DESTINY 11

100 14 5
                                    

*****

Dokter mengeluarkan perintah bahwa Chanyeol harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit karena gizi dan asupan Chanyeol benar-benar buruk, dan Chanyeol tidak bisa mengelak karena dokter akan mengadukannya pada kakek Chanyeol yang juga seorang pemilik rumah sakit tempat Chanyeol di rawat.

Yifan juga dilarang masuk oleh Chanyeol. Beberapa kali Yifan mencoba untuk masuk dan bicara dengan Chanyeol, Yifan selalu gagal. Chanyeol benar-benar berusaha keras untuk melarangnya masuk dan bicara.

Dan terakhir tentang kondisi terbaru Chanyeol. Chanyeol jadi lebih banyak melamun dan bahkan tidak banyak makan dan itu membuat Jaehyun jadi frustrasi, bahkan ia kehilangan akal untuk memaksa Chanyeol supaya banyak makan.

"Tidak habis lagi?"

"Aku tidak selera"

Jaehyun menghela napasnya, "Katakan apa yang ingin kau makan sekarang?"

"Tidak ada"

"Chanyeol!"

Emosi Jaehyun meledak setelah dipendam beberapa hari ini.

"Aku tahu kau depresi dengan semua situasi yang terjadi saat ini, tapi yang kau lakukan dengan mogok makan ini tidak benar sama sekali! Kau ingin menghukum dirimu karena perbuatanmu? Silakan! Hukum dirimu sendiri! Tapi jangan membawa calon janin yang tidak bersalah di perutmu ikut merasakan dampaknya! Kau sendiri yang bilang kalau kau tidak tega menggugurkannya kan? Tapi dari semua gelagatmu ini kau seperti ingin menggugurkannya!"

Jaehyun meraup banyak oksigen. Bisa terhitung dengan jari berapa kali Jaehyun marah pada Chanyeol, sangat-sangat jarang. Tapi justru itu yang ditakutkan oleh Chanyeol. Saat Jaehyun marah, sudah pasti karena ia melakukan kesalahan yang fatal seperti saat ini.

"Kau ingin dia hilang? Ayo, kita hilangkan dia! Itu yang kau mau kan? Sebelum dia semakin tumbuh, dan rasa bersalah semakin besar, ayo kita hilangkan dia!"

"Aku bahkan akan cari dokter-

"Jangan!"

"Jae.. Jangan" kata Chanyeol lagi. Akhirnya air mata yang tertahan itu tumpah dengan bebas dari mata bulat Chanyeol. Untungnya ruang inap Chanyeol dilindungi peredam suara, sehingga sekeras apa pun raungan dan tangis Chanyeol tidak akan terdengar sampai ke luar kamar.

Chanyeol menangis dengan sangat keras, semua emosi, lelah, rasa bersalah akhirnya keluar melalui tangisan pilu Chanyeol.

Jaehyun pun mau tak mau ikut merasa bersalah karena memprovokasi Chanyeol dengan kalimat yang paling jahat. Jaehyun pun hanya bisa memeluk Chanyeol tanpa suara. Ya hanya itu yang Jaehyun lakukan, karena terkadang kalimat 'Semua akan baik-baik saja' tidak selamanya akan membuat semuanya menjadi benar-benar baik.

"Sudah, jangan menangis lagi. Chanyeol, kau tidak sendiri. Ada aku yang akan menemanimu. Sudah cukup menangisnya sekarang ayo makan. Menangis juga perlu tenaga" kata Jaehyun.

"Tapi aku benar-benar tidak selera makan Jae..."

"Tidak masalah, cukup makan semampumu saja. Maaf sudah membentakmu ya"

Chanyeol mengangguk, dan akhirnya menerima suapan dari Jaehyun. Dan Chanyeol hanya sanggup dengan 5 suapan saja, setelah itu ia meminta agar tidur.

"Aku ada di sini Chan... kita akan lewati semuanya bersama seperti yang selalu kita lakukan"

*****

"Sudah cari cara supaya aku bisa bertemu dengannya?"

"Maaf Tuan, tapi sistem keamanan rumah sakit Park Group benar-benar ketat. Kami kesulitan dapat cela"

DESTINY [END!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang