18

2.5K 251 8
                                    

       Ohm menghela napas, Ia semakin yakin kalau Nanon sedang menjaga jarak dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


       Ohm menghela napas, Ia semakin yakin kalau Nanon sedang menjaga jarak dengannya. Dari cara Nanon membalas pesan saja sudah jelas. Kelas saat ini sedang kosong hingga Ohm bisa bermain ponsel dengan leluasa. Love yang semula sedang sibuk merangkum sadar kalau Ohm dari tadi hanya fokus pada ponselnya.

       "Rangkum woi, Jangan HP mulu lo. Ntar giliran ngga punya rangkuman lo ngemis ngemis ke gue minta fotoin rangkuman." Tegur Love. Ohm hanya berdecak tanpa menuruti perintah Love.

       "Muka lo sepet banget gue liat liat. Ada masalah apa sih?" Love bertanya.
       "Dari kemaren kemaren Nanon kaya ngejauhin gue. Gue ada bikin salah ke dia kali ya, Tapi berulang kali gue mikirin ini, Gue ngga tau apa salah gue."

       Alis Love bertaut. Ia mencoba mengingat apakah ada sikap maupun perkataan Ohm yang membuat Nanon tersinggung.

       "Kayanya terakhir kita main bareng semua baik baik aja deh. Emang kenapa kok lo bisa ngerasa kalo Nanon ngejauhin lo?"

       "Kemaren gue main ke rumah sakit, dia bilang kepalanya pusing dan langsung tidur."
      
       "Bisa aja kan Nanon pusing beneran? Dia kan lagi sakit."

       Love tak mengerti, Membedakan orang yang benar benar tertidur dan pura pura tidur itu adalah hal yang mudah.

       "Selain itu Nanon juga kaya ogah ogahan gitu bales chat gue."

       "Yaelah Ohm apa sih yang lo harepin dari chat Nanon? Dia mah emang gitu. Mau bales chat aja udah untung. Noh, DM gue udah 3 bulan dianggurin, Ngga dibuka sama sekali. Kan Nanon pernah bilang, Kalo ada yang penting mending telepon langsung aja."

       "Beda Love, Nanon tuh ngejauh dari gue, Gue yakin banget."
       "Kalo lo seyakin itu, Coba pulang sekolah lo datengin rumah Nanon dan tanyain yang sejelas jelasnya. Kalo gini lo jatuhnya kaya berburuk sangka."

       Ohm mengangguk, Ucapan Love memang benar. Ia tak bisa hanya menduga duga melalui sikap Nanon. Sebab suasana hati Nanon mudah berubah, Hal itu juga mempengaruhi perilakunya.

***

       "Love, Kamu liat Ohm ngga?" Love menoleh dan melihat Prigkhing berdiri di belakangnya. Gadis itu mencari keberadaan Ohm.

       "Dia udah pergi tadi, Mau ke rumah Nanon, Ada yang mau diurus katanya." Jawab Love. Ia kemudian pergi, Meninggalkan Prigkhing dengan wajah masamnya.

       Sementara itu orang yang sedang dicari oleh Prigkhing saat ini tengah berada di toko buah. Ia membeli sekantong apel untuk dibawa ke rumah Nanon.

       Setelah membayar, Ohm segera bergegas pergi menuju rumah sahabatnya itu. Disana Ohm melihat Nanon sedang menemani Mbak Jen merajut di teras rumah.

       "Halo Mas Ohm, Sendirian lagi mas? Love nya ngga diajak?" Ucap Mbak Jen.

       "Iya nih mba, Sengaja kesini sendirian. Lo pulang jam berapa Non?"

       "Jam 8 tadi. Mbak Jen, Ini benangnya butuh berapa gulungan lagi?"

       Ohm menggigit bibir bawahnya. Nanon lebih memilih untuk berbicara dengan Mbak Jen daripada dengannya. Mbak Jen sendiri sadar ada yang aneh dengan tingkah anak bos nya itu. Ia menoleh ke arah Ohm dan mengangguk kecil.

       "Mas Nanon, Mbak Jen ke belakang dulu ya, Mbak lupa lagi rebus air tadi." Mbak Jen berbohong. Ia hanya ingin memberi ruang dan waktu untuk Ohm berbicara dengan Nanon.

       Setelah Mbak Jen pergi, Ohm duduk di samping Nanon. Rasanya sangat tidak nyaman berada di dekat Nanon namun hanya saling membisu. Ohm berdehem untuk memecah keheningan.

       "Lo marah ya Non sama gue?" Tanya Ohm. Ia akhirnya mengeluarkan sesuatu yang beberapa hari terakhir mengganjal di pikiran.

       "Marah? Marah kenapa?"
       "Lo belakangan ini kaya nyuekin gue, Gue ngga tau kesalahan apa yang gue perbuat ke lo tapi kalo emang gue salah, Gue minta maaf. Ngga papa kok kalo lo mau marah, Ngomel ngomel, Bentak bentak gue. Yang penting jangan diem kaya gini Non, Gue takut banget kalo lo udah marah gini."

       Sebenarnya Nanon tak tega mendengar nada bicara Ohm yang terkesan memelas. Namun ia harus tegas terhadap Ohm dan dirinya sendiri agar tidak menyakiti perasaan Prigkhing.

       "Gue jahat ngga kalo gue minta lo buat ngga sering sering kesini?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Nanon.

       "Kenapa? Lo ngga suka gue main ke rumah lo? Atau ada tindakan gue yang kurang pantes ya Non?"

       "Ngga, Gue cuma mau lo lebih banyak abisin waktu bareng Prigkhing."
       "Prigkhing ngga keberatan kok kalo gue main kesini."

       "Lo yakin Prigkhing ngga keberatan? Ya oke kalo lo mikir gitu. Tapi semakin sering lo kesini semakin besar rasa cemburu Prigkhing ke gue. Hari itu Prigkhing ngomong ke gue kalo dia takut kita lebih dari temen. Dia cemburu sama gue, Ohm. Gue ngga mau dipandang sebagai perusak hubungan orang. Gue udah cape sama penyakit gue, Gue cuma mau hidup tenang. Kalo pertemanan kita ngelukain hati pacar lo, Mending kita berhenti berteman aja."

       "Non ayo dong, Gue ngga bisa berhenti temenan sama lo. Kita semua tau kalo gue udah pacaran sama Prigkhing dan lo suka sama Love. Ngga ada yang perlu di khawatirin, Diantara kita ngga ada yang gay."

       Mata Nanon berkaca kaca. Ia menyunggingkan senyum kekecewaan. Bagaimana bisa Ohm berpikir kalau Nanon mencintai Love sementara pada kenyataannya orang yang Nanon cintai adalah dirinya sendiri.

       "Lo sesayang itu kan sama pacar lo? Kalo gitu lo harusnya jaga perasaan dia. Lo jauhin hal hal yang bisa bikin fisik dan hati Prigkhing terluka." Ujar Nanon. Ia mengemasi benang benang wol yang tadi digunakan Mbak Jen untuk merajut.

       "Mending lo sekarang pulang, Gue mau istirahat."

       Ohm membeku, Ia tak menyangka keputusannya untuk berbicara dengan Nanon justru berakhir runyam.

       Nanon masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Ia tak membiarkan Ohm masuk ke dalam. Sementara itu Mbak Jen baru selesai membuat minum untuk Ohm.

       "Loh? Kok pintunya ditutup? Itu Mas Ohm nya belum pulang loh Mas."
       "Biarin aja mbak, Bentar lagi juga pulang." Tukas Nanon sembari berjalan menuju kamarnya. Ia kemudian menutup pintu kamar rapat rapat.

       "Pasti berantem lagi..." Gumam Mbak Jen.

Sambil nunggu update jgn lupa vote yaaa

AKU TAK SETEGAR KARANG ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang