~lanjutan chapter 3

1.4K 100 17
                                    

Setelah selesai mengurus Aomine, Akashi pun langsung menghampiri teman-temannya kembali. Kemudian ia duduk di salah satu bangku di dalam bandara sambil mengutak-ngatik handphonenya dengan serius. Kemudian sesekali ia terlihat menghela napas. Melihat tingkah laku Akashi Kise pun memberanikan diri bertanya kepada sang kapten yang tidak lain adalah seorang titisan iblis terkejam sepanjang jalan kenangan (maksudnya sepanjang masa).

“Ano, Akashicci kenapa? Ada masalah? Ko tiba-tiba diem?”
Kise menghampiri Akashi dan mulai duduk di sampingnya.

“Ryouta…”

“Iya, kenapa Akashicci?”

“Hufh~… sepertinya kita akan menunggu di sini sekitar setengah jam lagi deh. Sepertinya Kawahara-san yang ditugaskan untuk menjemput kita masih terjebak macet di jalan.”
Akashi mengucapkannya dengan nada sedikit lemas. Tak lupa ia juga menyenandungkan setiap sumpah serapah dalam hatinya yang mengutuki Negara ini yang emang salahkan saja kalau Negara ini adalah rajanya macet.

“Oo… yawda gpp Akashicci, lagian kita juga cuma menunggu setengah jam do---“
Perkataan Kise tiba-tiba terhenti gara-gara ia melihat mata Akashi yang menatapnya dengan tatapan tajam setajam pisau dapur ibunya Giant (doraemon). Hiiihh… ngeliatnya aja udah begidik ngeri.

“Ryouta…”
Akashi mulai memanggil nama Kise dengan nada yang dingin.

“e’eeh, i-i-ya Akashicci …”

“ Bukannya kau harusnya sudah tahu Ryouta, gue itu paling benci yang namanya NUNGGU !!!”
Akashi menatap Kise dengan tatapan mengancam, sebal, dan marah.

Dan benar saja, melihat tatapan Akashi seperti itu mampu membuat bulu kuduk Kise yang mulai bergoyang oplosan gak jelas. Dan tak lupa dengan tambahan suara dering handphone salah satu orang di bandara yang bunyinya “ ha, ha…. BANTAR GEBANG DI GOYANG…. Yeah...!!!” sontak suara itu membuat bulu kuduk Kise tambah bergoyang ngebor gara-gara merinding super mendengar lagu aneh yang menantang adrenalinnya untuk bergoyang.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Kise terhanyut dalam pikiran absurd dan goyang ngebornya itu. Iapun mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke alam sadarnya. Ia mulai menggoyang-goyangkan kepalanya dan mencoba menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan untuk menenangkan dirinya. Setelah itu, tiba-tiba saja penglihatannya teralihkan oleh sesosok gelandangan di luar bandara yang begitu kumel, dengan baju compang - camping dan tak lupa dengan tubuh yang tak kalah dekil dengan Aomine. Eh, tunggu dulu…  Aomine??? Astaga… ia lupa akan keberadaan temannya yang ntah dari tadi menghilang kemana setelah bertarung dengan Akashi. Ya ampun, sekarang ia benar-benar lupa akan nasib temannya itu. Namun, sekalipun temannya itu adalah seseorang  berkulit tan yang gak waras dan berpikiran pervert. Ia masih memiliki hati untuk merasakan khawatir kepada teman setimnya itu. Dengan memberanikan diri iapun mulai bertanya kepada Akashi. Tak lupa di dalam hati ia selalu berdo’a mudah-mudahan aja SANG KANJENG TITISAN IBLIS ini gak bakal marah dengan pertanyaannya.

“hmm, Akashicci… ngomong-ngomong Aominecci ke mana, ya? Ko  dari tadi  dia gak keliatan, ya?”

Mendengar pertanyaan itu, Akashi pun mulai melihat ke arah Kise dengan tatapan acuh dan kemudian menjawabnya dengan santai.

“ hmm… dia tidur di toilet kali gara-gara abis kencan dengan gunting ku tersayang tadi.”
Akashi mengedikkan bahunya acuh kemudian mulai membuka handphonenya lagi dan mulai mengotak-ngatiknya.

~Brrr….

Bulu kuduk kise langsung berdiri lagi. Ya ampun, kencan katanya… Astaga, sudah 6 bulan Kise itu kenal si titisan iblis ini dan gak mungkin dia gak tahu makna dari kata kencan. Kise tahu banget apa arti dari kencan itu sendiri karena si titisan iblis ini memang punya 4 tingkat kekejaman yang sering di sebut dengan nama “ THE FOUR OF CRUEL” yang semuanya melibatkan pusaka tercintanya. Mulai dari tingkat rendah cara menyiksanya sampai ke tingkat pedih yang teramat pedih dengan nama-nama yang berbeda pula, yaitu :

Kuroko no Basket~TRIP TO INDONESIAWhere stories live. Discover now