16."cindi menyesal...maafin cindi"

9 3 1
                                    

Happy reading

Banu,tak ambil pusing!ia masuk ke mobil,membiarkan cindi menangis memukul-mukul kaca mobil

Melesakkan mobil dengan kecepatan pelan,sesekali melihat kebelakang di mana cindi masih menangis,dengan berat hati Banu memberhentikan laju mobilnya,berfikir sejenak

Apa salahnya,untuk memperbaiki semua,agar Bian bisa merasa senang,lagian Banu juga gak tega melihat seorang gadis menangis

Jangan heran,Banu tak pernah membuat seorang gadis menjatuhkan air matanya,apa lagi jika alasan wanita menangis itu karna nya,jangan kan gadis teman kampus nya,mama nya saja tak pernah menangis untuknya selain menangis bahagia

Akhirnya Banu memundurkan mobilnya,dan mempersilahkan cindi masuk,tak ada pembicaraan saat menuju ke rumah sakit

>>•<<

"Bang Aris,apa aku sudah bole pulang?"tanya Bian yang masih di temani oleh Aris dan yoga

"Bian...kamu harus sembuh dulu...kamu belum boleh pulang Bian"ucap yoga

"Tapi aku gak bakal sembuh bang,kalau pun aku sembuh,itu bukan sembuh di dunia,melainkan di surga"ucap Bian membuat yoga bungkam seribu bahasa

Benar kata Bian,kalau pun bisa di obati,itu sudah telat,tak ada lagi waktu untuk melakukan kemo,jika hal itu di lakukan sama saja,bukannya malah membaik tapi itu akan semakin memburuk

Penyakit Bian benar-benar sudah parah,sulit untuk menyembuhkannya,karna sudah terlambat,jika saja Bian mau melakukan kemo waktu itu,pasti semua tak akan jadi seperti ini

"Ini membosan kan"celutuk Bian

>>•<<

"Kamu udah berapa lama kenal Bian?"tanya Banu membuka suara

Cindi beralih memandang mas Banu,sebab ia bingung harus menjawab apa?

"Eum..aku sama Bian udah kenal sejak 2 tahun lalu"ucap cindi dan akhirnya memilih kembali melihat keluar jendela mobil

"2 tahun?kok mas gak pernah tau?"tanya Banu lagi

Bagaimana mau tau,Banu saja selama 8 tahun tak pernah dekat dengan Bian ada ada saja

Hal itu juga yang membuat cindi mengingat hari-hari yang pernah mereka lewati,Bian pernah bercerita soal keluarganya

Ya Bian pernah bilang kalau mas Banu membencinya hanya karna sebuah kecelakaan,dan Banu semakin membenci Bian Karna Bian membunuh mama juga

"Eumm..bukannya mas membenci Bian?"tanya cindi

Degh....jantung Banu seperti berhenti berdetak,itu benar,selama ini Banu membenci Bian

"Kau tidak tau apa-apa,jangan ikut campur "ucap Banu sedikit kesal

Seketika kembali hening,tak ada pembicaraan dari Banu atau pun cindi


>>•<<

Ceklek
Pintu terbuka menampilkan tubuh kekar mas Banu,mas Banu masuk dengan tangannya yang menggantung koper,dan disusul seorang gadis di sana

"Bian maaf,mas sedikit lama,tadi agak macet di jalan"ucap Banu

Bian tak merespon,dia malah menatap datar kearah cindi,hal itu juga yang membuat Banu juga mengikuti arah mata Bian

"Bian mas keluar sebentar ya,kamu di sini dulu"ucap Banu pada Bian lalu pergi keluar

Di ruangan itu hanya ada cindi dan Bian,tak ada yang membuka suara,Bian bahkan melihat keluar jendela,sedangkan cindi masih memandang alat-alat di tangan Bian

Dear Albian✓[END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant