13

1.2K 155 7
                                    

Dari gerbang sekolah sampai hampir ke kelas. Jeongwoo tidak melunturkan senyumnya.

Bagaimana tidak?

Sekarang Jeongwoo dan Jaehyuk berangkat bersama, berjalan ke kelas bersama. Dan yang terpenting adalah!

Jeongwoo bisa merangkul bahu Jaehyuk.

Jaehyuk sendiri yang mengijinkannya.

"Bibirmu akan sobek jika terus tersenyum selebar itu" komentar Jaehyuk.

Jeongwoo menoleh, "Jika bisa aku malah ingin tersenyum lebih lebar lagi"

"Aku benar-benar bahagia hari ini"

Jaehyuk balas menatap Jeongwoo, "Hanya hari ini? Besok kamu tidak bahagia? Begitu?"

Jeongwoo menggeleng, "Tentu aku akan bahagia seterusnya. Selama Jae-ah ada disampingku, aku akan selalu bahagia"

"Benarkan, Jae-ah?"

Jaehyuk hanya bergumam.

Seolah tidak peduli. Padahal dalam hati ia ingin berlari karena saking malunya.

Jaehyuk tersipu.

Sampai,

"Apa kalian akan menghalangi jalan sepanjang waktu?"

Suara berat Haruto membuat Jeongwoo maupun Jaehyuk menoleh.

Disana. Haruto dan Junkyu tengah berjalan bersama.

Ahh ngomong-ngomong. Mungkin anak-anak sudah tau bahwa Haruto dan Junkyu berkencan.

Hubungan antara laki-laki. Tidakkah dilarang?

Memang siapa yang berani melarang jika akibatnya akan digilas dengan mobil Haruto?

Junkyu tersenyum, ia menatap tangan Jeongwoo yang masih merangkul Jaehyuk.

"Aku tidak tau kalian sedekat ini" kata Junkyu.

Jeongwoo balas tersenyum lebar, "Kamu akan lebih kaget jika aku mengatakan kami berkencan. Benarkan, Jae-ah" kata Jeongwoo pada Jaehyuk dengan semangat.

Haruto menatap Jeongwoo kemudian Jaehyuk.

"Ketua kelas" panggil Haruto.

Jaehyuk menoleh.

"Apa Jeongwoo mengancammu?" tanya Haruto.

Membuat keadaan sunyi.

Dan!

"Brengsek! Urusi saja urusanmu" kata Jeongwoo dengan mengayunkan kakinya untuk menendang Haruto.

Namun Haruto lebih dulu menghindar.

"Aku hanya bertanya. Lagipula kamu adalah bajingan. Bagaimana mungkin, ketua kelas mau berkencan denganmu" balas Haruto. Masih tidak mau kalah.

Jeongwoo mendecih dan mendekat, "Lihatlah siapa yang berbicara. Jika aku bajingan maka kamu adalah manusia sampah"

Haruto menaikkan kedua alisnya. Ia tertarik melanjutkan.

"Kamu-"

"Apapun hubungan kalian. Aku turut senang. Sampai jumpa dikelas" Junkyu memotong perkataan Haruto. Menutup mulut Haruto dan menariknya pergi.

"Kamu menyebalkan" kata Haruto saat keduanya sudah berjalan menjauh.

Junkyu mendecakkan lidahnya, "Jangan banyak bertingkah. Kamu harus membelikanku sarapan. Jika kamu bertengkar itu akan membuat aku pingsan kelaparan"

Raut wajah Haruto menjadi lembut.

Ia lupa, bahwa Junkyu-nya belum memakan apapun untuk sarapan.

"Apa yang ingin kamu makan?"

Belong to YouWhere stories live. Discover now