16. Bergerak sendiri

1.1K 162 59
                                    

Amarahnya akan mematikan apapun yang ada didepannya.
Diamnya akan menghancurkan segalanya. .

Brak!

Ketiganya melompat dari jendela ruangan yang lumanyan tinggi. Jevo merasa sedikit kesakitan karena salah memberikan tumpuan.

"Lo gapapa Jev?"

"Gapapa"

Gio dan Jerry membantu Jevo bangkit. Mereka segera sembunyi ketika cahaya senter itu masuk dari jendela luar ruangan.

"Anjingg dah tu satpam.." gerutu Jerry yang segera memakai topi hoodienya.

"Perasaan orang deh dia.."

"Bodo lah Gi! Mending lo hajar tu satpam biar gak keliling terus"

Jevo yang kesal mendengar percakapan tidak penting keduanya itu akhirnya segera membekap mulut mereka.

"Brisik lo semua, gue habisin juga kalian disini biar jadi tumbal gedung sekolah"

Jerry dan Gio meneguk ludahnya kasar. Takut juga dijadikan tumbal sekolahan. Apalagi Gio yang masih punya mimpi menikahi Rehan. Ia jelas memiliki motivasi hidup lebih tinggi.

"Kalo gue jadi tumbal, ntar yang nikahin Rehan siapa anjing?"

"Gue.. gue yang nikahin Rehan!" Jerry mendapatkan pukulan keras dikepalanya. Soal Rehan memang sangat sensitif untuk Gio.

Maklum, udah cinta mati. Mentok sama Rehan.

"Lo berdua mau bercocok tanam disini apa balik njing!?! Miris gue liatnya, sewa hotel napa!!" Jevo sudah bersiap didepan pintu sementara dua temannya itu malah saling menindih diujung ruangan.

"Oalanjinggg! Gue alpha Jev.. jangan main main lu" ucap Jerry tak terima.

"Alphamart.. ayoo!" Jevo berlari keluar lebih dulu meninggalkan Jerry yang masih mengerutu dibelakang sementara Gio menahan tawanya.

"Bangsat emang ketua gue.."

Akhirnya Jerry ikut berlari dan membiarkan Jevo memimpin jalan keluar untuk mereka. Ketiga lelaki itu dengan cepat melewati tangga darurat dan menuju ke bagian belakang sekolah.

"Anjir, kita lewat sana?" Jerry bergindik ngeri karena Jevo membawanya kearah jalan belakang yang disana terdapat kuburan warga.

"Kenapa?! lo takut?!"

Jerry menarik nafasnya panjang sebelum ikut memanjat.

"Tampang preman, liat kuburan gemeter lo" ucap Jevo dengan sangat santai.

Padahal disana Jerry sudah menahan kesalnya. Memang teman-teman Altanya tidak semanis yang dibayangkan orang-orang.

"Ayoo!" Gio mengulurkan tangannya untuk membantu Jerry.

"Tsk! Okelah"

Brak..

Mereka kembali melompati pagar dan kaki mendarat ditanah kuburan yang sedikit basah itu.

"Jev.. gelap banget sat.."

Jevo tak perduli, ia berjalan secepatnya. Mereka sedikit berlari kearah motor yang terparkir disamping sekolahan.

"Ayoo cepettt.."

Rival to LoverWhere stories live. Discover now