Act 02 [Sit Tight]

56 8 0
                                    

Act 02 [Sit Tight]

12Social1 (46)

Kalya :
halooo, neneknya sera meninggal, ada yang mau ngelayat ke sana?
gue udh nanya ke bu lana, katanya kita boleh ke sana nanti balik ke sekolah di jam pelajaran ketiga
buat yang mau-mau aja ya, kalau gak mau gak apa-apa kok, lagian pak yunus juga lagi gak masuk, jadi jam pelajarannya free
gimana? pada mau gak

Malika :
gue mauuuu
kasihan sera :( turut berduka ya, ser @Seraphine

Ratna :
gue juga ikut, kal
turut berduka cita ya sayang :( @Seraphine
jadi hari ini sera gak masuk ya?

Kalya :
enggak lah
yaudah, yg mau ikut, nanti kita kumpul aja langsung di kelas. taro dulu tas kalian di kelas, nanti omongin lagi aja di kelas ya
masih pagi sih, pada belum bangun kayaknya
jam tujuh kita berangkat dari sekolah, yang telat, berangkat aja sendiri

Ratna :
okeee
📍Location
in case, ada yg mau berangkat sendiri

Kalya :
nah, itu udh di shareloc sama ratna, tau sendiri tugasnya masing-masing ya

Malika :
siap, bu ketuaaa

***

Ada rumor gak masuk akal tapi nyata soal Sera atau lebih tepatnya rumah Sera.

Beberapa anak yang pernah kerja kelompok atau sekedar main-main aja di rumahnya Sera seringkali kehilangan barangnya di sana. Walaupun Sera gak pernah terlihat memakai satupun barang yang hilang itu, tetap saja sebagai tuan rumah, Sera menjadi tersangka utamanya. Terdengar gak masuk akal karena Sera sendiri berasal dari keluarga yang mampu dan bahkan sering memakai barang bermerek—yang jelas harganya jauh lebih mahal daripada barang yang dicurinya tersebut.

Memang gak ada bukti langsung yang menuduhnya, dan entah beruntung atau tidak, tapi tidak ada yang ambil pusing soal itu. Ekspresi Sera ketika ditanyai soal hal itu terlihat begitu kebingungan hingga orang-orang sendiri merasa bingung, gadis ini memang pintar berakting atau memang tidak melakukannya.

Freesia—biasa dipanggil Chia—adalah teman terdekatnya Sera, yang paling sering mampir ke rumah Sera dan ironisnya yang paling sering kehilangan barangnya di sana. Bahkan jam tangan mamanya juga pernah hilang di rumah ini ketika mampir dulu, entah gimana caranya jam tangan yang cuman diletakkan sebentar karena mamanya mau membantu Mbak Wati untuk mencuci piring sementara Sera sendiri asyik mengobrol dengannya di kamar Sera bisa lenyap begitu saja.

Sampai ada mitos, kalau rumah ini berhantu dan yang mencuri itu sebenarnya hantu-hantu tersebut.

Chia memeluk erat-erat tas LV yang baru dibelikan papa kandungnya tersebut karena takut barang yang di dalamnya akan hilang, sementara dia masuk ke kamar Sera. Gadis itu duduk sendirian di dalam kamar sejak pagi, Akira sendiri yang meminta Chia untuk menemani Sera dan jangan sampai ada orang lain lagi yang masuk ke dalam kamar.

"Gue boleh masuk?" Sera mengangkat wajahnya sebentar lalu tersenyum tipis dan mengangguk. "Di luar temen-temen lo banyak yang datang, lo gak mau keluar?"

"Nanti aja," kata Sera yang kini sudah tidak lagi menyembunyikan wajahnya. Chia dapat dengan jelas melihat mata merah sahabatnya itu, penampilannya berantakan, benar-benar berbeda dengan imej Sera yang rapi dan selalu siap dibawa kemanapun.

Chia duduk di samping kasur Sera, tidak berani mengajak Sera untuk mengobrol atau membicarakan soal neneknya. Selain orangtuanya, Chia adalah orang yang paling tahu seberapa berharganya kakek dan nenek Sera untuk hidup gadis itu. Sera tumbuh bersama kedua orangtua ibunya tersebut, sementara kedua orangtuanya sendiri meninggalkan Sera untuk memulai kehidupan barunya, membuat Sera begitu mandiri namun juga bergantung kepada pasangan paruh baya itu. Hanya dalam jarak satu tahun Sera kehilangan keduanya, wajar kalau Sera begitu merasa terpukul.

Paint the Date RED [COMPLETED]Where stories live. Discover now