60. It's time

46.1K 7.6K 2.7K
                                    


Happy Reading...

𝓣𝓱𝓮 𝓕𝓪𝓽𝓮 𝓸𝓯 𝓘𝓻𝓲𝓷𝓪

Helios memberikan cawan yang berisi getah pohon Candel kepada Irina. Pun Irina menerimanya lalu menenggaknya hingga tandas. Selain sebagai penawar beberapa racun, getah Candel berfungsi memperkuat daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, Penyihir Agung memberikan getah Candel kepada Irina dan juga Darius.

Tangan Helios terulur menyentuh sisi wajah Irina. "Kau terlihat pucat."

"Aku baik-baik saja, Pangeran."

"Dimataku kau tidak baik-baik saja." Helios menghela napas panjang. Irina baru saja mengeluarkan cairan hitam dari dalam mulut, intensitasnya lebih banyak dibanding sebelumnya. Bagaimana dirinya tidak gusar mendapati kondisi Irina demikian?

Kutukan tersebut perlahan menggerogoti tubuh Irina. Dari hari ke hari badan Irina semakin kurus, kulitnya juga semakin pucat dan kusam. Kutukan ini benar-benar sialan! Tidak henti-hentinya Helios memaki siluman ular yang memberinya kutukan, dan kini telah berada di neraka jahanam.

Irina memeluk pria yang telah sah menjadi suaminya tersebut, "Tapi sungguh, aku baik-baik saja." Meski fisiknya tentu mengatakan hal yang sebaliknya, Irina tidak akan mengeluh dihadapan Helios.

Tangan Helios mengusap-usap punggung Irina, "Apa kau tau, kau itu cinta pertamaku." Ujarnya tiba-tiba.

"Bohong. Kau sudah tua mana mungkin baru pertama kali jatuh cinta?" Balas Irina setengah mencibir.

"Tua? Begitu menurutmu? Kau berbicara seolah usiaku sudah 50 tahun." Kata Helios yang membuat Irina tertawa kecil.

"Mungkin aku pernah tertarik pada wanita. Tapi untuk mencintai wanita sepenuh hati, sama halnya seperti aku mencintaimu sekarang— baru kali ini aku merasakannya. Jadi aku anggap, kau itu cinta pertamaku." Lanjut Helios.

"Jadi?" Irina mendongakkan wajah untuk bersitatap dengan Helios.

"Cinta pertama itu cinta yang begitu kuat, tidak akan pernah mati dan tidak akan pernah pudar. Jadi, aku akan terus menahanmu agar kau tetap sisiku. Selamanya."

"Tidak perlu menahanku. Aku juga tidak ingin pergi dari sisimu." Irina mengalungkan kedua tangannya ke leher Helios, sedikit berjinjit untuk mempertemukan bibir mereka.

Helios tersenyum tipis sebelum mereka saling memagut mesra, saling menyalurkan rasa cinta dan kasih sayang yang meluap-luap. Untuk beberapa saat, keduanya terhanyut oleh suasana nan syahdu.

Tekanan energi hitam semakin terasa, Helios dan Irina sama-sama mengurai keintiman. Kini mereka harus dihadapkan pada kenyataan bahwa segel hutan terlarang akan hancur sepenuhnya.

"Sudah waktunya." Ujar Irina.

Helios menanggapinya dengan anggukan. Ia ingin segera mengakhiri ini semua, lalu mematahkan kutukan ini agar Irina tidak lagi mengalami kesakitan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Fate Of Irina (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang