12. Identitas Darren Sebenarnya

144 46 3
                                    

"Tunggu! Aku ikut dengan kalian!" Teriakan itu berhasil menghentikan langkah mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tunggu! Aku ikut dengan kalian!" Teriakan itu berhasil menghentikan langkah mereka. Disusul dengan Aland dan teman-temannya.

"Aku ikut, maaf atas perkataan temanku tadi," ujar Haven dengan napas tersenggal. Ia lantas menunduk, merasa bersalah atas tindakan Jake yang mampu melukai hati mereka. Tentu Haven juga tak ingin nama Negeri Demiland rusak karena sebuah ucapan.

Ethan tersenyum dan menepuk pundak Haven. "Tidak masalah, kami paham. Mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama."

"Tapi dia keterlaluan sampai mengataimu seorang squib," ujar Chaiden, jelas saja ia tidak suka dengan orang yang merendahkan orang lain, sama saja tidak bisa menghargai.

"Sudah biasa, semua orang juga memanggilku seperti itu." Merasa suasana menjadi semakin buruk, Haven mengalihkan topik dengan mengajak mereka untuk melanjutkan perjalanan. Tanpa ada rasa perduli dengan Jake, dengan ringan tungkai mereka melangkah, tetapi Ethan menghentikan Haven sesaat.

"Tidak ada tujuan yang jelas, memangnya kau mau mengajak kita ke mana?"

"Tempat yang aman," ucap Haven dengan senyum merekah, seolah apa yang ia alami tak pernah terjadi.

"Kau tahu di mana?"

"Ya, di ujung sana ada gua, kita bisa bersembunyi di sana."

"Kau bicara seperti itu seolah sudah tahu betul tempat ini," ujar Marvin dengan senyum miringnya. Tak ada balasan, Haven hanya meliriknya sekilas.

Perjalanan terus berlanjut, tak ada perbincangan di antara mereka semua. Suara angin dan burung gagak menemani setiap langkah mereka. Aland yang biasanya banyak bicara pun diam mengikuti alur. Penampilan yang tidak lagi rapi membuat mereka tampak seperti petualang.

Tanpa sadar, Darren berjalan di belakang sedikit tertinggal dari golongan. Mata merahnya menatap punggung Haven yang tertutup jubah merah maroon. Entah mengapa ia merasa aura pemuda itu berbeda, tidak seperti yang lain. Memang di antara mereka ada yang memiliki kekuatan lebih, tetapi Haven tampak lebih istimewa.

Sean menengok ke belakang saat sadar bahwa temannya tak lagi berjalan di sampingnya. Ia menyusul Darren dan menyamakan langkah. "Kenapa melamun, kau tertinggal."

Darren sedikit tersentak dan tersenyum tipis. "Tidak, hanya lelah saja."

Sean mencebikkan bibirnya bersama dengan anggukan kepala, meragukan jawaban Darren. "Ya, meskipun wajahmu mengatakan kebohongan."

"Kau ini, mau menjadi Aland, ya?" Darren terkekeh, melirik yang ia bicarakan sedang berdebat kecil dengan Theodore. Ya, meskipun awalnya dia diam, tetap itu tidak akan bertahan lama.

Sean mengangkat bahu, seolah tak perduli dengan pertanyaan temannya. "Mungkin kekuatannya menular padaku, tapi ceritakan apa yang kau rasakan, mungkin aku bisa membantu."

Menggeleng, Darren melihat langit mulai mendung. "Tidak sekarang, aku masih belum yakin."

"Baiklah, kalau begitu kau punya hutang cerita padaku. Jangan lupa menebusnya."

The Guardians  [ENHYPEN & TXT]Where stories live. Discover now