#15

2.5K 225 30
                                    

Demi apaa aku udah apdet lagi...Fufufufu....

Kebetulan ide lagi ada (walopun ceritanya jadi agak GJ) *big grin

Jadi ini lebih panjang dari yang kemarin. Kalo pas pengen apdet tapi ide cekak, ya akhirnya pendek kayak part kemarin. Hehehe...


btw, entah kenapa sekarang ini kalau pencet enter pas lagi nulis, kok kayaknya jaraknya jauh banget ga kayak biasanya ya. Apa cuma perasaanku aja, ato memang watty nya sedang ada penyesuaian.


Baiklah, semoga yang ini cukup menghibur ^^


cheers

BJ


———-


Alex


"Kamu ada acara Sabtu besok, princess?" Aku menghentikan gerakan tanganku usai menyuapkan potongan steak ke mulutku. Malam ini aku mengajak Ela makan malam di salah satu cafe hotelku. Sebelumnya ia tak pernah mau. Tapi entah kenapa malam ini dia bersedia. Aku kan memang belum merayakan hari jadiku dengannya. Masa iya, nembak cewek cuma di apartemen? Ela sih tidak keberatan. Tampaknya dia bahagia-bahagia saja asal itu denganku. Tapi aku yang kurang sreg kalau tidak ada perayaan untuk hari spesial ini.


"Mmm..kayaknya nggak. Kenapa?" Ela menatapku sambil mengunyah pelan.


"Ada acara ulangtahun pernikahan emas salah satu kolega. Dirayain disini juga. Aku diundang. Mau nemenin aku?"


"Dresscode?"


"Bikini party."


"Hah? Serius?" Matanya membulat dengan alis terangkat.


"Ya nggaklaahhh...mana napsuin nonton mbah-mbah bikinian. Hahaha."


"Ck! Kirain." Ela memutar matanya lalu meminum sampanye dari gelasnya.


"Lagian kamu. Hehe. Dresscode acara gituan ya standarlah. Gaun, tuxedo."


"Yahhh kali aja mereka punya tema khusus yang mengharuskan orang pake baju khusus. Nikahan aja sekarang pake tema khusus. Harus putih semua misalnya. Apalagi ini golden wedding anniversary." Ia menatapku kesal melihatku masih menertawakannya.


"Mmm..nanti aku lihat lagi deh di undangannya."Akhirnya aku memutuskan.


"Ada kabar dari Troy?" Dia bertanya tanpa menatapku. Sebenarnya aku bertanya-tanya juga sih, sebenarnya bagaimana perasaan Ela pada Troy. Selama ini, dia selalu menghindari topik tentang Troy, menghindari kuajak ke apartemenku dan kalau toh ada pembicaraan yang menyinggung tentang Troy, dia berusaha mengalihkan.


"Nggak ada. Aku udah berusaha telpon berkali-kali tapi mati terus ponselnya. Dia itu selalu kayak gitu. Kalau lagi ada lomba, selalu serius. Ponselnya selalu mati." Aku ingat masa-masa dimana Troy selalu menghilang seperti ini. Dia akan makin tak ada kabarnya saat berada di belahan bumi lain. Aku selalu tahu sepak terjangnya melalui orang-orang yang aku minta mengawasinya. Tapi selama dia tidak menceritakan apa-apa dan tidak bersikap aneh-aneh, aku hanya diam dan cukup tahu laporan yang aku mau.

DioskouriWhere stories live. Discover now