34. Sulking

76.9K 11.7K 1.9K
                                    

Selamat malam 😗

Btw, makasih untuk yang sudah komen dan spam next dichapter sebelumnya. Maaf gabisa balas satu-satu 🙏🏻

Cuma 1 chapter tapi super panjang >2000 kata.

Jangan lupa vote dan wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Happy Reading...

𝓣𝓱𝓮  𝓕𝓪𝓽𝓮  𝓸𝓯  𝓘𝓻𝓲𝓷𝓪

Helios dan Irina berada di dekat aliran sungai. Sudah beberapa hari ini keduanya tidak menelusuri hutan. Keduanya memilih bermeditasi untuk memaksimalkan energi, atau berlatih seperti sekarang.

"Kunci utama dalam pengendalian udara adalah konsentrasi dan visualisasi. Pengendalian elemen udara sama halnya seperti memainkan udara hanya dengan kekuatan pikiran. Udara adalah kumpulan atom yang memiliki kerapatan rendah sehingga membentuk wujud gas. Tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan ketika molekul gas bersentuhan dengan molekul tubuh kita." Panjang lebar Helios menjelaskan tentang elemen udara.

"Sekarang rasakan lingkungan sekitar dan fokus pada angin. Visualisasikan nyata dari udara itu sendiri." Titah Helios yang langsung di turuti oleh Irina.

"Kau sudah bisa merasakannya, Irina?" Tanya Helios setelah beberapa menit berselang.

Irina mengangguk dengan mata terpejam. Ia merasakan angin menabrak tubuhnya lalu seolah masuk ke dalam tubuhnya. Lantas membuka mata, memfokuskan sejumlah aliran angin di satu tempat.

"Ada tiga faktor yang harus kau perhatikan dalam pengendalian udara, yaitu tekanan, temperatur, dan kerapatan udara di suatu tempat. Tiga faktor tersebut menentukan kemana arah udara bergerak. Udara yang bergerak disebut angin, biasanya bergerak dari tekanan atau temperatur atau kerapatan tinggi ke tekanan atau temperatur atau kerapatan rendah. Dengan memperhatikan faktor itu, kau bisa memanipulasi energi sehingga dapat menggerakkan udara." Ujar Helios seraya mengamati angin yang sedikit demi sedikit dikumpulkan Irina ke satu tempat.

Irina terlihat serius, ia menciptakan sebuah pusaran angin kecil. Pusaran angin tersebut bergerak perlahan selaras dengan gerakan tangan Irina.

"Mungkin kau akan dapat menggerakkan udara namun sulit untuk menghentikannya. Atau kau mampu menghentikan udara tapi gagal untuk membuatnya bergerak lagi. Yang kau butuhkan hanyalah fokus dan merasa terhubung dengan elemen udara." Titah Helios setengah memberi masukan.

Irina melirik Helios yang fokus mengamati pusaran angin yang ia ciptakan. Lantas merapalkan mantra, menggerakkan pusaran angin tersebut ke arah Helios. Irina melakukannya dalam gerakan cepat.

Mata Helios melebar atas tindakan Irina, belum sempat ia menghindar atau membuat perisai, pusaran angin tersebut menghantam dirinya. Itu memang hanya pusaran angin kecil namun tetap saja berdampak. Helios termundur beberapa langkah kemudian jatuh dalam posisi yang tidak etis yaitu terjengkang.

Helios bangkit kemudian merapikan pakaian serta rambutnya, seraya menatap Irina yang kini berwajah datar. "Tidak cukup mendiamkanku berhari-hari, sekarang kau juga menyakiti fisikku."

Begitulah kenyataannya, Irina mendiamkannya setelah pertemuan mereka dengan makhluk Agávi. Irina hanya akan berbicara singkat atau seperlunya saja. Wanita berusia 23 tahun tersebut benar-benar menjengkelkan saat merajuk.

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang