29. UAS

533 25 1
                                    

"Apapun itu jangan sampai merusak persahabatan kita. Selesaikan dengan cara baik."

Males edit, typo? Kasihtau:(
One more, jan plagiat!

🌌⭐🌌

Bulir-bulir air mengalir dibalik kaca jendela, suasana sore ini ditemani sisa-sisa air hujan yang sempat deras tadi, padahal cuaca siang tadi sangat terik. Dan sekarang sore ini tampak begitu gelap.

Seharusnya suasana seperti ini bisa membuatnya tidur nyenyak seperti yang teman-temannya lakukan. Pandangan Genta turun ke ka bawah melihat Galaksi sedang mengeliat setelah wajahnya tertimpa lengan Vito, mereka tidur di beralaskan tikar tipis. Ketua itu diam sejenak sebelum kesadarannya kembali.

Galaksi menyingkirkan kaki kiri Joy dari perutnya. "Lo gak tidur?" Tanyanya menggaruk perutnya yang terasa gatal.

Genta mendesah pelan, "Gue masih gak percaya kalau Adek gue pelakunya. Dia bukan pengkhianat, Gal."

Ia benar-benar tak percaya apa yang dikatakan para sahabatnya tadi pagi. Adiknya tidak mungkin setega itu, benar bukan?

"Gue tau dia bukan orang seperti itu. Gue kakaknya, saudara kembarnya." Imbuhnya dengan tegas.

Galaksi mengangguk dan menguap. "Sebenernya gue juga gak percaya, semoga aja keyakinan kita bener."

"Oy, bangun." Galaksi mengguncang badan satu persatu temannya yang masih tertidur.

"Apa sih, ribet. Ngantuk gua." Galaksi menggeram kesal kemudian sebuah ide jahat hinggap di kepalanya. Dengan sengaja dia menutup kedua lubang hidung Vito yang masih tertidur, hingga beberapa detik kemudian napas cowok itu terengah-engah dengan mulut terbuka.

"Hahhh, bangsut lo, Gal." Vito bangun merentang kedua tangannya, dengan sengaja mendorong wajah Galaksi hingga terjengkang.

"Sial!" Umpatnya dan mendorong perut Vito dengan kaki kemudian tertawa melihatnya terdorong ke arah Wandi yang masih betah tidur, tanpa sadar Wandi memeluk dan kepala Vito dan mencium kepala cowok itu.

"Semoga jadi Keluarga sakinah di Rumah Sakit, wkwk." Ledek Galaksi tertawa brutal.

Genta menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napas kasar. Dia kembali menatap ke arah jendela.

Jangan buat gue kecewa, my twins.

***

Tak terasa sudah seminggu mereka diliburkan untuk persiapan UAS, akhirnya mereka bersekolah kembali.

Semenjak gadis itu pergi dari Rumah Sakit tempat pacarnya dirawat. Mereka belum bertemu kembali, lebih tepatnya Dina menghindar dan tak mau bertemu dengan kekasihnya.

Ia merasa tak habis pikir, kenapa kekasihnya itu malah bercanda yang menyakiti perasaannya? Mungkin sebagian orang menganggap sepele hal tersebut tapi dia tidak, Dina kecewa. Dia sudah melewatkan malam dengan tangisan juga kurang tidur, rela bolak-balik dari rumah ke RS, bahkan beberapa kali menginap.

Tapi kenapa Genta malah mempermainkan ke-khawatirannya?

Gadis itu memandang ke depan, semua orang sedang bahagia. Setelah Upacara selesai juga pengumuman, mereka semua diwajibkan berdoa sebelum masuk dan melaksanakan Ujian Akhir Semester.

Hukuman yang diberikan kepada Galaksi dan yang lainnya pun, diganti menjadi membersihkan seluruh toilet Sekolah.

"Gak sabar mau Porak, gue liat Kak Dion maen basket."
"UAS pertama aja belum dimulai dah bacot Porak, bego."

"Gue juga, mau liat. Gue tebak Kak Aldo pasti maen bola, ugh dia keren banget gila, gue pernah liat dia maen pas Eskul."

"Kak Galaksi, juga pasti maen basket. Tapi kalau semisal Kelas gue lawan tim Galaksi, gue tetap dukung Kelas-lah. Btw Kak Gerald beneran gak jadi pindah?"
"Iya, tadi doi lagi makan bubur di kantin, gue liat. Cakep banget jodoh gue."

My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora