43. Anxiety

66.9K 9.9K 1.7K
                                    

Malam 🤩
Tidak lupa author ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote, komen atau spam next dichapter sebelumnya. Maaf gabisa balas satu-satu 🙏🏻

Super panjang > 2400 kata. Jangan lupa vote dan wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Happy Reading...

𝓣𝓱𝓮 𝓕𝓪𝓽𝓮 𝓸𝓯 𝓘𝓻𝓲𝓷𝓪

"Ada sesuatu yang penting, Ruby? Kenapa kau menemuiku kemari?" Tanya Hector karena tidak biasanya Ruby berkunjung ke Istana tanpa ia yang membawanya kemari.

Keduanya duduk di dekat danau, mengobrol disana.

"Kata ibu, kau ke rumah tadi pagi? Maaf, aku sedang ke pasar saat kau berkunjung."

"Tidak perlu minta maaf. Kedatanganku hanya untuk mengantarkan makanan untuk Irina. Aku berpikir, mungkin saja Irina bosan dengan makanan yang ada di dimensi."

Seketika wajah Ruby berubah mendung. Ia mengira, kedatangan Hector seperti biasa untuk menemuinya. Dan ketika dirinya melirik raut wajah pria di sampingnya, wajah Hector seolah biasa saja. Apa Hector tidak sadar jika perkataan barusan meremukkan hatinya?

"Pangeran, bagaimana bisa hubunganmu dengan Irina tiba-tiba membaik? Ini terasa aneh bagiku." Tanya Ruby langsung pada intinya.

Hector memusatkan perhatian pada Ruby. "Aneh?"

"Benar. Dulu kau membenci Irina karena sikapnya. Aku hanya penasaran apa yang membuatmu berubah secepat ini." Ruby tidak menyangka pertanyaannya barusan memancing emosi Hector.

"Lebih tepatnya, aku sedang memperbaiki kesalahanku. Aku akan menceritakan kebenaran ini padamu, Ruby."

Entah mengapa jantung Ruby berdebar kuat. "Kebenaran apa maksudmu, Pangeran?"

"Hancurnya hubunganku dengan Irina serta perilaku negatif Irina yang sudah-sudah, itu semua karena diriku. Aku yang menyebabkan Irina berubah. Irina tidak salah, Irina hanya cemburu dengan kedekatan kita dan....,"

Ruby menyela perkataan Hector, "Jadi menurutmu, perilaku buruk Irina padaku adalah tindakan yang dibenarkan?"

"Bukan begitu maksudku, tapi Irina tidak sepenuhnya bersalah. Irina tidak akan seperti itu jika tidak ada pemicunya." Balas Hector menanggapi.

"Katakan lebih jelas, Pangeran. Pemicu apa maksudmu? Dan kenapa kau harus merasa bersalah?" Cecar Ruby masih tetap dengan nada lembutnya.

"Dua tahun yang lalu...malam saat aku mabuk, saat dimana kau di kamarku untuk pertama kalinya, apa kau ingat?"

Ruby mengangguk sebagai jawaban.

"Aku sudah melakukan pemaksaan pada Irina." Hector meralat ucapannya, "Maksudku, aku sudah mencumbu Irina dengan paksa. Dan aku pikir wanita itu bukan Irina tapi kau. Karena aku mengira itu kau, setelah malam itu aku ingin mengenalmu lebih dekat. Aku menjalin keakraban denganmu supaya kau tidak terluka dan mengira kalau aku ini hanya pria brengsek yang akan mengabaikanmu setelah perbuatan tidak senonohku."

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin