38. Apology

71.5K 11.2K 1.7K
                                    

Jangan lupa vote dan wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 1900 kata.



"Kalau yang itu lobak, Pangeran." Kata Irina seraya menunjuk sayuran yang ia maksud.

"Irina, tiba-tiba aku merindukan sup daging sapi lobak buatanmu." Ujar Hector yang mengingat masa lalunya dengan Irina.

Irina hanya menanggapi dengan senyuman yang cukup kaku. Kenapa sebenarnya pria ini? Saat ia menunjukkan wortel, Hector berkata merindukan donat wortel buatannya. Saat ia menunjukkan buah mangga, Hector berkata merindukan puding mangga buatannya. Saat ia menunjukkan buah raspberry, Hector berkata merindukan kue raspberry buatannya. Memang aneh!

"Saat mencoba resep masakan baru, kau selalu mengirim makanan padaku untuk sekedar meminta pendapatku mengenai hasil masakanmu." Lanjut Hector.

"Ah, Anda masih ingat rupanya...." Irina sungguh bingung harus menanggapi bagaimana lagi.

"Aku sudah bilang untuk tidak berkata formal, Irina." Ini ketiga kalinya Hector memperingatkan. Kesopanan Irina terasa aneh baginya.

"Baik." Balas Irina pada pria yang memiliki rambut berwarna putih tersebut.

"Irina, aku ingin meminta maaf padamu." Hector menoleh pada Irina saat berkata.

"Oh, mengenai tuduhanmu waktu itu? Yang menuduhku menarik ulurmu? Sudah kubilang aku tidak akan mengganggu hubunganmu lagi dengan Ruby. Jadi tidak perlu meminta maaf." Irina membahas pertemuan mereka yang terakhir kalinya.

"Bukan perihal itu yang aku maksud. Aku ingin meminta maaf karena selama ini sudah berperilaku buruk padamu. Bahkan aku sering menyakiti hatimu melalui perkataanku. Kau pasti sangat kecewa padaku...?"

Irina diam sejenak untuk berpikir. Hector meminta maaf mengenai hal itu? Kenapa Hector merasa perlu meminta maaf? Sungguh aneh.

"Aku sudah memaklumi sikapmu. Tidak seharusnya aku terlalu ambisius, agresif, terkesan memaksakan perasaanku padahal kau sendiri sudah memberikan kode penolakan padaku." Irina cukup sadar diri atas perilakunya di masa lalu. Karena memang tidak seharusnya ia bersikap demikian.

"Aku juga bersalah karena sudah mengganggu hubunganmu dengan Ruby. Aku yang bersalah dan tidak tau diri. Jadi tidak perlu meminta maaf." Lanjutnya.

Irina menatap langit, "Sudah petang, Pangeran. Sebaiknya kita pulang." Lantas berlalu dari sana.

Hector melangkah lebar mengejar kepergian Irina. "Aku yang bersalah dalam hal ini, Irina. Seharusnya aku memikirkan hubungan baik kita di masa lalu. Namun dua tahun ini aku justru selalu menyakiti hatimu melalui sikapku."

"Sikapku yang terlalu agresif yang membuatmu kehilangan respek. Aku yakin tingkahku membuatmu ngeri dan tidak nyaman, wajar jika kau memperlakukanku seperti yang sudah-sudah." Balas Irina di sela langkahnya.

"Kenapa kau selalu menyalahkan dirimu sendiri? Itu bukan sifatmu. Jika kau merasa benar maka kau akan berjuang agar sesuai dengan yang kau harapkan, bukan? Jadi semua ini salahku."

"Karena aku salah maka dari itu aku tidak berjuang."

"Irina! Yang kemarin kau lakukan itu namanya berjuang. Kau hanya berjuang agar aku kembali lagi padamu. Namun aku justru memandangmu dari sisi negatifmu. Aku melupakan kebersamaan kita begitu saja. Selama ini sikapku benar-benar menyakitimu, bukan?"

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang