Diary Depresiku-1

95 29 4
                                    

Terlalu sering menjadi cahaya untuk orang lain, hingga lupa kehidupan sendiri yang penuh kegelapan.

Terlalu sering menjadi cahaya untuk orang lain, hingga lupa kehidupan sendiri yang penuh kegelapan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Setelah hampir satu minggu Silla mendekam di kamar, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Silla turun dari angkutan umum dan memasuki gerbang utama  SMA GARUDA. Sekolah itu terkenal sebagai salah satu sekolah dengan kurikulum terbaik di Ibukota. Biaya sekolah di sini terbilang cukup mahal jika di bandingkan dengan sekolah-sekolah swasta pada umumnya. Tetapi itu semua tak menyurutkan niat para orang tua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah ini. Banyak murid yang hanya berlalu lalang tidak peduli dengan kedatangan Silla. Jika kalian kira akan ada seorang yang bertanya kepada Silla mengapa dia tidak masuk sekolah kalian salah besar.

Silla tidak mau di usik, tidak mau mencampuri urusan orang lain. Terlalu membuang-buang waktu jika harus turun tangan untuk urusan orang lain sekalipun ia mengenalnya.

"Sill"

Langkah kaki Silla terhenti ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Silla berbalik badan mencari sumber suara. Terlihat seorang gadis tersenyum sambil melambaikan tangan, berjalan mendekatinya.

"Lukanya udah sembuh?"

Silla membuka lengan baju panjang yang ia kenakan memperlihatkan luka bekas sayatannya sendiri, didepannya ini berdiri Shena Ulani yang merupakan sahabat karib Silla.

"Jauh lebih baik Shen"

"Ceritain ke gue kok bisa lo masuk Rumah Sakit?" tanya Shena mulai mengintropeksi

Silla melirik perban di tangan kirinya.

"Papa lo gak tau?" heran Shena

"Sekalipun tau dia juga gak bakal peduli!" Terangnya

"Siapa yang bawa lo ke Rumah Sakit?"

"Mbak Siti"

Mbak Siti asisten rumah tangga Silla yang dikenal dengan sifat baiknya kepada orang lain termasuk Shena. Mbak Siti bisa menjadi teman pelarian Silla setelah Shena.

Flashback on

Silla selalu ditekan untuk selalu mengikuti kemauan orang tuanya, dituntut untuk mendapat nilai sempurna.

Bara Nathaniel Gibran merupakan seorang pengacara sukses terkenal dengan semua kekayaan dan kekuasaannya. Pria itu tidak akan segan mengeluarkan perkataan kasar bahkan tamparan sekalipun, ketika mengetahui hal yang ia tidak sukai. Baginya semua orang harus tunduk padanya, sekalipun itu putrinya.

Diary Depresiku Où les histoires vivent. Découvrez maintenant