26. Paksaan

45 15 20
                                    

~Happy Reading~

Abian, dan Gilang menatap Amber yang terus-terusan memukul wajah Taksa dengan kasar, mereka berdua tau kalau Amber marah besar dengan pemuda tersebut. Mungkin ini kesempatan gadis itu untuk melampiaskan kemarahannya, apa lagi hampir seminggu dia tidak marah Taksa gara-gara Adiva tak ingin Ayah dari anaknya itu babak belur.

"Perempuan kok kasar?" pancing Taksa membuat Amber langsung melayangkan sebuah pukulan di pipi kiri pemuda tersebut.

"Yang penting bukan pengecut kayak kamu!" jawab Amber setelah melayangkan sebuah pukulan di pipi kiri Taksa.

Saat Taksa ingin membalas pukulan ke Amber, tiba-tiba saja Abian langsung menarik Amber untuk menjauh. Taksa terlalu berani untuk memukul perempuan, makanya Gilang langsung menahan tangan Taksa agar tak memukul perempuan seperti Amber.

"Kamu mau pukul Amber? Dia perempuan." ucap Gilang masih menahan tangan Taksa dengan kasar.

"Dia duluan yang memukul wajah ku! Tentu saja aku membalas pukulannya." jawab Taksa tak terima.

"Kamu pantas mendapatkan nya! Siapa suruh menghamili banyak perempuan demi menuntaskan hasrat mu?" tanya Gilang menurunkan tangan mereka berdua.

Sekarang Abian berusaha untuk menenangkan Amber yang sedang memberontak, walaupun wajahnya cantik tapi tetap saja dia harus melampiaskan kemarahannya pada pemuda bernama Taksa itu.

"Bian! Awas! Aku harus memukul wajahnya." ujar Amber mendorong wajah Abian dengan kasar.

"Eh? Ingat kamu sudah mengenakan hijab jadi jaga lah sikap dan martabat kamu pada orang lain." sahut Abian dengan nada khawatir.

Lalu Amber menghentikan pemberontakan nya, dia baru sadar kalau sekarang dia sudah mengenakan hijab dan dia harus menjaga sikap dan perilakunya pada orang lain. Amber juga menarik tangannya dari genggaman Abian, karena mereka berdua bukan mahram.

"Aku gagal untuk bertaubat, Bian!" cicit Amber.

Sedangkan Abian yang berada di sampingnya langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia tau bahwa Amber marah karena laki-laki bernama Taksa itu tak mau bertanggung jawab. Dia sedikit kagum dengan Amber, karena baru pertama kali baginya melihat seseorang membela sahabatnya dan yang paling utama sampai rela memukul wajah laki-laki itu menggunakan tangannya sendiri.

"Kamu masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri, jadi Allah mengerti kalau kamu masih banyak belajar untuk diri sendiri." jawab Abian lembut, "Aku benar-benar kagum dengan kamu yang sudah rela buang-buang tenaga demi bela sahabat kamu, Adiva beruntung punya sahabat kayak kamu." ucapnya membuat Amber langsung menoleh ke arahnya.

"Benar kah? Tapi tetap saja aku lupa bahwa aku sekarang sudah mengenakan hijab? Allah pasti marah pada ku?" Amber menundukkan kepalanya malu, dia takut jika Tuhan nya akan marah padanya jika dia sudah menodai hijabnya dengan cara berkelahi dengan seseorang.

"Keputusan kamu untuk memukul Taksa ada benarnya, siapa sih yang tidak marah jika ada seorang laki-laki brengsek macam Taksa berani menghamili temannya?" sahut Gilang membuat Taksa membulatkan kedua matanya terkejut, "Allah itu maha pengampun." tambahnya.

Sekarang Amber menatap wajah Taksa dengan tatapan lembut, lalu menarik salah satu sudut bibirnya membentuk senyuman tipis.

"Awas aja kalau kau tetap tak ingin bertanggung jawab! Maka aku akan membongkar semua rahasia mu pada orang tua mu!"

Calon Malaikat Kecil (END)Where stories live. Discover now