52. Problem

53K 8.6K 1.8K
                                    

Malam....
up 1 chapter aja untuk hari ini. Soalnya klo double up pada lupa gak vote dan komennya juga dikit 🥲 klo gak percaya bisa cek chapter 50,51 ygy padahal kemarin upnya barengan 🫠 Cerita ini gratis dan author cuma minta diapresiasi melalui vote dan komen. Jadi maap klo authornya jadi gak rajin 😆



Kegelapan terus berbisik-bisik ke telinganya, mempengaruhi suasana hati, mengacaukan pikiran dan membimbing jiwanya agar mengikuti kesesatan. Dalam kebencian yang telah memuncak, dalam ketidakberdayaan pikiran, dalam rintihan jiwa yang telah terkapar, dan dalam ego yang terluka— iblis menjanjikannya sesuatu yang besar, dan kegelapan menjadi penuntunnya untuk mencapai tujuan.

Sosok tersebut keluar dari hutan terlarang dan beberapa waktu berselang ia kembali dengan mulut, tangan dan pakaian yang berlumur darah hewan.

"Puaskan dahagamu dengan darah segar makhluk bernyawa, kenyangkan perutmu dengan jantung makhluk bernyawa, maka kekuatan kegelapan akan kau takhlukkan dengan mudah."

Sosok tersebut memang mengharapkan semuanya menjadi lebih mudah. Karena itu setelah mendengar bisikan tersebut, ia tidak perlu berpikir dua kali untuk segera menunaikannya.

Langkah membawanya masuk kembali ke dalam gua. Seiring dengan langkahnya, obor yang terpasang di dinding gua menyala dengan sendirinya. Tanahnya basah, setengah terendam, sepi tiada bunyi suara kecuali langkahnya. Terdapat ukiran dan lukisan berwarna merah darah melekat di dinding gua. Pun terdapat tengkorak dan tulang-tulang manusia ataupun hewan disepanjang jalan yang lewati sosok.

Sosok tersebut menuju lingkaran berwarna merah darah yang berada di ujung gua. Dalam lingkaran dipenuhi tulisan-tulisan serta simbol-simbol. Sosok tersebut masuk kedalam lingkaran, kemudian bersila dan bersiap melakukan ritual selanjutnya.

 Sosok tersebut masuk kedalam lingkaran, kemudian bersila dan bersiap melakukan ritual selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok Helios dan Irina berada di kamar. Entah mengapa Irina ingin menceritakan masa lalunya pada Helios. Mungkin karena kepercayaannya pada Helios yang meyakinkan Irina untuk membagi masa lalunya yang kelam tersebut.

Helios hanya menatap Irina dalam diam, mendengarkan setiap kata demi kata dan kalimat demi kalimat yang mengucur dari bibirnya. Rasanya ingin tidak percaya tapi Irina tidak mungkin mengarang cerita sepanjang ini dan sedetail ini.

"Aku kalah. Aku tewas ditanganmu dan juga guru, apimu telah memusnahkanku." Ujar Irina begitu sampai di akhir ceritanya.

"Aku? Jadi maksud perkataanmu, di masa lalu aku membakar tubuhmu itu benar adanya?" Helios membahas percakapan ambigu Irina tempo lalu.

"Ya, begitulah kenyataannya di masa lalu. Kau memang membakarku." Balas Irina membenarkan.

"Pantas saja awal sebelum kita dekat, kau terlihat membenciku." Tukasnya. Tangan Helios terulur mengusap air mata yang menggenangi wajah Irina.

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang