua dan bisa menghasilkan api." Kata Irina disela langkah mereka.

"Aku akan menemui Anjing dan Landak itu lagi jika tidak bertemu Phoenix dan Salamander." Balas Helios menanggapi. Phoenix dan Salamander adalah hewan fantastis tingkat tiga yang memiliki elemen murni api sepertinya.

"Lagipula kau juga masih ingin menemukan Naga itu, dan waktu kita juga masih banyak." Imbuhnya.

"Jika Naga perak itu tidak berhasil kutemukan, hewan apa yang harus kupilih...?" Berbeda dengan Helios yang memiliki beberapa pilihan hewan yang mengandung unsur api, Irina sendiri hanya memiliki satu pilihan dan keberadaan Naga perak itu tentu tidak mudah ditemukan.

"Masih banyak hewan fantastis yang belum kita temui. Walau hanya cacing, cicak, ayam, atau hewan tingkat satu lainnya, mereka tetap menakjubkan dengan ukuran dan kekuatan mereka." Balas Helios.

Irina mengabaikan perkataan Helios barusan. "Kenapa tiba-tiba berkabut?" Seiring langkah mereka bergerak maju, kabut disana semakin pekat.

"Entah." Helios meraih tangan Irina, di genggamnya. Siapa tahu kabut ini pertanda buruk.

Keduanya tetap melangkah maju walau kabut pekat tersebut membuat jarak pandang mereka terbatas.

"Kau menggenggamku terlalu erat, Pangeran."

"Biar, lagipula tidak akan melukaimu. Aku menganggap, bergandengan tangan adalah cara ampuh untuk mengekspresikan perasaanku padamu. Ini juga merupakan sikap protektifku terhadapmu. Artinya, aku sangat peduli padamu dan ingin melindungimu." Helios bersungguh-sungguh dengan perkataannya.

"Tidak hanya sikapmu yang manis, bahkan tutur katamu semakin hari semakin manis." Balas Irina sambil tersenyum.

Kenyataannya, perlakukan kecil yang bersifat hangat ini membuat hati Irina membuncah dan rasanya memang lebih menenangkan ketika bergenggaman tangan seperti sekarang.

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang