Chapter : XVI

2.1K 302 27
                                    

Zrashhhh

Renjun mendongak menatap Jennie yang tengah mencuci piring.

"Apa kau lapar?"

"Ung?" Renjun menggeleng.

Kruukkk

"Eum.."

Jennie menunduk menatap Renjun yang tingginya hanya sampai lututnya saja.
Renjun menunduk sambil memegangi perutnya.

Jennie terkekeh.

"Tapi cacing di dalam perutmu menginginkan makanan" ujarnya lalu membasuh kedua tangannya dan mulai beralih untuk membuatkan makanan untuk Renjun.

Sesuai anjuran dokter Joy, Jennie memasak sup dan juga makanan yang sehat.

Renjun hanya memandangi Jennie sembari meremas-remas ujung baju piyamanya yang berwarna pink pemberian dari Haechan.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Jennie sudah selesai memasak.

"Kemari"

Renjun menurut.
Kemudian Jennie mendudukan Renjun di kursi khususnya.

"Aku akan menyuapi mu, tapi jangan sampai aku harus menggunakan rayuan pesawat.. aku tau kau anak yang cerdas"

Renjun mengangguk. Ya.. setidaknya meskipun Jennie itu dingin dan sedikit menyeramkan, tapi ia lebih baik dari pada Min-ok.

~[]~

Jam menunjukkan pukul 7 malam. Renjun menengok kanan dan kiri.

Sekarang ini, ia sedang duduk di sofa ruang tengah.
Sendirian..

Sunyi..

Renjun sedikit takut jika ada siluman atau hantu yang muncul, apalagi keadaan rumah gelap karena lampunya belum dinyalakan.

Tidak..

Tapi ia sangat takut karena melihat sekelebat bayangan di kamar mandi.

Meskipun kristal es itu dapat menangkal para siluman dan hantu..
Tapi tidak jarang kalau ada yang berhasil masuk menerobos dinding pertahanan rumah itu.

"Hiks.. Hung.. hiks.. cakut"

Cklek

Renjun menoleh.

Ctrek

Jennie merengut saat melihat Renjun yang duduk di sofa sambil menangis, ia lalu menghampiri Renjun.

"Kenapa kau menangis? Apa kau ketakutan? Maaf, aku tadi pergi untuk membeli bahan makanan. Aku tidak tega membangunkanmu karena kau terlihat sangat nyenyak. Kupikir aku akan kembali dengan cepat, tapi minimarket tutup, jadi aku terpaksa pergi ke supermarket" ujar Jennie sambil menaruh barang belanjaan di meja dan beralih menggendong Renjun.

Jennie menepuk-nepuk punggung Renjun pelan.

Setelah dirasa Renjun mulai tenang, ia kembali mendudukan Renjun di sofa.

"Aku membeli beberapa camilan, aku tidak tau kau suka apa. Jadi kau bisa memilihnya"

Renjun tercengang melihat makanan yang dibeli oleh Jennie.

"Ini cemua untuk njun?"

Jennie hanya mengangguk sembari menaruh sebuah plastik kecil miliknya di meja.

My Pretty PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang