Bagian 30

210 8 0
                                    

Setelah kejadian itu gara memilih untuk membawa anjani kembali masuk ke dalam apartemen mereka, di sana masih sangat terlihat anjani sangat ketakutan mengumpatkan wajahnya tepat di dada bidang gara, Laki-laki itu paham dengan keadaan anjani sekarang, gara benar-benar merasa tidak keberatan dengan anjani yang bersikap seperti itu, gara juga tak tinggal diam, ia juga ikut menenangkan wanita itu agak suasana nya lebih santai dan tenang, ia terus menerus menusap usap punggung wanita itu dengan lembut, anjani sangat nyaman berada di dekat gara, ia merasa sangat aman tanpa adanya ancaman satu pun saat sedang berduaan dengan gara di apartemen itu.

Namun beberapa menit kemudian anjani pun mulai menampakkan wajahnya, di sana gara tersenyum senang menatap anjani lalu membelai rambut panjang dan lembut milih wanita itu. Anjani juga berusaha menghapus air matanya yang masih terus menetes ke pipinya, tanpa berbicara satu patah kata pun, gara mengecup kening anjani dengan lembut. Kecupan itu cukup lama di kening anjani, namun setelah kecupan itu tidak lagi ada di kening nya, anjani tampak sedikit kecewa namun tidak ia tampakkan di depan gara.

"Lu udah gapapa hem? Kalo mau nangis iya gapapa nangis aja, gak ada yang larang orang lagi sedih buat nangis" kata gara dengan suara yang lembut

Anjani menggeleng pelan lalu memegang kedua tangan gara "a-aku udah ngga sedih kok, aku cuman kecewa aja terus bingung. Kenapa banyak yang jahat sama aku padahal aku gak jahat sama mereka"

"Hem, anjani anjani, kejahatan itu di mana aja anjani. Mangkanya lu juga jangan terlalu baik dan lugu ke orang lain" kata gara

Wanita itu menghela nafasnya dengan perlahan "ohiya kita gak jadi pergi? Kita pergi sekarang aja yuk, soalnya takutnya nanti kesiangan panas, kamu jadi kan nemenin aku?"

"Ya jadi lah, kenapa harus gak jadi anjani, lucu banget si lu. Udah tenang aja pokoknya hari ini gw ada buat lu" kata gara dengan yakin

Namun setelah laki-laki itu mengatakan hal yang cukup meyakinkan kepada anjani, Tiba-tiba ponselnya berbunyi di sana tanpa banyak berfikir panjang gara segera mengangkat sambungan telfon tersebut, panggilan itu dari asisten nya di kantor, namun gara juga agak merasa sangat ganjal pasalnya laki-laki itu sudah meminta asisten nya untuk mengosongkan semua jadwalnya untuk hari ini, karena gara akan menemani anjani seharian hari ini.

"Hallo ada apa ya??" tanya gara kepada asisten nya itu

Dengan sigap asisten nya itu segera menjawab "hallo pak maaf menganggu waktu liburan nya pak, tapi hari ini klien kita yang dari singapur mengajak untuk bertemu di hari ini, saya sudah bilang kalau pertemuan nya di ubah saja jadwal nya jadi besok, akan tetapi mereka tidak mau. Mereka mau nya hari ini, apakah bapak bisa segera datang ke kantor hari ini?? "

"Kamu ini gimana si! Kan saya sudah bilang kalo hari ini saya minta semua jadwal di kosongin, masa kamu gak bisa bujuk mereka buat bikin pertemuan besok aja," balas gara dengan nada sedikit kesal

Asisten itu merendahkan suaranya "maaf Pak tapi mereka sangat memaksa untuk mengadakan pertemuan hari ini, kami juga sudah memaksa mereka untuk mengadakan pertemuan besok, mau tidak mau bapak harus datang hari ini ke kantor untuk bertemu dengan mereka pak"

"Huhh! Yaudah saya segera kesana! Tunggu saja sampai saya datang!" balas gara yang langsung mematikan ponselnya lalu melempar ke sembarang tempat

Anjani yang melihat gara sangat kesal saat mengangkat telfon tersebut, dengan penuh hati-hati, anjani pun mulai mendekati gara lalu mengelus-elus pipi gara dengan lembut, di sana gara langsung menatap anjani dengan ekspresi rasa bersalah, namun anjani malah membalas nya dengan senyuman manis. Wanita itu mengangguk lalu kembali memeluk gara.

"Kalo hari ini gw gak jadi nemenin lu gapapa kan? Lu gak marah? Ada klien yang ajak gw ketemu hari ini, gw gak bisa batalin pertemuan gw sama mereka, jadi boleh gw pergi?" ucap gara dengan sangat hati-hati

ANGGARA RAYNOR [COMPLETE]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz