2. Sialan

15 2 0
                                    

Happy reading^^

Kopi yang diseduh air panas itu mengeluarkan aroma yang sangat harum.

Secangkir kopi dan berita di pagi hari, gabungan yang sangat sempurna bagi Bara.
Dilihat-lihat sudah seperti Bapak-bapak padahal umurnya baru menginjak 25 Tahun.

Ponsel yang berada disampingnya berbunyi.

'Mama calling...'

"Halo"

'Pagi bara..'

"Pagi ma, ada apa?"

'Tidak, memangnya menelfon anak sendiri harus ada apa-apa?'

"Bukan begitu, siapa tahu ada yang penting"

'Hari ini kau berkerja?'

"Ya, ada sesuatu?"

'Minggu depan kakek mengadakan acara kumpul-kumpul dan kau wajib hadir, tidak ada alasan menolak lagi!'

"Lihat nanti, aku sedang sibuk mengerjakan lagu baru."

'No, No harus datang'
'bersama calon menantu mama.'

"What the he-"

'Heh bara!! Berani kamu mengumpat sama mama!!'

"Maaf ma reflek"

'Pokoknya inget ya minggu depan wajib datang dan bawa calon mantu mama.'

"Iya Bara usahakan"

'Kok diusahakan harus ya bara!, kamu itu sudah cukup umur untuk menikah, biar ada yang mengurus.'

"Bara bisa mengurus semua sendiri"

'Sebisa-bisa nya kamu, pasti butuh pendamping bara, dengar kata mama.'

"Ya"

'Yasudah kalau begitu mama tutup telfon nya bye..'

"Bye ma.."

Bara mengusap kasar wajah nya, Bagaimana caranya membawa calon mantu, kekasih saja tidak punya.

Sepertinya ia harus menjalankan tips yang diberikan oleh Hasbi kemarin.
Ya, dia akan melakukannya hari ini.

•••

"Selamat pagi"

Brak!!

Sapaan pagi itu nampaknya membuat Aluna sedikit kaget, sapu halaman yang dipegangnya jatuh seketika.

"Ah maaf, pagi."

"Apa toko roti ini sudah buka?"

"Maaf, kami belum buka." Aluna melirik jam yang ada ditangan kirinya. "Sekitar 30 menit lagi"

"Kalau begitu, pesan sekarang diambil nanti apa boleh?"

"Tentu."

"Oke, dua cupcake Salted Caramel."

Aluna menyatat nya di note kecil yang selalu tersedia dikantong apron itu.

"Kalau sudah jadi tolong telfon nomor ini, aku akan mengambilnya."

Pria itu memberi note kecil yang berisikan nomornya.

"Kalau begitu saya permisi"

Diam-diam pria itu tersenyum senang.
Ini terlihat seperti modus, tapi kata Hasbi ini cara yang pasti akan berhasil untuk mendaptakn nomor si pemilik toko roti itu.

•••

Sudah 30 menit Bara memandangi ponselnya, tidak ada tanda-tanda ponsel itu akan berdering.

"Apa sudah ditelfon?"tanya Hasbi.

"Belum"

"Tunggu sebentar lagi, ini sudah hampir jam 10."

Hasbi sama berdebar nya saat menunggu dering ponsel bara.

Tak lama ponsel itu berdering, kedua nya terlonjak tanpa melihat nomor yang menelfon Bara langsung menggeser ikon angkat.

"Halo, apa sudah selesai?"

'Apanya yang sudah selesai, aku izin datang telat jalanan pagi ini sangat padat'

"Sialan."

Sambungan terputus.
Ternyata oh ternyata yang menelfon adalah Juan.

"HHAHAHAHAHA, Juan sialan." Tawa hasbi.

Bara bangkit dan berjalan ke arah jendela,
Pas sekali Aluna ada disana.
dilihat nya Aluna membuka pintu toko sambil menenteng sebuah kotak kue. Merogoh ponsel yang ada di apronnya.

Gotcha!!

Ponsel Bara berdering.

'Halo selamat pagi'

"Pagi" jawabnya sedikit dingin, berbanding terbalik dengan hatinya.

'ini dari Aluna bakery. Ingin memberi tahu kalau pesanan anda sudah siap'

"Ah baik, saya akan kesana." Sambungan terputus.

"WOHO AKHIRNYA" Hasbi teriak heboh.

Sudah jelas, Bara tersenyum sangat lebar kali ini.

"Cepat kesana jangan biarkan calon istri mu menunggu" ucap Hasbi jail.

Bara bersemu rasanya seperti geli.

Barapun langsung menuju toko roti yang berada tepat di sebrang studionya.
Dengan langkah yang terburu juga Hati yang berdebar.

^^^
•agustdayc

Why me? || Min yoongi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang