The New Person pt 2

1.4K 94 10
                                    

Ali sedang berada di depan sebuah gedung putih yang penduduk sagaras sebut sebagai rumah sakit. Dibanding rumah sakit, bangunan tersebut lebih cocok disebut setelah bola raksasa berwarna putih karena bentuknya. Ia telah membicarakan dengan ibu dan Paman Ben untuk memulihkan kembali kekuatannya. Ini salah satu alasan Ia menetap di Sagaras, jika ada yang bisa mengembalikan kembali kekuatannya yang terhapus maka itu hanya teknologi sagaras.

Ali masih berdiri di sana karena tak melihat satu pun bagian bangunan itu yang seperti pintu. Di sisi-sisinya hanya terdapat kotak-kotak monitor kecil yang Ali tak tahu fungsinya apa. Ini bukan pertama kalinya, berada di klan tersebut membuat Ali seperti orang bodoh.

Tiba-tiba seorang penduduk klan sagaras muncul tak jauh darinya, Ali yakin orang itu menggunakan kapsul transparan. Tanpa memperdulikan keberadaan Ali, orang itu berjalan menuju salah satu monitor kecil, menunjukkan wajahnya pada monitor itu dan perlahan tubuh itu menghilang.

Mengikuti teladan orang tadi, Ali juga berjalan menuju monitor menunjukkan wajahnya, Tertulis di monitor 'Ali-Putra Kstaria No.1'. Ali tak merasakan apapa hingga Ia menyadari dirinya sudah berdiri di sebuah bilik transparan, tak lagi di luar gedung. Bilik itu mengeluarkan cahaya biru lembut, seakan menscan tubuh Ali mulai dari kepala hingga ujung kaki lalu cahaya tersebut berubah menjadi merah seakan ada yang salah pada tubuhnya.

Bilik itu kemudian terbuka, menampilkan sebuah ruangan masih bernuangsa putih namun penuh dengan peralatan, sebagian Ali kenali sebagai peralatan yang sering Ia lihat di laboratorium bumi, namun lebih banyak peralatan yang tak Ia kenali. Dua robot terlihat sedang menganalisa sesuatu.

"Hei, ada yang bisa ku bantu?" terlihat seorang gadis cantik, umurnya takkan jauh dari Ali, berambut pirang dengan mata hitam pekat - sambil tersenyum berjalan mendekat. Sejenak Ali tertegun hingga tak mendengar pertanyaan gadis tersebut.

"Ah kau Ali-putra ksatria No. 1. Aku sudah menerima laporannya. Mari aku antarkan ke dokter Mur" Tanpa meminta persetujuan Ali, gadis itu berbalik berjalan.

"Aku Ana, asisten dokter Mur. Beliau pasti sangat senang menemuimu, sudah 15 tahun sejak Ia menerima kasus special dan kau beruntung beliau memang sedang istirahat"

Ali tak punya kata-kata untuk menanggapi, maka Ia hanya diam hingga mereka sampai di depan sebuah ruangan.

"Masuklah" Ana berucap lalu berbalik berjalan pergi.

Ali pikir akan menemui teknologi pintu yang lain lagi, tapi ternyata itu hanya pintu biasa. Ali masuk dan langsung disuguhi dengan pemandangan yang tak asing untuknya, ini sangat mirip dengan ruang kerja Enter, hanya dipenuhi dengan teknologi yang lebih modern.

Tak ada seoarang pun di sana hingga tepat depan Ali muncul setitik benda yang perlahan membentuk sesosok tubuh. Ali menahan nafas, menyaksikan proses tersebut.

"Ah kau pasti Ali. Ben sudah menghubungiku. Masuklah ke sana" Tanpa basa basi, dokter tersebut menunjuk bilik kaca persis yang dimasuki Ali di pintu masuk. Ali tak banyak bertanya, pikirannya masih terngiang dengan proses teleportase yang Ia saksikan tadi. Proses scannya sama hanya pada akhir scan tidak ada cahaya merah.

Ali keluar bilik, mendekati dokter mur yang kini sedang memutar sebuah hologram besar yang Ali yakini sebagai hasil scan tadi.

"Aku belum pernah menyaksikan struktur seperti ini. Jelas sebelumnya kau memiliki beberapa campuran gen, disini masih terlihat posisi gen-gen yang dihilangkan namun yang membuatnya special ada beberapa gen yang posisinya benar-benar tak natural, seakan gen tersebut sengaja ditambahkan setelah strukturnya sempurna" Dokter Mur menjelaskan sambil menunjuk posisi struktural DNA yang kosong "Katakan apa yang kau lakukan pada tubuhmu?" Dokter tersebut menatap Ali.

"Aku menyuntikkan DNA kedua temanku yang memiliki kekuatan klan bulan dan matahari. Namun seseorang petarung klan bernama Lumpu berhasil menghapusnya juga seluruh kekuatasn ceros ku"

"Hm ini benar-benar menarik. Apa kau tak tahu bahwa kau bisa saja mati jika DNA itu tak bisa beradaptasi dengan tubuhmu. Aku tak tahu, kau ini kelewat cerdas atau sebaliknya. Tak pernah ada orang yang mengambil resiko itu"

"Jadi bagaimana apa kau bisa mengembalikan kekuatanku?"

"Aku mungkin bisa mengembalikan kekuatan cerosmu, tapi aku tak janji untuk kekuatan yang kau tambahkan itu, kami tak memiliki referensinya. Untuk gen ceros, aku bisa mempelajari gen ayahmu. Seharusnya takkan berbeda" Ali tertegun sejenak saat Dokter Mur mengungkit tentang ayahnya. Jadi dokter ini yang juga menangani ayahnya. Pikir Ali.

"Apa ada lagi?"

"Eh, apa sudah selesai?"

"Aku akan memanggil mu kalau ada pemeriksaan lanjutan. Sekarang keluarlah" Dokter Mur berucap, otomatis pintu ruangannya terbuka, seakan juga menyuruh Ali untuk keluar. Sebenarnya Ali sudah terbiasa dengan sikap jutek seperti ini tapi entah kenapa Ia tetap merasa kesal.

Ali hanya mendengus dan berjalan keluar yang langsung disambut dengan senyuman Ana.

"Aku akan mengantarmu keluar" Ali tak menanggapi. Bahkan senyuman Ana, tak berhasil menghilangkan rasa kesal Ali.

****

"Siapa yang sedang kau perhatikan, Raib atau Seli?" Dan terlalu fokus sampai tidak menyadari, kaptain basket sekolah-Rony telah duduk di sampingnya

"Siapa yang memperhatikan mereka?" Dan mengelak "Yang rambut panjang atau pendek?" Rony tak menyerah.

"Kalau yang rambut panjang berarti sainganmu berat"

"Saingan?"

"Ah Dia pindah sekolah sebelum kau masuk. Namanya Ali, dia dulu sebagai shooter di tim kita sebelum kau masuk. Raib dan Ali sangat dekat, walau mereka bertiga bersahabat, semua orang tahu kalau Ali lebih dekat dengan Raib"

"Dia pindah kemana?"

"Tak ada yang tahu, tapi gosipnya Raib sampai murung berminggu-minggu. Mungkin sekolah baru Ali sangat jauh"

.....

"Tapi tenang saja, itu berarti kau punya kesempatan" Rony menepuk-nepuk pundak Dan, menyemangati.

Sebenarnya Rony bisa mengerti. Menurutnya, Raib adalah siswa yang paling cantik di sekolahnya, wajahnya selalu bersinar dan rambut panjangnya selalu terlihat cantik. Rony bohong jika bilang Ia tak tertarik, beberapa teman angkatannya juga mengagumi Raib. Namun, keberadaan Ali di samping Raib seakan menegaskan bahwa gadis itu sudah ada yang punya, ditambah Raib juga cukup jutek dengan siswa laki-laki lain dan benar-benar hanya bergaul dengan Ali.

Namanya Ali ya. Ucap Dan dalam hati.

TBC

After SagarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang