CHAPTER 02- COTD

247 61 7
                                    

HAYUK NGE-VOTE! DAN KOMENTAR APA AJA DEH BEBAS:)

Nunggu 100 vote dulu baru lanjut update.

_....._......_....._

Pria itu. Dometrious Alveston Vortes, pelaku kedua yang membawa Dehan memasuki mansion Vortes--tempat sesungguhnya remaja itu berada.

Mutlak!

Tak-tak... suara sepatu pantofel sengaja ditekan guna menciptakan suara keras saat memasuki mansion. Marah? Maka jawabannya bukan. Pria itu dengan gaya berjalan tegak penuh wibawa sontak mengundang antensi para pekerja disana.

Melihat kedatangan anak tunggal Tuan besar mereka, Dometrious Richardson Vortes seperti membawa seseorang dalam gendongan yang sengaja ditekan didepan dada. Dan wajahnya? Tidak terlihat sama sekali mengingat Tuan mereka sengaja menutupinya dengan kemeja hitam.

Sadar jika dirinya tengah diperhatikan, Alveston semakin menutupi wajah adik barunya. Persetan dengan keadaan sang adik yang akan sesak napas atau penyebab lainnya. Toh, bukan kah adiknya itu tengah pingsan akibat ulahnya sebelumnya.

Alveston menghentikan langkah kaki nya. Tanpa menoleh, "Katakan selamat tinggal untuk kalian." Alveston tidak main-main dalam ucapnya.

Atmosfir diruangan tersebut sedetik kemudian berubah mencekam. Aura bicara yang keluar dari mulut Alveston sangat mengerikan. Walaupun hanya lima kata yang keluar bukan kah mengakibatkan nyawa mereka berada diujung tanduk.  Oh tidak!

Dengan serentak mereka membungkukkan tubuh 90° derajat dengan nada intonasi takut dan tubuh gemetar, mengatakan permintaan maaf atas kelancangan mereka berkali-kali.

Alveston diam-diam menyeringai tipis. kembali melangkah kan kakinya yang sempat tertunda beberapa detik sebelumnya.

Sepasang kaki nya mengarah ke ruangan kerja sang ayah.

Brak.. Suara dobrakan pintu terdengar keras. Sampai merusak engsel pintu yang sebelumnya terlihat bagus. Dan kini tak tau lagi dengan nasib engsel tersebut.

Alveston sengaja menendang pintu bercat abu-abu kehitamaan itu menggunakan tenaga kaki kanan nya.

"Anak dajjal." umpatan penuh kekesalan keluar dari mulut penghuni ruangan tersebut.

Alveston hanya beraksi senyum tipis, sangat tipis.

"Papa baru saja mengganti pintu itu yang sebelumnya kau rusak," Sabar, pria sedikit berkumis tipis itu membuang napas gusar. Netranya tiba-tiba jatuh saat mendapati gundukan besar dibalik kemeja sang anak.

"Tunggu!" Pria berusia empat puluh enam itu lantas berdiri dari kursi kerjaanya. Berjalan ke arah sang anak dengan menyimpan puluhan pertanyaan didalam otak nya.

"Aku telah mendapatkan nya. Terlalu mudah bukan." Alveston kini memperlihatan senyum kemenangan ke arah sang ayah.

"Berikan kepada papa!"

"Tidak.." Alveston bergerak sigap, menjauhkan tubuh adik barunya kala tangan sang papa akan merebutkan nya. Alhasil pria tua itu hanya berhasil mendapatkan kemeja Alveston.

"Alveston, cepat berikan." Dengan kesal pria tua itu membuang kemeja sang anak ke lantai.

Alveston lagi-lagi tersenyum. Ah bukan lebih tepatnya tersenyum miring.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CIRCLE OF TWO FATHER'S (TIDAK DILANJUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang