]15[ Sebuah Pilihan

45 10 0
                                    

#FazaWritingMarathon
#eventmenulisfaza
#fcp
#day15 #Cita-cita/impian

CHAPTER 15

HALOOO 👋👋👋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HALOOO 👋👋👋

KETEMU LAGI, NIH

gimana, udah siap baca?

Eitsss, tapi sebelumnya jangan lupa tekan Tombol bintangnya dulu ygy

Dan Janhan lupa FOLLOW authornya supaya tau kapan cerita ini update lho

Hehe, okelah. Jangan lupa baca Sampai akhir ya

Italic/tulisan miring= masa lalu

Selamat Membaca



Anak kecil laki-laki berpipi tembem tengah duduk di sofa. Kedua tangannya sedari tadi menutup mata yang berurai air mata. Kendati demikian, suara tangisnya tak sekencang tangisan anak kecil pada umumnya.

"Kenapa nangis?" Wanita yang sedang memegang keranjang berisi baju kotor melihat putra bungsunya menangis sesenggukan. Alhasil wanita tersebut melemparkan pertanyaan sembari mengambil pakaian kotor dari tiap kamar.

"A-a-aku, diejek sama kawan-kawan, Ma. A-a-ku di-bilang cupu, di-bi-bilang banci!"

Tangis anak itu sempat mengeras, tetapi kembali pada isakan kecil. Namun, tangis itu mendadak terhenti kala ekspresi ibunya amat sinis dan berkata sambil berdecak, "Ngapain nangis? Memang kenyataannya kayak gitu!"

Wanita tadi segera menyelesaikan pekerjaannya dan berjalan ke dapur. Ia meninggalkan si bungsu yang terdiam dengan kepala yang menunduk.

Tanpa isakan, tanpa bulir-bulir air mata, pandangan anak itu terlukiskan warna kesenduan. Seolah ada belati tajam yang menembus, tetapi ia tak tau harus berbuat apa.


¤ ¤ ¤ ¤


Ruangan bernuansa putih, di mana ada sofa dan meja, beberapa orang dewasa serta anak-anak mereka tengah berkumpul. Mulai dari yang tua hingga anak kecil asik berbincang sambil bercanda dan tertawa bersama.

"Oh ya, kemarin kan Dheo dapat penghargaan di olimpiade online yang diadakan Universitas Suma. Hebat banget," ucap seorang wanita tua, yang bukan ibu Dheo.

Dheo sendiri melemparkan senyum kikuknya. Ia menggaruk bagian belakang kepala. Wanita tersebut meminta Dheo untuk duduk di sampingnya. Alhasil, lelaki berkaos putih itu menggerakkan kaki dan mendaratkan bokong di samping wanita tadi.

Topeng Untuk Luka [ END/TERBIT✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang