13. kebenaran.

977 117 5
                                    


ARSHAKA

"Kamu berhak bahagia."

Sekarang ini Arshaka dan juga keluarganya sedang ada dirumah milik Arshaka.

Mereka sudah duduk di ruang tamu dan mereka sedang menunggu ibu cici.

"Arsha siapa yang datang?" Tanya Ibu cici tanpa melihat kearah mereka karena ia sedang menggendong Baby ken.

Rosella dan Arga melihat ibu cici dengan kaget.

"Kak Alluna!" Ucap Rosella dengan mata yang berkaca-kaca kepada ibu cici.

Ibu cici menatap mereka dan seketika matanya melebar menatap mereka tidak percaya.

"Rosella." Gumam Ibu Cici sambil menatap Rosella, walaupun ibu Cici merasa kaget namun ia masih berjalan mendekat dan duduk di samping Arshaka.

Arshaka menatap ibu cici dan sang bunda secara bergantian dengan bingung sama halnya dengan Rashaka.

Baby Zen di berikan kepada Arshaka.

Rosella mendekat kearah Ibu cici dan dia langsung memeluk ibu cici dengan erat sambil menangis.

"Kak, hiks kakak kemana ajaa? Aku rindu tau sama kakak. Terus kenapa kakak harus sembunyikan diri kakak sendiri sih." Ucap Rosella sambil menangis memeluk ibu cici.

Ibu cici membalas pelukan Rosella dan menepuk pelan punggung Rosella.

"Maafin kakak ya, kakak udah ninggalin kalian berdua dan kakak malah bersembunyi dari kalian dengan waktu yang sangat lama." Ucap Ibu cici dengan lembut.

"Ayah ada apa ini? Kami tidak mengerti." Tanya Rashaka kepada Agra yang ada disampingnya dengan berbisik.

"Sebentar lagi kalian akan tahu ceritanya boy." Jawab Agra pelan dengan wajah datar kepada sang anak.

Arshaka hanya diam menatap semua orang yang ada diruang tamu dengan pandangan rumit.

"Apa lagi ini?!" Pikir Arshaka berkecamuk, bingung akan semuanya yang sekarang ia alami.

"Bu, bun, yah. Bisa jelaskan kenapa kalian saling mengenal? Kami berdua sangat bingung disini." Ucap Arshaka kepada kedua orangtuanya dan juga ibu cici.

"Baiklah." Ucap Ibu cici sambil menatap dua bocah kembar itu.

Arga dan Rosella juga ikut mendengarkan cerita Calluna atau ibu cici.

"Sebenernya ibu memiliki nama Asli Calluna putri akantha, ibu dari keluarga akantha dan ibu adalah kakak dari ibu kalian berdua dan juga kakak dari paman Damian." Lanjut Calluna kepada kedua bacah kembar itu.

"Tapi kenapa ibu merubah nama ibu menjadi ibu cici?" Tanya Arshaka.

"Dulu ibu memiliki seorang suami yang sangat ibu cintai namun Tuhan seperti menginginkan suami ibu untuk berada disisinya, suami ibu mengalami kecelakaan saat diperjalanan pulang dan membuat ia meninggal dunia."

"Ibu sangat terpuruk setelah kejadian itu, ibu berpikir bahwa sebaiknya ibu sembunyi dari dunia sementara waktu untuk mengikhlaskan kepergian suami ibu. Ibu tinggal dirumah yang sangat sederhana, tempat tinggal kita dulu."

"Ibu baru saja tinggal satu bulan disana dan ibu juga mendengar kabar dari tangan kanan ibu bahwa Rosella melahirkan anak kembar, ibu ikut senang atas kabar itu walaupun ibu tak melihat wajah kalian berdua."

"Namun tiba-tiba saat ibu akan mematikan lampu di ruang tamu, ibu mendengar suara bayi menangis. Ibu membuka pintu dan ternyata bener bahwa di depan rumah ibu sudah ada bayi yang menangis kedinginan."

"Ibu langsung menggendong bayi itu dan bertanya-tanya siapa yang membuang bayi seimut ini di depan rumah ibu. " Ucap Calluna.

"Kak kami tidak membuang anak kita sendiri, waktu itu ada seorang pelayan yang berhianat dan membawa kabur Arshaka." Ucap Arga tidak terima dituduh membuang anaknya sendiri.

"Saya tau Arga. Untung saja pelayan yang berhianat tersebut membawa kalung milikmu yang sama dengan kembaranmu dan pelayan tersebut masih berbaik hati meninggalkanmu di depan rumah ibu, bagaimana jadinya jika pelayan itu tidak memiliki hati nurani sudah dipastikan bahwa Arshaka tidak akan hidup seperti sekarang."

"Ibu memutuskan untuk merawatmu dan keberadaan kita berdua hanya diketahui oleh tangan kanan ibu. Karena di lingkungan tersebut hanya ada rumah ibu, anak-anak yang sekarang ini bersama ibu juga sama seperti mu di letakan begitu saja didepan rumah. Walaupun beberapa dari mereka yatim piatu, tentunya anak-anak disini ibu tau semua informasi mereka dari keluarga mana saja dan kenapa membuang anak-anak itu. "

"Sejak saat itulah ibu tidak merasa kesepian lagi dan sudah mengikhlaskan kepergian suami ibu." Jelas Calluna dengan panjang lebar kepada mereka semuanya.

"Kami sudah mencari kakak kemana-mana loh kak tapi tidak ada hasilnya dan kami kira kakak pergi keluar negri." Ucap Rosella.

"Jadi intinya ibu cici adalah kakaknya bunda." Ucap Arshaka menyimpulkan cerita Calluna atau ibu cici.

"Iyaa kesimpulannya emang gitu." Jawab Calluna atau ibu cici kepada Arshaka.

"Kak gimana kalo kakak tinggal lagi dikeluarga Akantha?" Tanya Rosella berharap sang kakak bisa kembali ke keluarga akantha.

"Maaf Rosella, kakak akan tetap tinggal disini bersama anak-anak kakak." Jawab Calluna sambil tersenyum menatap baby Zen.

"Baiklah aku tidak bisa memaksa kehendak kakak." Ucap Rosella sambil tersenyum.

"Kamu bisa ikut orangtua kamu sha, tenang saja kamu bisa datang kesini kapanpun kamu mau karena rumah ini milikmu." Ucap Calluna sambil tersenyum kepada Arshaka.

Arshaka tersenyum kecil dan kemudian mengangguk sebagai jawaban.

"Ya shaka bakal ikut bunda sama ayah, tapi shaka bakal kesini tiap hari buat ngeliat adek-adek shaka." Ucap Arshaka sambil tersenyum kecil menatap baby Zen dan yang lainnya secara bergantian.

"Yey! Kak shaka bakal tinggal sama Rasha terus!" Ucap Rashaka dengan senang sambil memeluk sang kakak kembar dari samping.

"Iya"

Orangtua mereka dan juga Calluna menatap mereka berdua sambil tersenyum.

"Akhirnya keluarga mereka kembali utuh." Pikir Calluna sambil tersenyum.

***


Vote and komen.

Bye

ARSHAKAOnde histórias criam vida. Descubra agora