Bab 17 • Foto

3.4K 239 14
                                    

•Happy Reading•

*****

"Sebelumnya saya minta maaf Bu karena tidak memperhatikan kondisi Naga. Kedepannya saya akan mengecek kondisi anggota-anggota yang akan mengikuti lomba." ucap Pak Hendra. Sekarang di dalam UGD ini ada Pak Hendra, Utari dan tentu ada Naga yang duduk di tepi brankar.

Utari mengangguk paham, "Iya pak. Tapi saya harap kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi, bukan hanya sama Naga, tapi untuk yang lain juga."

Barang-barang yang tadi di bawa ke rumah sakit sudah di kemas rapi oleh Utari, termasuk baju yang tadi perawat buka di kenakan kembali oleh Naga.

Walau sudah malam tak membuat Naga mengurungkan niatnya untuk pulang malam ini karena ia tidak mau berlama-lama mencium bau rumah sakit yang membuatnya tambah pusing.

"Kamu udah baikan sekarang?" tanya Pak Hendra.

"Baikan pak, makanya saya pulang. Kalo gak baikan saya gak akan pulang." Naga nyengir lalu setelahnya meringis akibat cubitan mamihnya yang mendarat di perutnya.

Senyum yang Utari tunjukan antara merasa tidak enak dan malu. "Maafin Naga ya Pak, anaknya suka ceplas-ceplos kalo ngomong." ujar Utari sesekali menatap Naga tajam.

"Gapapa, Naga kalo lagi latihan juga suka gini jadi saya gak aneh." sahut Pak Hendra sambil terkekeh tidak aneh lagi dengan Naga.

Ceklek

Gagang pintu itu di tarik oleh Pak Hendra ke belakang supaya terbuka. Pak Hendra berjalan di depan, di susul oleh  Naga dan Utari berjalan dibelakangnya.

"Kak Naga gapapa?" tanya Vanny berjalan cepat ke arah Naga lalu menautkan tangannya.

Orang pertama yang Naga lihat adalah gadis yang berdiri bersama teman-temannya, mencoba memalingkan pandangannya ke arah lain.

Bisa terlihat jelas yang memegang erat tangannya adalah Vanny. Naga tidak membalas tautan tangan Vanny malah ia lepaskan, "Gue baik-baik aja ko."

"Tadi Kak Naga pingsan, orang pertama yang nyamperin kakak itu aku." Terkesan sangat lebay dan berlebihan memang, dengan bicara seperti itu mungkin Vanny akan dapat perhatian dari Naga. "Inget gak Kak?"

"Mana ada, orang yang nyamperin pertama kali Naga itu PMI." bisik Suzan pada Nala.

Naga menggeleng pertanda ia tidak mengingatnya.

"Bener gak inget Kak?" tanya Vanny sekali lagi.

"Udah ya, nanyanya nanti aja. Naga mau pulang sekarang."

Tawa tertahan yang berasal dari teman-teman Naga dan Nala membuat Vanny emosi sekaligus malu. Sebab yang bicara bukan lain adalah mamih Naga sendiri.

"Kalo gitu saya pulang dulu ya." Pak Hendra pamitan, "NagaKamu harus sehat ya." sambungnya.

"Cepet sembuh ya Kak Naga."

"Cepet sembuh biar ada yang gombalin kita lagi." ucap salah satu anggota cewek sembari ketawa ketiwi.

Begitulah anggota yang lain berkata pada Naga. Tidak banyak, sekitar dua belas orang yang ikut. Karena separuhnya lagi ada di suruh pulang oleh orang tuanya.

Mata Naga berkeliling mencari keberadaan Athar yang tidak ada di tengah-tengah sahabatnya, "Athar dimana, ko gak ada?"

"Biasalah.. Athar tadi pulang duluan sama Reema." balas Jaya.

"Oh," balas Naga singkat. Ia tau bahwa Athar dan Reema sahabatan dari kecil. Jadi tak aneh jika Athar selalu bersama Reema.

*****

HAI NALAWhere stories live. Discover now