2. Berkenalan

56 19 5
                                    

Persahabatan adalah sebuah rasa yang selalu bisa berpadupadan dalam segala hal. Persahabatan mudah menjadi cinta, tapi cinta tidak mudah untuk bersahabat.

Setelah membaca sepintas kalimat dari sebuah buku yang daritadi kupegang erat, aku segera mengalihkan pandanganku pada layar handphoneku yang sedaritadi bergetar tanpa henti.

10 pesan dari Ilana Putri Agustine, salah satu teman dekatku dikelas. Ia mengingatkanku untuk segera menuju ruang aula karena hari ini kami akan membahas tugas kelompok disana. Aku pun buru-buru menuju tempat administrasi perpustakaan untuk menyerahkan kartu perpustakaanku dengan membawa dua buku yang sudah kupilih untuk kubaca.

Namun tiba-tiba.......brukkk.

Aku tak sengaja menabrak seseorang. Buku dan binderku kini terjatuh dari peganganku.

"Maaf" kataku sembari mengambil buku dan binderku yang terjatuh.

"Tidak apa-apa" jawab orang yang kutabrak sembari membantu mengambil salah satu buku yang tadi terlepas dari genggamanku.

Saat kuarahkan pandangan ke atas, aku terkejut bukan main. Orang yang kutabrak barusan ternyata adalah orang aneh yang kutemui didepan mushola dan dikantin kemarin. Ya ampun, kenapa dunia sesempit ini?

"Maaf kak." kataku sekali lagi, namun belum sempat ia menjawab, sudah kutinggalkan ia duluan, aku sungguh terburu-buru.

Ilana bilang, seluruh anggota kelompok sudah hadir kecuali aku. Dan itu tentu saja membuatku panik, makanya aku tidak peduli lagi dengan orang aneh itu. Yang penting aku sudah meminta maaf padanya.

-----

"Sorry telat" kataku begitu sampai diruang aula.

"Kamu darimana aja sih, Tania? Lama sekali." gerutu Kak Sandi Pratama, salah satu anggota kelompok tugasku. Aku sengaja memanggilnya "kak" dikarenakan ia sudah menikah, jadi itu sebagai tanda bahwa aku menghormatinya.

"Dari perpustakaan kak" jawabku sambil cengengesan.

"Yaudah, karena sudah kumpul semua, sekarang kita mulai bahas tugas kita ya..." tutur Ilana.

"Oke" jawab Felisa, salah satu anggota kelompok tugasku juga.

-----

Selesai membahas tugas kelompok yang akan dipresentasikan untuk minggu depan, kami memutuskan untuk sholat terlebih dahulu. Terkecuali Ilana dan Felisa, karena beragama non-muslim.

"Aku tunggu kamu di luar ya, Tania. Nanti abis kamu selesai sholat, kita makan dikantin." Ucap Ilana. Sedang aku hanya mengangguk menuruti.

5 menit setelah sholat, aku duduk di tangga mushola sembari memakai sepatuku. Dan saat aku sibuk membenarkan tali sepatu, kudengar ucapan salam dari sebelah kanan. Suaranya sungguh lembut, seperti suara orang aneh itu.

Karena aku penasaran, aku menengok ke arah sumber suara dan rupanya dugaanku.........benar. Mataku dan mata orang aneh itu saling bertemu, dan bodohnya tiba-tiba aku kelabakan saat tatapanku dikunci oleh tatapannya detik itu. Aku segera tersadar ketika handphoneku kembali bergetar. Ya ampun, aku baru ingat bahwa Ilana sudah menungguku lagi.

-----

Selesai makan bersama Ilana dan tentunya berbincang-bincang dengannya, terdengar suara Adzan ashar. Otomatis aku langsung pamit pada Ilana karena aku harus menunaikan ibadah sholat ashar. Anehnya sejak kejadian kemarin, setiap kali berdiri di lantai mushola, entah kenapa aku selalu mengingat orang aneh itu.

Tinta tentang PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang