bagian XVI

745 82 0
                                    

"Kubilang aku tak bisa. Kembali, bersama mu"

"A-apa?" Ucapnya merasa semua ini hanya lelucon.

Tidak, mari berpikir jernih. Kalau tidak bisa, bukankah aku hanya tinggal menyeretnya?. Kalau aku membuat rantai untuknya, meski dia akan marah. Tapi, aku kan hanya tinggal memohon pengampunan.

Benar, selama dia ada bersamaku, aku bisa meminta maaf. Semua akan baik baik saja.

Jayden mengulurkan tangan nya dan mencoba mengeluarkan mana nya. Mana itu harus semurni mungkin agar gadis itu tak terluka.

Shut.

Layaknya tak pernah ada, kekuatan besarnya tiba tiba lenyap begitu saja. Dia tak bisa mengeluarkan mananya.

A-apa? Manaku.. kekuatanku, menghilang.

Wushh

"Kau. Ternyata lebih terikat dari kelihatannya ya" tiba tiba seorang pria muncul dihadapan nya begitu saja.

"Dewa!" Ucap yemin berlutut segera.

"Tidurlah, aku harus menepati janjiku" ucap pria itu mengetuk dahi milik jayden.

Dalam sekejap, jayden merasa dunianya menjadi gelap. Dia tertidur begitu saja.

"Hei! Jangan kasar! Apa yang kau lakukan padanya?!" Sentak seorim saat jayden tiba tiba terjatuh.

"Tak ada, dia hanya tertidur" elak pria itu

"Sungguh?" Ucap seorim meredakan amarahnya

"Nah kalau begitu semua urusan sudah selesai kan" celetuk pria itu

"Jung yemin, kutukan kalian sudah menghilang" lanjut nya

"Terimakasih!" Ucap yemin

"Kalau begitu aku harus mengantar mereka dulu, dah" ucal pria itu lalu memasuki portal dengan membawa tubuh jayden.

.....

"Ini sudah selesai kan?" Ucap seorim dingin lalu berbalik pergi

"Saya.. sangat menyesal" ucap yemin sangat merasa bersalah

"Hentikan, sejak awal orang itu memang menargetkanku" balas seorim menoleh dengan dingin

"Pergilah, aku lelah" usirnya.

Yemin pun bergegas untuk menyingkir dari sana. Membiarkan seorim sendiri di apartement nya yang luas. Gadis itu beranjak ke dapur untuk mengambil bir di kulkas nya. Namun, dia mendapati 2 bungkus ramyun yang berada di meja bar nya.

"Ah.. kami belum memakannya" gumam seorim.

Apartement yang sunyi itu hanya di penuhi suara kompor yang sedang memasak ramyun. Seorim hanya memasak satu bungkus ramyun itu dalam diam, tak ada yang menganggu, tak ada yang berbicara. Rasanya hidupnya menjadi kosong dalam sekejap.

Tak ada suara sama sekali dari apartement yang gelap itu selain suaranya makan. Pikiran nya melayang entah kemana, dan kembali saat menyadari mie yang ada di mangkuk kini sudah habis. Setelah menyadari itu, dia pun terdiam untuk beberapa saat dan menaruh sumpit nya.

I'm Marrying The Psychopath DukeWhere stories live. Discover now