Bagian 31

118 9 0
                                    

"udah jam berapa ini hem?? kenapa baru pulang anjani fariska?? udah gak mau nurut sama peraturan yang gw buat?? gw izinin lu pergi, tapi sebelum gw pulang lu udah harus ada di rumah! kenapa pula nya malah larut malam?!!" tanya gara dengan penuh emosi yang membara

anjani tampak ketakutan sampai-sampai tidak berani menatap ke arah wajah gara, anjani tau kalau dirinya salah, namun apakah anjani akan tau kalau gara akan pulang lebih cepat, biasanya juga anjani selalu di rumah menunggu laki-laki itu sampai larut malam, bahkan gara sering sekali tidak pulang ke apartemen, jadi anjani sampai harus tidur di sofa. Dengan penuh keberanian anjani mulai mendekati gara lalu menjatuhkan tubuhnya ke lantai untuk memohon permintaan maaf karena anjani selalu melanggar apapun aturan yang gara berikan.

"anjani minta maaf kalau udah ngelanggar apa yang kamu perintahin, cuman boleh gak kalo kamu emang mau aku pulang sebelum kamu pulang, sebaiknya kamu chat aku aja biar aku tau kalo kamu mau pulang" jelas anjani dengan hati-hati

di sana gara seketika membulatkan matanya terkejut dengan jawaban wanita itu, bahkan gara malah merasa semakin bersalah karena setelah wanita itu pulang gara langsung memarahinya dan memberikan pertannyaan-pertanyaan yang membuat wanita itu ketakutan dan bimbang untuk menjawab pertanyaannya, tanpa banyak berbasa-basi gara langsung menarik wanita itu untuk berdiri di hadapannya, anjani hanya bisa menuruti laki-laki yang ada di hadapannya itu, jujur gara malah kagum melihat anjani yang sangat cantik menggunakan gaun bunga-bunga milik wanita itu.

"naik" kata gara sambil menepuk-nepuk kedua pahanya

seketika pipi anjani memerah "g-gara? maksud gara anjani mau di pangku sama gara?? ihh emang anjani anak kecil apa di pangku kaya gitu, ngga mau ah anjani"

"naik ke atas pangkuan saya anjani fariska" ucap gara kali ini nada nya terdengar lebih tegas dari biasannya

tida bisa berbuat apa apa, anjani pun naik ke atas pangkuan gara, di sana anjani berusaha menutupi wajahnya di depan laki-laki itu. Namun dengan cepat gara menepis kedua tangan anjani yang berusaha menutupi wajah cantik wanita itu. setelah itu mereka saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. Jujur saja anjani saat ini ingin sekali kabur ke kamar dan mengunci pintunya agar gara tidak menghampirinya kembali.

"jadi? bisa kasih tau alasannya kenapa kamu gak pernah kasih tau tanggal tahun hari kamu ulang tahun anjani?? kamu memang sengaja gak mau aku tau tentang kamu??" tanya gara dengan tatapan mengintimidasi mengarah ke anjani

wanita itu dengan cepat menggeleng tidak setuju dengan perkataan gara "ihhh ngga bukan itu kok maksudnya anjani, sebenenya anjani mau kasih tau gara dari jauh-jauh hari cuman akhir-akhir ini gara keliatan sibuk dan stres sama kerjaan atau tugas tugas sekolah, jadi anjani gak mau ganggu gara dulu sampe nunggu waktu gara senggang"

"sorry kalo kemaren-maren gw sibu" balas gara dengan nada sedikit sendu

tak mau melihat laki-laki itu bersedih anjani mengelus pelan rambut gara "iyah gapapah kok, gara gausah ngerasa bersalah kaya gitu, anjani juga salah harusnya anjani kasih tau dari awal ke gara heheheh"

"udah udah gausah di bahas lagi!"

"iyah gara anjani minta maaf lagi ya heheheh"

"gausah minta maaf,lu gak punya salah sebanyak itu kok"

"iyah anjani ngerti"

"lu udah makan?? kalo belom keluar cari makan"

"ngga ngga, anjani udah makan tadi sama sania"

jawab anjani malah membuat gara mengangkat alisnya sebelah lalu melempar tatapan tajam ke arah anjani, di sana anjani malah menatap polos ke arah gara sambil menggigit bibir bawahnya. tiba-tiba tanpa di beri aba-aba, gara mengeluarkan kotak kecil berwarna biru dongker yang terlihat elegan, laki-laki itu langsung memberikan kotak itu kepada anjani, namun refleks anjani langsung mengembalikan kotak kecil itu. Tatapan gara semakin tajam karena ia merasa anjani tidak menyukai apa yang ia berikan.

ANGGARA RAYNOR [COMPLETE]Where stories live. Discover now