36. Dráken

69.8K 12.1K 2.8K
                                    

Jangan lupa vote dan wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2000 kata.


Happy Reading...

𝓣𝓱𝓮  𝓕𝓪𝓽𝓮  𝓸𝓯  𝓘𝓻𝓲𝓷𝓪

Helios tersenyum puas melihat kekalahan Phoenix. Hewan fantastis berbulu menyerupai api tersebut, bangkit dari posisinya kemudian terbang mendekat ke arah Helios. Sejenak, keduanya hanya saling bertatapan. Burung raksasa itu menghilang begitu saja usai mengeluarkan suara yang melengking.

Helios menoleh ke kanan dan kiri, Apakah ia berhasil menjalin ikatan dengan Phoenix? Lantas menurunkan pandangan, mengamati seluruh bagian tubuhnya. Kenapa tidak ada gambar? Padahal jika berhasil, hewan fantastis akan menandai tubuh pemiliknya berupa gambar yang serupa dengan tato. Sama halnya dengan gambar kodok kuning yang berada di jidat Pedro.

Helios meraba-raba wajahnya, ia ingin sekali bercermin sekarang. Kemudian menyingsingkan celana panjangnya, barangkali gambar tersebut ada di kakinya. Ia cukup cemas karena tidak menemukan gambar Phoenix di tubuhnya. Tidak lucu jika gambar tersebut berada di jidat seperti gambar yang didapatkan Pedro. Atau jangan-jangan di bagian intim seperti di pantat misalnya? Padahal hilangnya Phoenix dari hadapannya, menandakan jika dirinya berhasil menjalin ikatan. Lalu dimana letak tanda tersebut?

Irina mendekat ke arah Helios dengan ekspresi riang dan wajah takjub. Ia menatap punggung Helios yang tergambar tubuh Phoenix. Gambar itu tampak nyata dan indah, melekat kuat di kulit punggung Helios.

"Kau berhasil menjalin ikatan dengan Phoenix, Pangeran." Tangan Irina terulur meraba punggung Helios.

Seketika Helios menoleh ke punggungnya. Jadi tanda itu di punggungnya? Wajah Helios terlihat masam. "Sialan burung itu, kenapa gambarnya sebesar ini!?" Bahkan Helios bisa melihatnya walau tanpa cermin. Gambar semacam tato ini benar-benar memenuhi seluruh punggungnya.

"Gambar ini membuat punggungmu terlihat keren." Jujur Irina mengutarakan pendapatnya.

Helios membalikkan badan dan menatap Irina. "Oh ya? Kau menyukainya, Irina?" Karena pujian Irina, ia benar-benar merasa keren sekarang.

"Tentu saja! Selamat atas keberhasilanmu." Irina memeluk Helios.

Pun Helios mengusap-usap punggung Irina, membalas pelukan tersebut. "Ini semua berkat kau."

"Aku iri denganmu. Bagaimana jika aku gagal?" Irina sedikit tidak percaya diri dengan kemampuannya.

"Tidak masalah jika kau gagal. Masih ada lele listrik dan belut listrik yang menantimu." Helios terkekeh sendiri atas ucapannya barusan.

Irina mendengus kesal atas gurauan Helios barusan. Lantas mengurai pelukan mereka, kemudian mengamati tubuh Helios yang terdapat beberapa luka setelah pertarungannya dengan Phoenix.

"Luka yang kudapat tidak seberapa di banding rambutku yang terbakar." Keluh Helios seraya menunjukkan rambutnya.

Irina tertawa kecil setelah melihat bentuk rambut Helios, "Kau bisa memangkasnya."

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang