e i g h t

9.1K 881 47
                                    


Cukup lama Sagara memandang berbagai foto Nerissa yang ia dapatkan dari bawahan sekaligus orang suruhannya untuk membuntuti wanita itu seharian ini. Tadi pagi Sagara tidak sempat bertemu dengan Nerissa, selain karena terbangun kesiangan, Nerissa juga ternyata sudah berangkat dari pagi-pagi sekali dengan alasan mengantar Sakala sekolah. Namun yang didapati Sagara kini malah foto Nerissa yang tengah masuk ke dalam sebuah butik, lalu raut wajah Nerissa juga tampak berbahagia karena di foto selanjutnya wanita itu berbincang dengan seorang wanita, mereka sama-sama tersenyum bersama. Dari info yang Sagara dapatkan, wanita itu merupakan pemilik butik tersebut.

Fuck. Entah kenapa jemari Sagara mengepal kuat membuat foto itu remuk dan tak terbentuk. Matanya kembali beralih ke layar ponsel dimana Nerissa sama sekali tidak mengangkat telponnya yang sudah ke enam kali panggilan yang tak dijawab, ini memalukan, biasanya Sagara tidak pernah menghubungi Nerissa--jika kepentingan mendesak paling tidak satu panggilan saja yang dilakukan.

Rissa
Kenapa?

Pesan itu muncul bertepatan dengan panggilannya yang ditolak kali ini, Sagara menggeram tertahan dan mulai mengetikkan balasan dengan cepat.

Sagara
Angkat telpon.
Aku tahu kamu gak sesibuk itu, Ris.

Rissa
Aku mau menjemput anakku
Gak bisa angkat telpon

Sagara
Don't lie to me.
Where are you now?

Sagara mengepalkan tangannya, entah kenapa ia semakin kesal saat Nerissa hanya membaca pesannya tanpa berniat membalas padahal status sedang online. Sebelumnya Sagara tidak pernah menunggu-nunggu balasan wanita itu karena menurutnya tidak penting juga.

Rissa
Sorry, I'm busy right now, Gar
Sakala ada masalah di sekolah

Lalu di detik berikutnya status online Nerissa menghilang, Sagara yang terkejut dan langsung menelpon Nerissa ternyata tak mendapatkan apapun ketika sama sekali tidak mendapatkan jawaban, lagi. Dengan gerak cepat, Sagara langsung bangkit dari duduknya mengabaikan pekerjaan dan tangannya sigap meraih kunci mobil lalu berjalan cepat keluar ruangan. Padahal sebenarnya dari pagi Sagara tidak fokus bekerja karena kepalanya diisi berbagai permasalahannya dengan Nerissa yang entah sekarang malah semakin memperumitnya.

Ini pukul 1 siang dan memang seharusnya memasuki jam Sakala sudah pulang dari sekolah. Sagara belum pernah sama sekali menjemput anaknya pulang sekolah karena tugas yang sudah disepakati antara dirinya dengan Nerissa mengenai jam sekolah Sakala adalah diantar oleh Sagara dan dijemput oleh Nerissa. Walaupun Nerissa terkadang berperan dalam keduanya jikalau situasi tidak memungkinkan. Contohnya hari ini.

Mobil mewah Sagara memasuki area parkiran kindergarten dengan kelas terbaik di kota ini, dimana anak-anak di dalamnya adalah anak terpilih yang lahir di keluarga konglomerat. Keamanan serta pengawasan yang terjaga sangat ketat dimana orang yang masuk mesti orang-orang terdaftar sebagai keluarga terdekat murid--lepas dari itu tidak bisa memiliki akses untuk masuk apalagi menemui atau menjemput.

Sagara memang tidak pernah menjemput Sakala dan jikalau ia mengantar pun hanya sampai depan pagar lalu Sakala akan dengan mandiri masuk ke kelasnya sendiri maka tak heran jika kini orang-orang menjadikan ia fokus utama saat berjalan dengan ponsel yang menempel di telinga. Wajahnya sama sekali tidak ramah karena Nerissa masih susah dihubungi dan ketika matanya menangkap tulisan ruang guru yang di dalamnya terdapat beberapa orang, termasuk Nerissa yang tengah membantah pembicaraan, Sagara tidak bisa lagi menahan rasa amarahnya jika ia tidak masuk ke dalam.

Should Be Love? | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang