26. HE KNOWS

791 133 44
                                    

"Karina, dia ngeluarin sifat asli dia. Sifat dia ke Sena kayak gini, Jen."

Kemunculan Jaemin beserta ucapannya mendadak membuat kantin yang hening kembali menjadi ricuh. Jaemin berdiri di tengah-tengah kerumunan, kemudian memajukan badannya, membuat dirinya terlihat oleh Jeno, Karina dan semua orang.

"Karina—bukan orang lemah," sambung Jaemin lagi, membuat emosi Jeno seketika muncul.

"Gak usah ngomong yang gak masuk akal lo!" kata Jeno dengan tangan mengepal. Bahunya naik-turun.

Karina yang mendengar itu, seketika jantungnya berpacu cepat. Matanya sedikit membulat, menyorot Jaemin dengan sorot mata yang menyiratkan ketakutan.

"Terus yang masuk akal yang gimana, Jen?"

Kehadiran Jaemin menjadi satu hal yang menarik sekarang. Na Jaemin, pemuda yang tidak terlihat dimana pun dan kapan pun, alias tidak terkenal itu tiba-tiba muncul dan mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.

"Padahal kembaran lo sendiri udah pernah bilang kalo selama ini, cewek lo—"

"Lo sama Sena cuman mau ngerusak hubungan gue!" potong Jeno cepat dengan suara bergetar. "Lo kalo enggak bisa ngedapetin Karina, gak usah ngerusak hubungan gue dengan nyebarin rumor sampah kayak gitu!"

Mendengar itu, Jaemin yang berdiri di depan kerumunan pun menatap Jeno lamat-lamat. Tatapannya datar, namun mengintimidasi. Namun, detik kemudian, pemuda bermarga Na itu tersenyum. Senyumannya begitu manis, namun meremehkan.

"Oh, ya? Ngerusak hubungan lo? Gue sama Sena? Sena is your twins, Jen. How dare you said that she want to ruin your relationship with Karina?"

Senyumannya terlihat sangat menyebalkan di mata Jeno, membuat emosi pemuda Lee itu semakin menggebu-gebu.

"Gue? Enggak bisa ngedapetin Karina? Buat apa? Buat apa gue ngedapetin dia?" Suara Jaemin terdengar tegas, tak terdengar gentar sedikit pun. "Logika nya, kalo gue suka sama Karina, enggak mungkin gue jelekin dia. Harusnya gue jelekin lo. Harusnya gue kelai sama lo. Iya, gak?"

Lagi, ucapan Jaemin itu memenuhi kantin. Suaranya yang berat dan berani menggema sampai ke penghunjung kantin.

Jaemin menatap Jeno tajam. Tatapan datar dan dingin itu beradu, saling menusuk satu sama lain. "Lo gak inget? Kejadian beberapa minggu lalu, kembaran lo sama cewek lo bertengkar di gudang. But guess, siapa yang lukanya paling banyak?"

Mendadak, sorot mata tajam milik Jeno berubah. Seperti tatapan kosong yang sedang mengingat sesuatu. Napas nya yang memburu pun secara tak sadar mulai teratur dan tenang. Kepalan pada tangan Jeno perlahan mulai mengendur.

"I know cewek lo koma. Masuk rumah sakit. Tapi coba lo inget-inget. Pas mereka keluar dari gudang, luka siapa yang paling banyak? Diluar cewek lo koma karena benturan, luka siapa paling banyak, Jen?"

Luka paling banyak adalah Sena. Luka yang dimiliki kembarannya lebih banyak daripada Karina. Bahkan kepala kembarannya bocor.

Tapi, sayangnya tidak ada yang memperhatikan itu. Mereka semua—Jeno, mama dan papa nya hanya memperhatikan Karina. Mereka hanya marah karena gadis itu membuat seseorang koma tanpa ada yang memperhatikan seberapa banyak luka pada tubuh Sena.

Brother Sissy | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang