"Alzhei nidurin cewek, Pa. Alzhei berbuat sebelum menikah."Deg
Agraven terkesiap mendengar itu. Pupil matanya terbuka sempurna. Tangannya terkepal kuat di atas meja depannya.
"Nggak lucu," ujarnya setelah beberapa saat terdiam.
"Apa Alzhei pernah bohong sama, Papa? Apa Alzhei terlihat bercanda?" ucap Alzhei.
Dengan berat Agraven menggeleng, tapi ia masih tidak percaya dengan apa yang Alzhei katakan. Setahunya Alzhei anak baik, tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa putranya itu akan menjadi brengsek seperti dirinya.
"Kamu ingat Mama, kan?"
Alzhei mengangguk. "Maaf ...."
"Kenapa, Alzheigara?"
Alzhei terdiam. Semua kata-kata yang sudah ia persiapkan lenyap seketika saat ditanya langsung oleh sang Papa. Lidahnya terasa kelu melihat raut wajah Agraven yang terlihat kecewa.
"Ini salah papa," ucap Agraven. "Ini karma--"
"Bukan salah, Papa! Alzhei ulangi lagi, bukan salah Papa!"
"Ini kemauan Alzhei, ini keputusan Alzhei, Pa. Nggak ada sama sekali hubungannya sama, Papa," lanjut Alzhei.
"Lea?"
"Ini Alzhei lakuin juga karena Lea, Pa," jawab Alzhei.
Agraven menghela napas panjang. Ia tau sangat susah jika berada di posisi anaknya itu, tapi bukan berarti ia melampiaskannya ke seorang gadis yang tidak bersalah dan tidak tau apa-apa.
"Tanggung jawab atas perbuatan kamu jangan sampai gadis itu menderita, jangan sampai dia menderita, Zhei ...."
"Dia nggak boleh bernasib seperti Aza," lirih Agraven.
Alzhei diam mendengar ucapan Agraven yang melirih. Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata laki-laki berkepala empat itu.
"Alzhei pasti tanggung jawab," jawab Alzhei dengan yakin.
"Siapa gadis itu?"
"Musuh Alzhei."
Alis Agraven terangkat. "Gimana?
"Mantan," jawab Alzhei singkat. Cowok itu langsung memalingkan wajahnya ketika melihat tatapan terkejut Agraven.
"Mantan?" beo Agraven. "Kapan pacarannya?" lanjutnya masih dalam ekspresi terkejut. Lagi-lagi Agraven tidak tau mengenai putranya, ia hanya tau Alzhei selalu fokus belajar. Ia tidak menyangka anaknya pernah pacaran, karena selama ini Alzhei pun tidak pernah cerita tentang hal itu padanya. Lagi dan lagi Agraven merasa dirinya adalah ayah yang terburuk di dunia.
"Tiga SMP, Pa."
"Serius masih SMP?"
"Enggak sengaja, Pa, cuma beberapa jam doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐙𝐇𝐄𝐈𝐆𝐀𝐑𝐀
Teen FictionWarning! R17+𝒁𝒐𝒏𝒂 𝒃𝒂𝒑𝒆𝒓, 𝒆𝒎𝒐𝒔𝒊 & 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒔𝒂𝒕𝒂𝒏. ══━━━━✥◈✥━━━━═ ALZHEIGARA ᵀᵒˣⁱᶜ ᴿᵉˡᵃᵗⁱᵒⁿˢʰⁱᵖ, ᵐᵃʳʳⁱᵉᵈ ᵇʸ ᵃᶜᶜⁱᵈᵉⁿᵗ! ══━━━━✥◈✥━━━━══ 𝑬𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒂𝒋𝒂. Setiap anak ingin keluarganya sempurn...