Hati (tak) Bertuan 14

199 35 6
                                    

Saat lihat notifikasi update bagaimana rasanya?😍

Kira-kira Bulan betah nggak ya tinggal di mertuanya?

Soalnya banyak tuh, menantu yang nggak akur sama mertua. 🤣🤣🤣

Maklum, sudah beda pemikiran. Jadi harus sama-sama saling memahami, mengerti. 🤧

Kalau begitu, yuks cuzz langsung kelanjutan ceritanya...😘

Im

***

Jika sarapan bersama merupakan hal indah bagi Bhumi dan Bulan serta mentari putrinya di akhir Minggu, maka pagi ini sedikit berbeda. Ada tambahan anggota keluarga di ruang makan dengan meja bulat berbahan marmer tebal dan besar itu.

Ada mama Bhumi yang tengah tampak sumringah menyambut sarapannya pagi ini.

Namun tidak dengan Bulan. Nafsu makannya sama sekali hilang. Yang ada hanya rasa bingung dan kikuk berada di kursi meja makan mewah yang baru pertama kali ia duduki.

Mentari sudah mengoleskan rotinya dengan selai coklat dan menggigitnya dengan tenang. Bhumi tengah menyeruput kopi dari cangkir putih yang Bulan sajikan tadi. Mama mertuanya telah duduk menyuap bubur dengan tangan kirinya.secara perlahan.

Beberapa kali Bulan menawarkan diri menyuapinya, namun ditolak. Mama mertuanya beralasan bahwa dia masih bisa melakukannya sendiri. Itung-itung melemaskan syarafnya, katanya.

Dan kini Bulan diam di depan piringnya yang terdapat selembar roti gandum yang belum diolesi apapun di atasnya.

"Mau menu lainnya, Bun? Biar Bu Hani buat nasi goreng kalau bunda nggak mau roti." Tanya Bhumi yang sejak tadi memerhatikan diamnya Bulan dan tak menyentuh makannya.

Bulan tersenyum malu dan menggeleng. Lalu bergerak mengambil selembar roti itu dan mengolesinya dengan selai nanas. Susah payah dia mengunyah dan menelan roti yang teksturnya lebih padat dari roti putih ini. Tangannya mengambil gelas berisikan air hangat yang tadi ia siapkan khusus untuknya. Matanya mengedar melihat ruang makan yang bergabung dengan ruang keluarga dengan berbagai sofa dan meja. Juga sebuah televisi besar dan beberapa guci yang Bulan tau sudah ada sejak dulu. Tak berubah.

Jika dihitung dari waktu kepergiannya, maka pastilah itu sudah sangat lama. Namun mengapa sepertinya rumah ini tak direnovasi sama sekali.

Bentuk bangunannya masih bagus dan kokoh, memang. Namun bangunan lama tetaplah bangunan lama. Ada beberapa yang seharusnya di perbaiki. Seperti retakan dinding di dekat jendela besar di samping ruang televisi yang menghadap ke taman samping itu misalkan. Cat dinding ini masih putih, namun sepertinya telah lama tak di perbarui.

Seingatnya, dulu cat rumah akan rutin diperbarui setahun sekali. Bersamaan dengan mengganti gorden dan mengecat pintu dan jendela.

Juga rumput halaman di rumah ini yang tak pernah tinggi dan rutin dipangkas seminggu sekali dengan mesin pemotong rumput. Tidak menunggu hingga meninggi seperti ilalang seperti yang ia lihat kemarin saat memasuki hunian ini. Entah hari ini, sebab Bulan belum keluar ke.halaman sama sekali sejak kemarin. Kecanggungan memerangkap ya untuk terus berada di dalam rumah bahkan hanya di dalam kamar Mentari.

"Biar saya saja, ibu. Sudah tugas saya." Asisten rumah tangga yang Bukan kenal bernama Hani mengambil alih mengumpulkan piring bekas sarapan mereka. Juga mangkok bekas bubur Sanga ibu mertua.

"Nggak papa saya bantu, Bu Hani. Saya sudah biasa kok cuci piring." Jawab bulan dan mulai mengumpulkan gelas serta cangkir.

"Bun, biar Bu Hani menyelesaikan pekerjaannya. Kamu pasti masih lelah sebab perjalanan jauh dan menata baju semalam." Ucap Bhumi yang berniat melarang Bulan mengerjakan pekerjaan rumah. Bagaimanapun, Bulan masuk ke rumah ini sebagai istrinya.

Hati (Tak) Bertuan (On Going 2x seminggu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang