🥀PART - 19

204 28 5
                                    

Chanyeol mengerjapkan matanya mencoba membuka, kantuknya masih cukup berat menderanya. Tapi getar pada ponselnya terus mengganggunya sejak tadi. Sungguh itu sangat menyebalkan.

Membalikkan tubuhnya dengan malas lalu mengulurkan tangannya mengambil ponselnya di atas nakas.

Tanpa melihat layar, Chanyeol segera menjawab panggilan tersebut sedikit kesal.

"Yeoboseyo?"

"Aku ada di depan pintu kamarmu sekarang.---buka atau aku yang membuka paksa?"

Seketika itu juga Chanyeol segera membelalakan matanya menatap layar ponselnya marah. Memejam sesaat merutuki kesalahannya sendiri. Dan setelahnya terbangun lalu turun dari ranjang memakai kembali pakaiannya asal dan berjalan menuju pintu keluar setelahnya yang kemudian ia buka.

Bae Minjoo, istrinya ada di sini, di depan kamarnya dengan tatapan datarnya seperti biasa.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

Minjoo sejak tadi hanya diam, hanya memperhatikan tampilan suaminya itu yang amat sangat berantakan. Dan tak perlu menduga-duga ia cukup paham apa yang Chanyeol lakukan sekarang.

"Apa kalian melakukannya sampai pagi?" Tanya Minjoo lirih.

"Nde?"

"Bukan apa-apa. Bisa kau bersiap sebentar? Ada yang harus aku bicarakan denganmu sekarang."

"Mwoga?" Tanya Chanyeol bingung.

Istrinya itu tak menjawab, hanya tersenyum mengembang kembali memakai kacamata hitamnya lagi dan berbalik berjalan meninggalkan tempat.

Sedangkan Chanyeol yang melihat itupun hanya bisa terperangah bingung sendiri apa yang sedang tengah terjadi sekarang.

"Apa ini mimpi? Ada apa dengannya?" Gumamnya tak paham.



....



Minjoo meletakkan nampan keramik yang sempat di mintanya pada bagian restoran untuk membawakan secangkir teh dan juga kopi itu ke atas meja.

Memandang sebentar sosok suaminya itu yang kini tengah berdiri di dekat jendela kaca ruang kamarnya tengah melamumd diam menatap arah luar.

Tampan dan juga berwibawa, setidaknya Minjoo selalu mengagumi ketampanan seorang Park Chanyeol meski dirinya harus menutup segala kemunafikan pria itu bertingkah.

Menyajikan secangkir kopi pada Chanyeol sebelum kemudian menyeruput pelan teh hangat miliknya dengan pelan.

"Apa liburan kalian menyenangkan?" Tanya Minjoo membuka suara.

Chanyeol menoleh menatap istrinya itu dengan ekspresi datar, "apa itu hal penting yang ingin kau bicarakan?"

"Aku sungguh iri sekarang.---sayangnya aku tak mampu melawan." Ucapnya berbisik bergumam pada dirinya sendiri.

"Minjoo.."

Wanita itu mendongak menatap Chanyeol kemudian.

"Bisakah kita bercerai saja?---aku lelah." Ucap Minjoo sambil tersenyum.

"Cerai?" Kening Chanyeol seketika mengernyit tajam memandang lamat istrinya itu tak percaya.

Cerai? Apa dia sudah gila?

"Kita menikah atas dasar perjanjian dan aku pikir itu bukan jadi masalah lagi jika kita berpisah."

Chanyeol terperangah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana lalu berjalan mendekat duduk di hadapan Minjoo penuh seringai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol terperangah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana lalu berjalan mendekat duduk di hadapan Minjoo penuh seringai.

"Apa kau yakin?" Tanya Chanyeol.

Minjoo mengambil amplop coklat yang telah disiapkannya sejak tadi dan meletakkannya di hadapan Chanyeol kemudian tanpa berbicara.

Sambil menuangkan kembali tehnya ke dalam cangkir dengan tenang. Karena memang inilah yang seharusnya dirinya lakukan sejak awal.

Tanpa bertanya Chanyeol segera membuka dan membaca isi amplop coklat tersebut dengan seksama hingga selesai.

Minjoo sendiri lebih menikmati teh miliknya dengan tenang dengan perasaan senang tanpa beban.



🥀



Pintu rumah yang menjulang itupun terbuka lebar selepas beberapa mobil mewah itu baru saja sampai di halaman depan.

Minjoo berjalan anggun bersiap untuk menyambut. Ibu mertuanya telah kembali pulang dari rumah sakit setelah dokter mengatakan bahwa kondisinya sudah stabil.

"Selamat datang kembali.. eommonim." Sapanya seraya membungkukkan badannya.

Wanita paruh itu hanya menatap sekilas Minjoo tanpa menghentikan laju kakinya berjalan masuk ke dalam. Dan diabaikan bukanlah hal yang harus Minjoo permasalahkan sekarang.

Beberapa pelayan tak terkecuali bibi Na ada di sana ikut menyambut penuh suka cita sebelum kemudian menyajikan teh krisan yang baru saja selesai di seduhnya.

Minjoo ikut membantu sebelum kemudian menolehkan kepalanya menatap bibi Na lewat tatapan mata keduanya memberi isyarat.

Tak perlu menebak bagaimana raut wajah bibi Na sekarang, karena wanita itu sudah menekuk wajahnya seketika setelah mengetahui apa yang wanita Bae itu maksudkan. Maka dengan berat hati bibi Na pun membungkukkan badannya memberi salam sebelum kemudian pergi dari hadapan ketua dengan dengusan kasarnya menahan amarah tepat ketika dirinya melawati Minjoo.

Selepas bibi Na pergi meninggalkan tempat memberi waktu ruang untuk Minjoo dan ibu mertuanya itu maka wanita Bae itu tak membuang-buang waktunya.

Menuangkan teh ke dalam cangkir kosong milik ibunya itu dengan tenang mencoba mulai berbicara.

"Bagaimana kondisi ibu sekarang?" Tanya Minjoo membuka suara.

Wanita paruh itu tampak enggan berada di dekat Minjoo sekarang bahkan setelah bibi Na pergi meninggalkan keduanya.

Tak ada jawaban dan Minjoo sendiri pun sudah menduga akan hal ini sejak awal. Maka senyum tipis sedikit menyeringai pun Minjoo tunjukkan.

"Tidak perlu di jawab jika memang ibu tidak mau menjawab." Ucapnya lalu menyeruput pelan teh miliknya sebentar.

Kemudian Minjoo pun meletakkan amplop coklat yang sempat ia bawa sejak tadi dan memberikannya pada mertuanya itu setelahnya.

"Sesuatu yang ibu incar selama ini. Aku akan memberikannya, tapi ada syaratnya." Ucap Minjoo penuh seringai.

Wanita itu menukikkan alisnya menatapnya tajam.

"Apa maksudmu?"

"Setujui perceraianku dan juga Chanyeol." Tegasnya.








-Tbc

Maaf pendek, ak bener" lgi gk ada wkt buat nulis aplg ngerevisi. Jd maaf ya klo suka lama update 🙏
Ak usahakan utk tetap update kok, skalipn gk byk minat yg baca ini crita.. kyknya 😔

It's okay 👌
Tetep ak lanjut ampe ending kok, tenang aja.

[M] OTHER [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang