00 - Siap Puasa Bareng Lagi?

56.4K 4.1K 3.1K
                                    

Siapa yang kangen anak-anak bujangku? 🥹

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa yang kangen anak-anak bujangku? 🥹

PERATURAN YANG HARUS DIPATUHI KALO KAMU BACA CERITA INI :

1. HARAP YANG TAU SIAPA PILAR YANG ILANG, JANGAN EMBER YAA, LUPAIN AJA SEJENAK PAS BACA CERITA INI, DI SINI SERU-SERUAN AJA

2. PLEASE BANGET, AKU MOHON DENGAN SANGAT SANGAT SANGAT, JANGAN SKIP AUTHOR NOTE, NANTI GILIRAN KETINGGALAN INFORMASI PADA NGREOG.

3. YANG KEMARIN PADA TEBAR JANJI JANJI KALO AKU BIKIN SERI KETIGA BAKAL KOMEN BANYAK, AKU TANDAIN LOH, AKU UDAH SIKRINSUT KETIKAN KALIAN.

4. TIAP CHAPTER BAKAL ADA TARGETNYA, JADI UPDATE ENGGAKNYA CERITA INI ADA DI TANGAN KALIAN, KALO MAU BACA SETIAP HARI, MINIMAL IKUT USAHA LAH 🩷

5. DISARANKAN MEMBACA SAAT SUDAH BERBUKA PUASA, KARENA OMBAK DI CERITA INI LUMAYAN BESAR DI BEBERAPA PART, KALO NEKAT BACA PAS SIANG, AKU GAK TANGGUNGJAWAB KALO PUASA KALIAN NANTI BATAL YA🥹

Selamat membaca
Prolog dulu yee buat tes 🌊
Nanti lanjutnya gimana bakal dijelasin ama anak-anak bujang aku.
.
.
.
.

Di bawah cahaya senja yang merayap perlahan, kota mulai memakai gaun senyap. Kicauan burung yang riuh rendah menyongsong senja digantikan oleh gemuruh langkah kaki yang bersahutan. Di setiap sudut jalan, lampu-lampu berwarna hangat mulai menyala, membawa suasana tenang dan penuh harapan.

Di pinggiran kota, suara ramai kendaraan dan langkah kaki pelan-pelan bergema di antara bangunan tinggi. Warung kopi yang biasanya riuh dengan obrolan dan gelak tawa, kini mengalami sedikit keheningan. Orang-orang terlihat sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Aroma makanan yang menggoda tersebar dari dapur-dapur, memenuhi udara dengan keharuman yang khas. Keluarga-keluarga berkumpul untuk bersiap-siap menyantap hidangan terakhir sebelum berpuasa. Di masjid, petugas membersihkan dan menyusun sajadah, menanti para jamaah yang akan datang untuk shalat tarawih.

Di sudut-sudut kota, bunga-bunga lampu hias mulai dinyalakan, memberikan nuansa hangat dan damai. Sebuah ketenangan menyelimuti kota, seakan memberi tanda bahwa bulan Ramadan yang penuh berkah akan segera dimulai.

Suasana serupa terjadi di Rumah Klandestin, para penghuninya penuh antusias menyambut kedatangan bulan yang suci tersebut.

Lampu hias yang dipasang Marka dan Cakra terlihat menyala dengan indah di sepanjang pagar rumah, menciptakan jejak cahaya yang berdansa di antara bayangan.

Sementara itu, dapur menjadi saksi kepiawaian Arga dalam menyusun hidangan lezat untuk makan malam. Di ruangan yang sama, Reihan mengambil bagiannya untuk membuat es buah atas permintaan teman-temannya. Aroma masakan yang menggoda dan segarnya buah berkolaborasi merayapi seluruh rumah, menyelubungi setiap sudut dengan keharuman yang menggoda selera.

Melody In Ramadan (TERBIT) ✓Where stories live. Discover now