37. Restless

66.9K 10.7K 617
                                    

Selamat malam 😗

Btw, makasih untuk yang sudah komen dan spam next dichapter sebelumnya. Maaf gabisa balas satu-satu 🙏🏻

Double up nih 🤩 Jangan lupa vote dan wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Happy Reading...

𝓣𝓱𝓮  𝓕𝓪𝓽𝓮  𝓸𝓯  𝓘𝓻𝓲𝓷𝓪

Helios dan Irina berada di rumah yang mereka tempati di dimensi ini. Rumah ini kosong saat mereka tiba. Mungkin Penyihir Agung sedang melatih Hector, begitulah pikir Helios.

Irina datang membawa wadah berisi air hangat dan kain. Lantas mendudukkan diri di samping Helios. Irina sendiri tidak mendapatkan satu lukapun, berbeda dengan Helios. Pria ini sempat bergulung-gulung di tanah karena menghindari serangan Phoenix. Hal tersebut menimbulkan beberapa luka baik akibat goresan batu ataupun luka bakar karena terkena api.

"Kau memang istri yang baik." Kata Helios kepada Irina yang sekarang sedang membersihkan lukanya.

Irina tersenyum sekilas. "Istri?" Ulangnya.

"Ya. Beginilah gambaran kita nanti setelah menikah." Walau tidak yakin, entah mengapa Helios membayangkan masa depannya dengan Irina.

"Aku berpikir, ini bukan pertama kalinya kau menjalin hubungan dengan wanita." Ujar Irina di sela kegiatannya. Saat ini ia sedang membersihkan luka di lengan atas Helios.

"Kenapa kau berpikir seperti itu?" Helios menatap Irina, namun lawan bicaranya terlihat sibuk dengan lukanya.

"Sikapmu mudah membuat hati wanita melemah, seolah kau sudah berpengalaman menerbangkan wanita ke awan dengan perlakuan hangatmu. Mulutmu sungguh manis, seolah sudah terbiasa merayu wanita dengan bualanmu."

"Berbicara tentang cinta memang tidak ada habisnya, Irina. Sebab, perasaan cinta hanya bisa diketahui oleh diri sendiri. Aku memiliki pola tertentu dan sikap yang berbeda saat jatuh cinta denganmu. Sikapku merupakan tanda bahwa dirimu spesial di mataku. Bukan berarti sebelumnya aku memiliki banyak pengalaman dengan wanita lain." Panjang lebar Helios menanggapi perkataan Irina barusan.

Perkataan Irina sebelumnya tidaklah serius. Ia tidak menuduh, tapi hanya ingin mendengar jawaban dari Helios. "Kupikir kau pria berkharisma dan penuh wibawa karena aku jarang melihatmu bertingkah konyol seperti saat bersamaku." Cibir Irina kemudian.

Begitulah menurut pandangan Irina. Semenjak Helios menyatakan cinta padanya, tingkah pria itu sering membuatnya geleng-geleng kepala. Terkadang terlihat manja dan jangan lupakan mulutnya yang sungguh cerewet. Sungguh berbeda dengan Helios yang dulu, tepatnya dulu ketika mereka belum bersama seperti sekarang.

Helios tersenyum mendengarnya. Padahal itu merupakan perangai aslinya saat di muka publik. Ia hanya terbuka dan cukup cerewet saat bersama keluarganya atau orang terdekatnya, termasuk Irina tentunya.

"Itu bukan konyol, Irina. Namun antusias dan bersemangat. Perasaan bahagia saat jatuh cinta denganmu, membuatku menjadi lebih antusias dan bersemangat. Aku hanya mengekspresikan perasaan bahagia tersebut dengan membuka diriku selebar-lebarnya ketika bersamamu."

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang