12

1.2K 158 12
                                    

Satu bulan berlalu.

Jaehyuk menggosok hidungnya cukup sering. Ia terkena flu.

"Sial" umpat Jaehyuk saat otaknya sama sekali tidak bisa diajak bekerja untuk fokus.

Tugasnya akan dikumpulkan besok. Tapi Jaehyuk sama sekali tidak bisa berpikir.

Sampai akhirnya Jaehyuk memilih mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

"Hai, sayang" 

"Apa kamu sibuk?"

"Tidak juga. Ada apa?"

"Datanglah ke flat-ku sekarang"

Suara tawa ceria terdengar dari seberang telfon, "Apa ini? Kamu berniat menggodaku, Jae-ah?"

"Cepatlah"

"Baiklah ak-"

Tut!

Jaehyuk mematikan sambungan telfonnya lebih dulu kemudian melempar ponselnya. Ia merebahkan dirinya ditempat tidur. Membiarkan buku tugasnya teracuhkan diatas meja belajarnya.

Ngomong-ngomong, Jaehyuk sudah pindah ke flat yang lebih layak pakai. Itu semua karena Jeongwoo.

Jeongwoo memaksa Jaehyuk untuk tinggal bersama di apartementnya tapi Jaehyuk terus saja menolak.

Jadilah mereka memilih jalan tengah. Jeongwoo membelikan flat sederhana untuk Jaehyuk.

Awalnya Jeongwoo akan membelikan apartement tapi Jaehyuk lagi-lagi menolak.

Ia membiarkan matanya terpejam. Tidak tidur, hanya menutup mata. Lagipula Jaehyuk menunggu kedatangan Jeongwoo.

30 menit kemudian.

"Kamu tidur?"

Jaehyuk membuka mata. Jeongwoo sudah datang. Tengah mendekat kearahnya.

Tangan besar Jeongwoo mengelus kepala Jaehyuk kemudian menyentuh ujung hidung Jaehyuk yang memerah.

"Terkena flu, huh?"

Jaehyuk mendudukan dirinya, "Sepertinya karena aku sering pulang malam satu minggu ini"

Jeongwoo duduk disebelahnya, merapikan poni Jaehyuk yang sedikit berantakan.

"Berhenti bekerja kalau begitu"

Jaehyuk menatap Jeongwoo, "Aku butuh uang untuk hidup"

"Jual saja tubuhmu padaku" balas Jeongwoo.

Membuat Jaehyuk sontak memukul lengan Jeongwoo. Jeongwoo tertawa.

Selalu seperti itu. Jeongwoo dan pikiran kotornya.

Jaehyuk bangkit dan meregangkan tubuhnya, "Kerjakan tugas matematika itu untukku" kata Jaehyuk menunjuk buku diatas meja belajarnya.

Jeongwoo meliriknya sekilas.

"Aku akan membuat makanan untuk kita" kata Jaehyuk dengan bergerak ke dapur.

Jeongwoo menahan tangan Jaehyuk, "Tapi aku tidak lapar"

"Aku yang lapar" 

Jeongwoo kemudian tersenyum.

"Kalau begitu, aku mau ramyeon" kata Jeongwoo semangat.

Jaehyuk mendecih. Kata tadi tidak lapar.

Jaehyuk akhirnya membuat ramyeon dan nasi goreng untuk keduanya.

Diluar mulai hujan. Sangat pas untuk menikmati makanan yang hangat.

"Jae-ah, apa ini tugas untuk besok?" tanya Jeongwoo.

Belong to YouWhere stories live. Discover now