A-10

47.5K 4.5K 93
                                    


Kini kedua dokter itu sudah duduk bersama menunggu kedatangan gadis pasien meraka. Tak lama dari itu terlihat gadis cantik bertubuh mungil nan ramping  berjalan kemeja keduanya.

"Maaf, Tante udah nunggu lama ya?"

"Enggak juga kami baru sampai beberapa menit yang lalu."

"Sudah makan?" lanjut Tasya

Yang ditanya menggeleng pelan
"Belum, tadi sepulang sekolah langsung kesini."

Merasa terus ditatap oleh pria yang entah siapa Athalia sedikit merasa risih.

Tersadar Tasya langsung memperkenalkan keduanya.

"Ah ya.. Tante sampai lupa. Thalia kenalkan ini dokter Louis dan dokter Louis ini Thalia yang saya bicarakan waktu itu."

Louis yang sedari tadi hanya diam memperhatikan gadis cantik itu pun akhirnya mengulurkan tangan.

"Louis." ucapnya tersenyum memberi kesan baik di awal perkenalan.

Sang gadis pun menerima dan tak lupa menyebut namanya pun membalas senyum yang sangat tipis.

"Nah sekarang lebih baik kita makan dulu."

...

"Thalia kamu pasti bingung kenapa Tante mengajak dokter Louis untuk turut ikut membahas perihal kesehatanmu."

Athalia mengangguk pelan dengan netra yang menatap pria tampan dihadapannya.

"Tante akan pergi ke Urk untuk menjadi relawan disana." Tasya menjeda ucapannya untuk melihat reaksi dari Athalia.

"Maaf ya Sayang, Tante gak bisa jadi dokter kamu." lanjutnya dengan rasa bersalah.

Athalia mengangguk dan tersenyum tipis memberi tau jika ia tak masalah akan hal itu. Meski sebenarnya hatinya cukup resah mengetahui tak ada lagi sosok wanita yang mampu memberinya kasih sayang yang tak Anjani berikan.

"Athalia, jangan khawatir Nak, ada dokter Louis yang akan jadi dokter kamu dan bertanggung jawab penuh buat pengobatan kamu." Tasya mengerti ada kecemasan yang terpancar dari manik bening itu.

Sang gadis melirik pria tampan dihadapanya yang berprofesi sebagai dokter.
 
Apa dia bisa kupercaya?

Melihat keraguan dikedua manik bening itu Louis pun turut meyakinkan sang gadis, bukan apa gadis dihadapannya itu terlihat sangat berarti bagi seniornya jadilah ia berusaha membantu sebisanya.

Dari meja yang berbeda seseorang menatap tajam Athalia, rahangnya mengeras mengetahui gadis itu sedang bercengkrama asik

Bukankah harusnya dia pergi les privat bersama Thania pikirnya mengeram kesal.

Orang itu adalah Jiveer yang baru saja selesai bertemu klaiennya. Tak ambil pusing ia pun melangkah keluar restoran biarlah hukuman menanti gadis sialan itu.

...

Thania masuk kedalam rumah besar milik keluarga Smith. Ia baru saja menyelesaikan soal latihan mematikan yang ia dapatkan dari seniornya. 

Mendesah lelah, kinerja otaknya bener-benar terkuras habis meski begitu ia cukup merasa senang telah menguasai rumusnya.

"Sayang kamu baru pulang?" sapa Anjani saat melihat putrinya duduk disofa. Nampaknya sangat melelahkan hari ini.

Thania mengangguk lesu.

"Kak Lia udah pulangkan?"

"Thalia? entahlah mama tak melihatnya dari tadi, sepertinya dia belum pulang."

Athalia Secret. |Sudah Terbit|Där berättelser lever. Upptäck nu