54. Odd

46.3K 7.6K 1.5K
                                    

Jangan lupa vote dan wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Tak terasa hari berlalu begitu cepat. Setelah sekian lama akhirnya ketiga Mage berhasil melewati ujian dan mencapai level lima. Ketiga Mage tersebut adalah Pedro, Irina dan beberapa menit yang lalu, Helios berhasil menimbulkan kehancuran yang fatal terhadap batu putih tersebut.

Helios menatap lengan kanannya dengan wajah berbinar. Gambar semacam tato berbentuk kobaran api yang kini melekat di lengan atasnya, pertanda bahwa dirinya berhasil mencapai level lima. Gambar simbol elemen ini tidak begitu besar. Begitupun Pedro dan Irina, mereka juga mendapatkan gambar sesuai dengan elemen yang dimiliki, letaknya juga sama persis dengan milik Helios.

Usai berbincang dengan Penyihir Agung, Helios mendekati Irina. "Bagaimana, aku berhasil kan?" Bibirnya tersenyum cerah di akhir kalimatnya.

"Kau harus menciumku satu jam." Helios kembali mengingatkan taruhan mereka. "Di bibir." Imbuhnya.

Irina mengajukan taruhan, jika dalam waktu satu minggu dirinya berhasil maka Irina akan menciumnya selama satu jam. Tapi jika ia gagal, maka hubungan mereka berakhir. Tentu saja Helios tidak ingin hubungan mereka berakhir. Itu membuatnya termotivasi untuk mengeluarkan energi maksimalnya.

Pedro dan Irina terlebih dulu lulus dalam ujian ini. Itu dikarenakan, Helios kesulitan mengontrol emosinya. Membuatnya tidak fokus, kurang berkonsentrasi, sehingga energinya tidak keluar sepenuhnya. Bagaimana tidak emosi, ujian ini hampir membuatnya gila. Tidak hanya energi yang terkuras karena setiap hari mengeluarkan energi besar namun selalu menuai kegagalan, ujian ini juga memakan waktu sangat lama. Entah berapa bulan terlewatkan, mungkin di dunia nyata sudah satu bulan setengah. Dan satu minggu belakangan ini, Helios hanya melakukan meditasi untuk memaksimalkan energinya dan mengontrol emosinya. Akhirnya ia berhasil.

"Aku tidak akan ingkar janji, Pangeran." Balas Irina seraya mengulum senyum, cukup geli sebenarnya.

Pria ini harus diancam terlebih dahulu agar termotivasi. Tapi dengan cara ini ia juga memperoleh kebenaran yaitu, kebenaran bahwa Helios sangat mencintainya karena tidak ingin hubungan mereka berakhir.

Usai memberikan masukan pada dua muridnya yaitu Agra dan Darius, Penyihir Agung membawa langkahnya menuju keberadaan Helios, Irina dan Pedro, meminta mereka mendekat karena ingin menyampaikan sesuatu.

"Meski kalian telah berhasil mencapai level lima, masih banyak mantra sihir yang belum kalian kuasai. Kalian bisa memperlajari sendiri mantra-mantra yang sudah aku berikan. Kalian sudah berhasil mengeluarkan energi terbesar kalian, dengan begitu maka mantra sihir lain dapat dengan mudah kalian praktekkan." Tutur Penyihir Agung.

"Baik, guru." Jawab mereka.

"Pangeran Helios, Irina. Siapkan diri kalian untuk pergi ke hutan terlarang. Sebelum pelindung diperbarui, kalian akan masuk kesana."

Helios dan Irina mengangguk, paham.

"Kalian bertiga akan aku antarkan untuk keluar dari gua dimensi. Aku akan tetap berada disini sampai Agra dan Darius berhasil mencapai level lima." Ujarnya pada Helios, Irina dan Pedro.

Sebenarnya akan lebih baik ketiganya tetap berada di dimensi ini, mereka dapat berlatih sihir-sihir lain. Meski telah mencapai level lima, pelajaran ilmu sihir tidak berhenti sampai disini karena masih ada banyak mantra-mantra sihir yang perlu mereka kuasai.

The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang