16_CML/Skizofrenia Paranoid!

9.6K 717 2
                                    

Disebuah ruangan terdapat seorang pria tampan yang duduk dikursi kebesaran nya, asap keluar dari mulut nya, aroma tembakau memenuhi ruangan yang tertutup itu.

"Rall" panggilnya pada asisten pribadi nya.

"Ya tuan" Asisten itu menunduk hormat dan kembali menatap tuan nya.

"Dimana data yang ku pinta?"tanya nya.

Rall meletak sebuah berkas dihadapan tuan nya.

"Berkas nya tuan"ujar Rall.

Pria itu mengambil berkas didepan nya lalu membacanya dengan seksama.

Brakkkk

"Sialan! Berani nya mereka!" berkas ditangan pria itu berserakan dilantai.

"Gurdian ast company! Ratakan semua nya!" amuk pria itu sembari membanting semua barang yang ada dimeja nya.

"sebelum nya maaf tuan, tapi dari informasi yang saya dapat Nona seperti nya sedang melakukan sesuatu yang besar untuk keluarga Gurdian" ujar Rall yang berhasil menghentikan amukan sang tuan.

"Maksudmu?" Pria itu menatap Rall tajam.

"Dari informasi yang saya dapat Nona sedang merencanakan sesuatu yang besar,bahkan tuan Benrick dilarang untuk menyentuh keluarga Gurdian" jelas Rall.

Theodore macximus  De'Luca, pria itu terdiam sejenak namun tidak lama senyum miring terpatri diwajah tampan nya.

"Gadisku memang luar biasa, Benrick cihh karna pak tua itu aku harus berpisah dari gadisku sangat lama!" decih nya.

"Rall daftarkan aku ke HSK,  aku akan bersekolah disana bersama dengan gadisku" ujar Theo.

"Tapi tuan, anda sudah lulus S2 3 tahun yang lalu,  anda ingin bersekolah lagi? "tanya Rall bingung.

The menatap tajam Rall, lalu melempar pulpen yang ada dimejanya tepat didahi Rall.

"Kau pikir aku masuk kesana karna ingin belajar pelajaran yang membosankan itu?,  tentu saja karna gadisku sialan! " marah Theo.

Nah ayo berkenalan sebentar dengan Theodore Macximus De'Luca. Theodore atau Theo  seorang pria tampan yang bisa dibilang hampir sempurna
Bukan hanya paras yang sempurna namun juga otak yang luar biasa, Theo seorang pewaris tunggal dari De'Luca MX Company seorang Billioner mudah dambaan para wanita diluarsana, memiliki perusahan dengan banyaknya cabang, beberapa jenis perusahaan yang berada dibawah De'Luca MX Company,bisa dibilang De'Luca MX Company setara dengan Killdom Company's kedua perusahaan yang saling bersaing untuk mencapai puncak tertinggi.

Namun yang namanya manusia pasti tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan Theo meski memiliki segalanya ia hanya manusia biasa yang juga memiliki kekurangan, yaitu Skizofrenia Paranoid.

Skizofrenia paranoid atau Paranoid salah satu tipe skizofrenia ketika pengidapnya mengalami delusi bahwa orang lain ingin melawan dirinya atau anggota keluarganya.
Paranoid,gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa curiga dan tidak percaya pada orang lain tanpa alasan yang jelas. Penderita penyakit ini cenderung berpikir, berperilaku, dan bertindak yang tidak biasa pada orang lain.
Penderita paranoid akan mengalami paranoia terus menerus pada orang lain. Ia cenderung menganggap orang lain akan berbuat jahat, menyakiti, atau menipu dirinya .

Theo bukanlah orang yang akan bersikap dingin atau tidak peduli jika tidak suka dengan orang, Theo akan mengatakan langsung jika ia tidak menyukai seseorang, Theo juga memiliki tempramental yang buruk, mudah marah, emosi dan mengamuk, mulut yang setajam pisau jika sudah berbicara tanpa memperdulikan perasaan lawan bicaranya.

Nah sekian dulu tentang Theo ok?,  ok back to story.

___√√√___

Sudah tiga hari Lian tidak bersekolah lagi dan tiga hari pula Ello mendiamkan nya karna tidak diizinkan Lian untuk ke apartement nya.

Luka ditubuh Lian beberapa sudah membaik, luka ditangan nya sudah membaik dan bekas nya hampir hilang hanya saja luka di leher dan dada masih basah, dalamnya goresan dileher dan dadanya menyebabkan Lian harus menjahit luka nya sebanyak 8 jahitan luar dalam begitu juga dengan dada.

Lian berjalan dikoridor yang masih sepi dengan mulut yang terus menguyah goreng pisang yang baru ia beli saat menuju sekolah , sebuah tangan melingkar dibahu nya membuat Lian menghentikan langkah nya, ia menoleh kesamping, ia melihat Zergan yang tersenyum padanya sembari tangan yang masih merangkul bahunya. Lian menoleh kebelakang dan disana terlihat 4 pemuda yang berdiri dibelakang nya.

"Makan apatu? Bagi dong"ujar Zergan dan tanpa tau malunya Zergan mencomot goreng pisang dikresek yang ada ditangan Lian.

"wehh gorengan gw" ujar Lian melototi Zergan saat melihat Zergan yang memakan goreng pisang nya.

"bagi napa, Ayang jangan pelit-pelit nanti cantik nya ilang loh"ujar Zergan sembari mencoel dagu Lian.

"halahh, bilang aja gak modal! Moge aja mahal harga miliaran, beli goreng pisang serebuan gak mampu" sarkas Lian.

Zergan memasang wajah sedih yang malah terlihat imut, Lian berusaha menahan tangan nya untuk tidak menjawili wajah Zergan saat ini.

"Ayang mah gak usah gitu, kan cuma satu yang" ujar Zergan memasang wajah melas.

"Iya serah lo dah" ujar Lian memalingkan wajahnya.

Lian melihat Karello yang baru memarkirkan motornya,dahinya menyerit saat melihat seorang siswi yang berada di jok belakang Karello.

"Cessa" guman Lian.

"LIAN! " Cessa melambaikan tangan nya saat melihat Lian.

Karello menoleh saat mendengar Cessa yang menyeruhkan nama Lian.

Tangan nya tanpa sadar terkepal erat saat melihat Lian yang pergi begitu saja setelah tatapan mereka bertemu.

"Karello, Lian kenapa?,  kok terlihat marah ya? "tanya Cessa pada Karello.

"Ello gak tau,"jawab nya polos,  Cessa terkekeh pelan lalu mengacak-acak rambut Karello gemas.

"mungkin marah sama gue,karna bareng lo"ujar Cessa.

"emm gak tau"ujar nya pelan.

___√√√____

"Kak Arellin,  Diana boleh duduk disini? " suara lembut yang dibuat-buat itu mengalihkan atensi orang yang berada di meja tersebut.

"Boleh kok"jawab Cessa dengan senyum yang dipaksakan.

"eum tapi kursinya penuh, gimana Diana bisa duduk"ujar nya menatap Gesper polos.

"udah tau penuh sana cari meja lain, masih banyak kosong"ujar Vano tanpa menatap Diana.

"eum, Kak Arellin,Diana boleh duduk disitu gak? Kak Arellin geser sedikit"ujar nya tak menyerah.

Lian menatap Diana datar, tanpa berbicara Lian berdiri dari tempatnya lalu pindah kemeja kosong yang lain.

Diana tersenyum lalu duduk ditempat Lian disamping Karello dan Gilang, baru juga duduk, Gesper, Karello dan Cessa berdiri dan pindah duduk disamping Lian.

Diana mengepal tangan nya kuat, tatapan benci nya terus mengarah pada Lian yang masih sibuk dengan makanan nya.

"Sial!  Awas lo jalang sialan! "

Holla semua nya 😆 makasih loh buat dukungan kalian, atas votenya juga.

Nih nih mimin cuma mau bilang tentang up chapters berikutnya, biasanya mimin bakal up seminggu 3 kali atau 2 hari setelah up chapters sebelum nya. Jadi buat kalian pembaca CML/Call Me Lian mohon bersabar menunggu ya  😆

Call me Lian! (Post Ulang) Where stories live. Discover now