04 || Citta

91K 5.1K 448
                                    

"Ica cantik anak baik, tapi nggak dididik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ica cantik anak baik, tapi nggak dididik. Ayo ke kantin, Peli yang teraktir," ajak Ata tersenyum manis.

Visya yang semula menelungkupkan kepalanya di atas meja pun berdecak kesal. "Mulut lo lebih nggak dididik," ketusnya. Ia mendongak untuk melihat gadis yang mengajaknya. "Atarasya Azhima, bisa nggak--"

"Enggak bisa, Ca. Kurang didikan itu gelar yang cocok banget untuk lo," potong Ata dengan santai. "Setelah gue jadi teman kalian, gue semakin tau gimana seorang Elvisya Diandani," lanjutnya terkekeh.

"Sialan," umpat Visya.

"Ayo, keburu masuk," celetuk Avi.

"Gue mager, kalian aja," tolak Visya kembali menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Kejadian kemarin masih membuat kesal sampai hari ini.

Semoga saja Alzhei tidak berbesar kepala saat ia meminta bantuan berkali-kali kemarin.

Kemarin, saat Alzhei mengangkat tubuhnya sampai ke toilet, mereka tidak henti-hentinya berdebat. Namun, untuk kemarin Visya mengalah. Ia harus tunduk sementara kepada Alzhei agar cowok itu mau membantunya membelikan rok baru serta pembalut untuknya. Parahnya si Alzhei tidak mau membantunya dengan percuma, cowok itu meminta imbalan kepada Visya. Walau imbalannya untuk kebaikan Visya sendiri.

Alzhei meminta Visya berjanji agar tidak membuat ulah lagi, tidak mudah terpancing emosi saat direndahkan orang lain. Aneh, pikir Visya. Padahal Alzhei serta sahabatnya, lah, yang paling gencar menghina dan merendahkannya.

"Ica oh Ica kenape engkau murung? Macam mane engkau tak murung, pagi tadi telat, pagi tadi telat!" seru Avi. "Dihukum lagi, yaaaa," lanjutnya terkikik.

"Jadi, setelah lo tawaf ke lapangan, lo juga butuh energi sekerang. Dan energi bisa lo dapatkan dengan cara melihat cogan di kantin--"

"Heh, butuh energi, ya, makan bukan liat cogan," potong Ata. "Bukan begitu, Mrs. Peli?" lanjutnya bertanya kepada Peli.

"Hm," jawab gadis yang ditanya hanya berdeham.

"Berisik banget. Gue cuma butuh tidur bukan makan apalagi cogan. Lagian di sini mana ada cogan," gerutu Visya kesal.

"Enggak ada cogan katanya. Heh, Elvisya Didandani--"

"DIANDANI!" koreksi Ata serta Peli saat Avi mengganti nama belakang Visya.

"Bodo amat apalah itu. Gini, ya, Ica. Di sekolah kita ini bejibun cogan. Lo tinggal pilih yang bentukannya gimana. Mau macho, cool, brandal, pinter, hot, badboy, tinggal pilih aja tipe lo yang mana. Tapi-tapi kalau lo cari duren, di sekolah ini cuma satu orang, yaitu Pak Gema. Mending lo cari yang bisa digapai aja, apalagi teman-temannya Abang gue. Beeuuh, si Gara apalagi. Ekhem, si Zeon juga asksjsjsjs. Kecuali si Langit, ya. Dia mah mulutnya julid, nggak keren dia, apalagi dia sering jelek-jelekin lo," cerocos Avi.

"Peli, bawa dua temen lo dari sini. Gue makin muak dengernya," suruh Visya pada Peli.

"Iih, Visya! Gue juga temen lo, ya!" protes Ata.

𝐀𝐋𝐙𝐇𝐄𝐈𝐆𝐀𝐑𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang