5. Back to Normal

165 8 0
                                    

"Makasih ya. Mau mampir dulu gak Jae?" Tanya Renjun yang saat ini sudah sampai di depan rumahnya, menatap Jaemin yang saat ini sedang mengatur helmet.

"Eum tidak usah deh. Lain kali aja ya Njun." Ujar Jaemin, menolak tawaran Renjun.

"Ah oke, makasih ya atas waktunya hari ini dan hati-hati di jalan!" Seru Renjun.

Jaemin tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu aku pamit dulu ya! Salam sama Appa dan Eomma-mu." Ucap Jaemin, lalu pergi dari perkarangan rumah Renjun.

Tepat setelah Jaemin pergi, Haechan pun datang bersama dengan Garam, dan masuk ke dalam rumahnya.

Iya! Rumah Haechan dan Renjun itu berseberangan. Jadi ya Renjun bisa lihat Haechan pergi dan pulang sama siapa.

Netra Rennun menatap Haechan, yang saat ini tengah menatapnya juga. Saling memandang satu sama lain, tanpa ada yang berniat untuk membuka suara, atau memutuskannya.

Sampai pada akhirnya Haechan di tarik masuk oleh Garam. Renjun hanya bisa tersenyum lalu masuk ke dalam rumah-nya.

"Renjun pulang." Seru Renjunz ketika masuk ke dalam rumahnya.

Renjun berjalan gontai menuju kamarnya. Entah, hari-hari yang Renjun jalani saat ini sangat sepi, berbeda dari yang sebelumnya. Iya! Berbeda ketika Renjun masih bersama Haechan. Hari-hari Renjun bersama Haechan itu lebih berwarna. Padahal dulu Renjun juga mengalami hari-hari seperti ini sebelum mengenal Haechan.

"Injunie, kau sudah pulang?" Seru sang Eomma yang baru saja keluar dari dapur.

"Loh Eomma? Kapan pulangnya?" Tanya Renjun yang terkejut dengan kedatangan Eomma-nya Winwin. Padahal yang Renjun tau, Winwin saat ini sedang berada di Jepang, bersama dengan Appa-nya Yuta, untuk mengurus bisnis Appa-nya yang baru saja berkembang di sana.

"Baru saja Eomma kembali. Kamu sendirian? Haechan-nya mana? Tumben dia gak sama kamu?" Tanya Winwin, yang membuat Renjun merasa kelu untuk menjawab-nya.

"Ah baru tadi pulang, kenapa gak bilang aku dulu? Kenapa tiba-tiba heum. Katanya Eomma akan pulang seminggu lagi." Tanya Renjun.

"Ah, urusan Appa-mu ternyata sudah selesai dalam kurun waktu kurang dari seminggu. Jadi, kita memutuskan untuk kembali." Seru Winwin.

"Oh iya, kamu di tunggu Appa! Dia sudah membelikan oleh-oleh untuk kamu!" Seru Winwin.

Renjun tersenyum, dan segera menghampiri Yuta, yang Renjun yakini sedang berada di halaman belakang mereka.

"Appa!" Seru Renjun, ketika sudah sampai di halaman belakang rumah mereka.

Yuta yang sedang bermain dengan Rapunzel, anjing kesayangannya pun menoleh.

Yuta langsung beranjak menghampiri Renjun. Sedangkan Renjun? Ia langsung berlari dan memeluk Yuta. Menempelkan wajahnya ke dada bidang milik Yuta.

"Puteri-nya Appa kenapa heum?" Tanya Yuta, yang sukses membuat Renjun mengeluarkan air matanya.

Entah kenapa Renjun tidak bisa menyembunyikan perasaan-nya dari Appa-nya, Yuta. Yuta selalu tau kalau anaknya sedang sedih. Jadi, Yuta akan selalu bertanya puteri-nya Appa kenapa heum? Setiap kali Renjun memiliki masalah yang membuatnya sedih.

"Appa lama banget perginya! Renjun kan kangen!" Seru Renjun, yang tidak mau bercerita kepada Yuta.

Yuta terkekeh mendengarnya. Ia segera mengelus pucuk rambut sang anak. "Maafkan Appa heum. Appa harus mengurus kerjaan Appa untuk masa depan kamu juga." Ujar Yuta.

"Tapi tenang saja. Appa sudah membelikan oleh-oleh sebagai gantinya." Ujar Yuta, melepaskan pelukkan Renjun, dan menarik Renjun pergi ke ruang keluarga.

Sampai di ruang keluarga, Yuta langsung mendudukkan Renjun di atas sofa. Membuka koper yang ia bawa, dan memberikan semuanya kepada Renjun.

"Appa! kenapa banyak banget barangnya sih?" Pekik Renjun, yang terkejut karena oleh-oleh yang Yuta berikan ternyata satu koper besar penuh.

"Sebagai ganti rasa bersalah Appa karena telah meninggalka puteri Appa yang cantik ini." Seru Yuta.

"Tapi ini terlalu banyak Appa." Seru Renjun, yang mulai melihat oleh-oleh yang di bawa Yuta.

"Ini belum seberapa sayang. Appa akan memberikan segalanya yang akan membuat-mu bahagia. Jadi, jangan sungkan untuk bercerita atau meminta sesuatu kepada Appa. Jangan bersedih, Appa tidak suka melihat kamu bersedih. Arraseo?" Ucap Yuta.

"Arraseo. Aku tidak akan bersedih Appa. Hanya saja tadi aku merasa sedih karena melihat Appa sangking lamanya aku tidak melihat Appa." Seru Renjun.

"Ah iya. Appa juga membelikan oleh-oleh buat Haechan. Nanti, kamu tolong kasih untuk dia ya." Seru Yuta, seraya memberikan 6 buah kantong belanja kepada Renjun.

"2 untuk Haechan, satu untuk Ten Eomma-nya, satu untuk Johnny Appa-nya, satu untuk Ryunjin Noona-nya, dan satu lagi untuk Hendery Hyung-nya." Jelas Yuta.

"Ah ne. Aku akan memberikannya. Haechan dan keluarganya pasti senang mendapatkan ini." Balas Renjun, yang langsung mengambil barang belajaan untuk Haechan dan keluarganya.

"Yaudah ya Appa. Injun ke kamar dulu ingin mandi. Badan Injun udah bau busuk." Ucap Renjun.

"Yak! Siapa yang berkata badan puterinya Appa bau busuk?!" Sentak Yuta yang tidak terima.

"Kata-ku." Sahut Renjun, diiringi kekehan, lalu pergi dari hadapan Yuta.

Renjun mulai menaiki untaian tangga. Menuju lantai dua, dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Melepaskan tas, koper dan barang belanjaan-nya di sudut ruangan. Setelahnya, ia langsung duduk di sofa kamarnya. Mengeringkan keringatnya sebentar, lalu langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya yang sangat tidak enak.

Setelah 30 menit berada di dalam kamar mandi, Renjun pun selesai dalam kegiatan mandinya.

Iya! Tadi Renjun sempat berendam di dalam bathup terlebih dahulu untuk menangkan pikirannya. Jadi mandinya agak lama dari biasanya.

Setelah selesai memakai baju, mengeringkan rambutnya, dan memakai perawatan untuk wajah dan tubuhnya, Renjun mulai menatap oleh-oleh sang Appa. Memasukkan-nya ke dalam lemari miliknya dengan teratur dan rapih.

Iya! Renjun itu gak suka melihat sesuatu yang berantakan. Ia akan selalu membersihkan sesuatu yang menurutnya berantakan. Selain itu, Renjun juga sangat suka kebersihan. Ia tidak suka apabila kamarnya atau ruangan yang ada di rumah ini kotor.

"Injun! Ayo makan malam!" Teriak Winwin.

Renjun mengerutkan keningnya bingung. "Sudah malam? Aku kira masih sore." Gumam Renjun, yang langsung melihat jam dan ternyata memang sudah malam.

Renjun itu tidak pernah membuka tirai rumah-nya. Jadi ya dia tidak tau apakah masih sore, atau sudah malam. udah gitu, Renjun juga jarang kekuar kalau tidak ada yang mengajaknya main, atau Haechan yang tidak mengajak-nya keluar.

"Huang Renjun! Cepat!" Teriak Winwin.

Renjun meringis dan langsung bergegas ke bawah, menuju ruang makan.

"Sabar Eomma." Ucap Renjun, ketika sampai di bawah.

Baru saja Renjun ingin duduk, bel rumahnya berbunyi. Membuat Renjun mengurungkan niatnya untuk duduk.

AFTER BREAK UP - HYUCKRENDonde viven las historias. Descúbrelo ahora