chapter 2

477 49 7
                                    

Setelah menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi, gadis berambut coklat terang itu menyambar roti di atas meja secepat kilat." Mah, aku berangkat." Teriaknya dengan keras dan segera berlari keluar rumah menyambar sepadanya yang berada disamping bagasi.

Setelah 15 menit mengayuh, gadis itu segera melihat gedung sekolahnya yang menjulang tinggi, ia tersenyum lega sesaat sebelum seorang pria tua muncul entah dari mana mulai menarik pagar agar tertutup. alis gadis itu segera berkedut, ia segera mengayuh lebih dan lebih seperti roket, untungnya ia benar -benar berhasil menyalip sebelum pagarnya benar-benar tertutup rapat. " Yess!! " teriak gadis itu dengan bangga, disusul bel sekolah yang tiba - tiba berbunyi menandakan kelas akan segera dimulai. Gadis itu pun segera meletakkan sepedanya dan berlari cepat memasuki kelas.

"hai May ?" Sapa gadis berambut coklat terang tersebut dengan penuh semangat pada teman sebangkunya yang hanya mengangguk seadanya dengan malas dan melanjutkan membaringkan kepalanya di atas meja.

" kau bergadang lagi?" tanya gadis berambut coklat terang itu sambil mengeluarkan buku tulisnya.

Gadis yang ia maksudkan tampaknya tidak tertarik untuk membalas pertanyaan teman sebangkunya itu.

" cih, dasar entah film apa lagi yang kau tonton sampai bergadang. Kau bahkan jangan - jangan belum mengerjakan PR minggu lalu bukan?" Tanya gadis berambut coklat terang itu dengan nada sindiran.

Gadis yang dipanggil May itu tetap menutup matanya dan menjawab dengan malas " Memangnya pelajaran mana yang ada PR hari ini?"

Gadis berambut coklat terang itu sedikit terkekeh. " Kalkulasi."

May hanya mengangguk pelan. "nanti ku salin ya punya mu " Ujarnya setengah sadar, sepertinya ia sudah akan memasuki dunia mimpi.

" bukannya kalkulasi jam sekarang? " gadis berambut coklat terang itu menggeleng dengan wajah heran.

Hanya dalam beberapa detik. Mata gadis yang hampir tertidur itu segera terbuka lebar. " Myori minta jawaban mu sekarang, aku akan menyalinnya sekarang. " Amay menatap gadis berambut coklat terang itu dengan wajah penuh permohonanan.

Gadis berambut coklat terang itu segera tertawa terbahak - bahak dan memberikan bukunya. " catat secepat yang mu bisa, sebelum guru galak itu masuk"
*****
Waktu telah menunjukkan jam istirahat, keduanya mengikuti orang- orang pergi ke kantin untuk mengisi perut. Sesampainya di kantin Amay bahkan memesan dua porsi bakso jumbo untuk mengisi perut mereka yang telah lama berbunyi ketika kelas berlangsung.

"May, tadi aku bermimpi , tapi sepertinya itu bukan mimpi juga sih " Ujar Myori ditengah kegiatan menyantap bakso mereka.

Amay mengeryit agak kesal. " Sebenarnya itu mimpi atau bukan?"

Myori segera menunjukkan bagian lututnya yang telah membiru dengan luka berdarah yang sudah mengering. " ini asli kan? Tapi aku memperolehnya didalam mimpi." Ujar Myori lagi.

Alis Amay semakin berkerut. " gimana caranya?"

Myori segera menceritakan segala kejadian didalam mimpi yang sangat membekas dipikirannya itu, dari kota aneh, makhluk bertudung yang aneh, orang misterius yang menolongnya, pteranodon raksasa hingga ketika ia tersandung batu hingga terbangun.

Melihat Myori menutup ceritanya dengan tatapan penuh pertanyaan padanya, Amay hanya bisa mengangguk - angguk beberapa saat dengan serius sebelum berkata kemudian. " mimpi yang sangat aneh ya? "

MYORI STORY (END)🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang