part 33

501 23 5
                                    

     Sabar itu seluas semesta yang ada, hanya bisa di miliki oleh jiwa yang tangguh. Hari ini seorang wanita bertarung nyawa untuk satu nyawa yang akan melihat pahitnya semesta. Loluconnya cinta dan kerasnya pertanggung jawaban, Dinda dengan nafas yang terengah-engah menahan rasa sakitnya. Kini tiba waktunya ia akan menghadirkan permata hidupnya,  wajah pucat dan tatapan penuh harapan ia tunjukkan pada Ale yang kini jadi sahabatnya.

     Alena hanya bisa mengenggam erat tangan yang dingin itu. Dirinya menaruh rasa khawatir yang hebat, ia takut.

     " mbak pasti bisa " Alena tak mampu menghilangkan rasa khawatirnya, baginya Dinda sudah sama seperti kakaknya dan ia bahagia di pertemukan dengan Dinda.

     " Jangan khawatir Ale, kaponakanmu ini akan lahir dan akan membuatmu susah setiap hari aku jamin ini " Bahkan dalam keadaan seperti ini Dinda masih saja sempat melemparkan gurau annya itu.

     " Bertahanlah kak ada aku disini " Tetap saja hatinya risau, entah sebuah petanda atau memang se sayang itu Alena kepada Agatha.

     Dinda yang menyadari tatapan Alena yang khawatir kepadanya pun mulai menenangkannya

     " Hei adikku Alena, jangan terlalu cemas begitu. Aku akan baik-baik saja " Mobil pun sampai ke rumah sakit tujuan

     " Berjanjilah padaku untuk menjaga anakku nantinya Ale " Dinda semakin merasakan mulas yang amat terasa saat ini

     " Berjanjilah menjaganya Ale " Teriak Dinda sebelum masuk pintu ruangan persalinan tertutup.

     Alena menatap pintu itu dengan penuh harapan, ia berharap Dinda akan baik-baik saja bersama lahirnya bayi kecil itu

     " Bertahanlah mbak, Aku tahu anak itu anaknya Adrian " Alena menunduk, ia tahu lelaki bejat yang memperkosa wanita sebaik Dinda itu adalah kakaknya sediri. Alena mengetahui itu sejak dua bulan lalu saat tak sengaja menemukan buku diary milik Dinda dan mulai mencari tahu siapa pelakunya. Bahkan Dinda sekalipun tak tahu nama pria itu.

     Alena mencari tahunya sebab banyak nama yang ia kenal di dalam diary itu salah satunya Syifa dan keluarga Rizky dari keluarga Dharma musuh bebuyutan Adrian sang kakak.
    
      Tak butuh waktu lama akhirnya ruangan persalinan itu terbuka dan seorang dokter keluar dengan wajah tampak  kecewa.

     " Mohon maaf kami tidak bisa menyelamatkan keduanya " Ucap dokter itu menatap Gadis di depannya.

     " Enggak ini gak mungkin kan dok, mbak Dinda pasti baik-baik sajakan, ini bercanda kan " Ternyata firasat Alena sejak tadi benar adanya. Dinda meninggalkannya. Alena menjerit serta menangis melihat Dinda yang kini sudah terbujur kaku di ruangan yang menjadi saksi dia telah menjadi wanita hebat dengan memberikan hidupnya hanya untuk satu nyawa yang akan hidup namun naas Tuhan juga ikut merebutnya dari dunia.

     " Mbak ini bercanda kan, bilang sama aku mbak sekarang lagi ngerjain aku kan " tangis Alena semakin terdengar, tangannya tak hentinya mengguncang tubuh kaku itu.

     " Kamu janji akan kembali ke Indonesia mbak sama aku, kamu juga janji akan bersamaku mbak " Alena semakin terisak, air matanya tak hentinya menetes.

     Hari itu juga Alena berencana membawa jasad Dinda keluarganya bagiamana pun keluarga Dindalah yang berhak atas segalannya

     " Aku berjanji akan memberi pelajaran padanya mbak " Janji Alena menatap suasana di perjalanan menuju bandara ,bahkan langit pun seakan berduka.

     " Dan aku akan membawamu ke keluarga mu mbak " Alena kembali bertekad untuk menuntut kakaknya.

     Sepanjang jalan Alena hanya menatap nanar jalanan, pikirannya masih di hantui rasa tak percaya dengan kepergian wanita yang sudah banyak berbuat baik kepadanya.

Segores Luka Dalam CintaWhere stories live. Discover now