GDS | 05

6.1K 194 6
                                    

HAPPY - READING

••🦁••

Sejak lima belas menit yang lalu, Isvey terus murung di kelas seperti mayat hidup. Bahkan gadis itu tidak mendengar satu pun penjelasan guru PKN di depan sana, otaknya masih terus memikirkan masalah yang lalu.

Cindy, teman yang duduk satu bangku dengannya pun sontak menegur temannya itu lantaran guru PKN di depan sana terus memperhatikan Isvey. "Vey, jangan bengong, kesambat setan baru tau rasa lo," kata Cindy.

"Cin, aku mau ke toilet dulu, ya," kata Isvey tiba-tiba.

"Mau ngapain?" Pasalnya, tidak biasanya Isvey mau ke toilet seorang diri.

"Cuci muka aja, ngantuk banget mata aku," katanya tidak berbohong.

"Ya, udah, sana cepetan, jangan lama-lama." Isvey mengangguk patuh lalu segera beranjak dari duduknya dan tak lupa izin terlebih dahulu kepada guru PKN yang mengajar di kelasnya.

Sejujurnya, selain mengantuk mendengar ceramah panjang dari guru PKN tadi, Isvey juga malas berada di kelas. Lebih baik ia pergi saja untuk menghilang rasa malasnya di kelas.

Tujuannya saat ini adalah pergi ke toilet. Namun, belum sempat Isvey melanjutkan langkah kakinya, tiba-tiba saja ada seseorang yang mencegatnya membuat Isvey mau tidak mau harus berhenti.

"Mau ke mana, hm?" tanya seseorang dari belakang.

Seketika bulu kuduk Isvey merinding mendengar suara berat dan serak itu. Isvey tidak mau menoleh karena itu akan sia-sia, lagipula Isvey sudah bisa menebak siapa pemilik suara itu.

Ternyata, lelaki yang tadinya berada di belakangnya malah berjalan dan sekarang sudah berada di hadapannya. Tatapannya terus menyorot tajam membuat Isvey semakin dibuat ketakutan.

"Mana kaki lo? Sini gue patahin!" pintanya tegas.

Lagi-lagi buluk kuduk Isvey merinding, ia mundur beberapa langkah guna memberi jarak dari tubuh lelaki itu. "K-kak Gio." Lihat saja, bahkan suara Isvey mendadak bergetar. "Kak Gio belum pulang?" Dengan bodohnya Isvey malah bertanya hal seperti itu.

"Mana yang tadinya sok berani kabur dari gue?" tanya Gio. "Sekarang nggak mau coba kabur lagi?" Gio sengaja mencondongkan kepalanya membuat Isvey menjauhkan kepalanya dari lelaki itu. "Coba kabur lagi sana, gue mau lihat sebesar apa keberanian lo."

Nyali Isvey tiba-tiba menciut kecil, gadis itu menunduk tidak berani menatap mata Gio yang semakin tajam seolah hendak menusuk matanya. Kalau sudah begini ceritanya, Isvey hanya bisa pasrah kepada sang pencipta.

"Bisu lo?" tanya Gio, kali ini suaranya semakin tinggi dari yang tadi. "Jawab!"

Isvey dibuat terperanjat mendengar suara bentakan dari Gio. Sebenarnya Isvey sudah biasa mendapatkan hal ini, tapi tetap saja ia masih takut apalagi lelaki itu adalah Gionino Leonard.

Geram sekali Gio melihat Isvey yang mendadak jadi patung seperti ini. Karena kesal, akhirnya Gio menyeret pergelangan gadis itu untuk mengikutinya. "Ikut gue!"

"Kak Gio, pelan-pelan, sakit tau," kata Isvey. Tarikan Gio di pergelangannya terasa sangat sakit sekali.

Gio tidak peduli, malahan lelaki itu semakin mempercepat langkah kakinya. Sampai akhirnya mereka berhenti di depan toilet laki-laki membuat pikiran Isvey semakin tidak tenang.

GIONINO'S DARK SIDE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang